34

1.5K 219 11
                                    

Mata yang terpejam itu perlahan membuka. Dengan keringat yang membasahi keningnya, Sehun menghela nafas kasar. Dilihatnya jam di dinding yang masih menunjukkan pukul satu dini hari.

Ya, pria itu kembali di usik dengan mimpi buruk yang sering kali mengganggu tidur pulasnya. Ia mengalihkan pandangannya pada Sooyoung yang tertidur membelakanginya.

Perlahan pria itu mendekat, mengalungkan lengannya pada tubuh gadis itu dan memeluknya erat. Membuat Sooyoung perlahan membuka mata begitu merasakan pelukan hangat sang suami.

"Kau kenapa?"

Tanya Sooyoung sembari menggerakkan tangannya mengusap punggung tangan Sehun yang melingkar di pinggangnya. Pria itu hanya menggeleng pelan dan menenggelamkan wajahnya di punggung sang istri.

Perlahan gadis itu melepas pelukannya dan berbalik menghadap Sehun yang memandangnya begitu sendu. Ia menggerakkan tangannya pada wajah tampan sang suami. Mengusap kening berkeringat pria itu.

"Kau mimpi buruk lagi rupanya."

Perlahan, Sooyoung menarik tubuh kekar itu dan memeluknya. Membiarkan sang suami menyandandarkan kepala di dadanya. Dapat Sooyoung rasakan pria itu mempererat pelukannya dan kembali menghela nafas kasar.

"Maafkan aku."

"Untuk?"

"Mengganggu tidurmu."

"Tidak apa-apa."

Sahut gadis itu memberi tepukan-tepukan ringan di punggung lebar suaminya. Seketika, perasaan-perasaan yang berkecamuk dihatinya sejak tadi siang hilang begitu saja. Pada akhirnya ia tak mampu mengacuhkan pria itu terlalu lama. Sehun yang terlihat begitu rapuh adalah kelemahan baginya.

-

"Kau akan pulang lebih awal lagi nanti?"

Tanya Sooyoung yang kini sibuk memakaikan dasi pada pria dihadapannya.

"Kabari aku jika kau pulang lebih awal atau pulang terlambat."

"Memangnya kenapa?"

"Jadi aku bisa menyiapkan air hangat untukmu."

Sahut gadis itu sembari tersenyum. Ia melepaskan dasi di genggamannya dan menjauhkan jarak mereka. Memperhatikan sang suami untuk beberapa saat.

"Sempurna. Benar-benar tampan."

Pujinya membuat Sehun tersenyum tipis.

"Ayo kita turun ke bawah dan sarapan. Aku memasak banyak hari ini."

"Aku tak bisa ikut sarapan."

"Kenapa?"

"Ada rapat pagi yang harus kuhadiri hari ini."

"Benarkah? Kalau begitu aku akan menyiapkan bekal untukmu."

"Tidak usah. Aku bisa makan di kantor."

"Kau akan makan makanan cepat saji lagi? Itu tidak sehat."

Ucap Sooyoung seraya bangkit dan hendak berjalan lebih dulu.

"Apa kau sudah merasa lebih baik?"

Pertanyaan pria itu membuat langkahnya terhenti. Tak berniat berbalik dan hanya berdiam di tempat.

"Kau banyak bicara hari ini."

"Ah.."

"Sooyoung.."

"Hm?"

"Park Sooyoung.."

"Hm.."

"Jika ada yang mengusik pikiranmu, maukah kau mengatakannya padaku?"

Limitless [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang