40

1.5K 218 28
                                    

"Aku dengar kak Joohyun baru saja membeli ikan koi."

"Lalu?"

Tanya Sehun dengan pandangan yang masih ia fokuskan pada kumpulan berkas dihadapannya. Saat ini keduanya tengah berada di ruang kerja pria itu. Mau tak mau ia terpaksa membiarkan Sooyoung menemaninya karena sejak tadi istrinya itu tak ingin berjauhan darinya.

"Aku ingin memeliharanya juga."

Sahut Sooyoung yang kini berada di samping Sehun. Memberi pijatan-pijatan lembut pada bahu sang suami. Terdengar helaan nafas pelan pria itu sembari melepas kacamatanya.

"Aku akan membuatkan kolam ikan untukmu besok."

"Em tidak. Bukan kolam ikan."

"Lalu?"

"Aku ingin menaruhnya di kolam renang."

Sehun mengerutkan keningnya, kembali dibuat heran dengan permintaan sang istri yang kian hari semakin tak masuk akal baginya.

"Setelah menyuruhku tidur di kamar bibi Kim, menanam bunga bangkai, memisahkan biji buah naga, dan sekarang kau ingin menaruh ikan koi ke kolam renang?"

"Kau bahkan tak mau menanam bunga bangkai."

"Karena itu hal yang tak masuk akal."

Sahut Sehun yang kini menatap gadis itu kesal.

"Sooyoung, apa kau yakin ini keinginan bayi kita? Kau tidak sedang menguji kesabaranku kan?"

"Untuk apa aku melakukannya?"

Ujar Sooyoung tak kalah kesalnya. Gadis itu memilih kembali duduk di sofa dan mulai menyalakan televisi. Sementara Sehun kembali memfokuskan diri dengan pekerjaannya.

"Ini sudah malam. Sebaiknya kau tidur."

Ucap Sehun setelah keheningan yang cukup lama ia rasakan. Bermaksud baik namun gadis itu menanggapinya dengan makna berbeda. Ia kembali menatap sebal pada sang suami.

"Apa kau mengusirku?"

"Tidak. Bukan begitu."

Tak mau mendengar perkataan sang suami, gadis itu pun bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan ruangan. Membuat Sehun kembali menghela nafas dan mengusap kasar wajahnya. Ia meraih ponselnya dan melakukan sebuah panggilan.

"Hm?"

"Apa wanita hamil memang selalu memusingkan?"

"Sooyoung lagi?"

"Semakin hari permintaannya semakin aneh saja."

"Bersabarlah. Ini tak akan lama. Joohyun hanya menyiksaku selama dua bulan. Setelahnya permintaan yang ia lontarkan kembali normal. Istrimu juga akan begitu nanti."

"Aku harap memang begitu."

"Kau menelfon dan menggaggu tidurku hanya untuk mengadu?"

"Aku tutup telfonnya."

Ujar Sehun memutus panggilan begitu saja.

-

"Kau sudah tidur?"

Tanya Sehun yang memutuskan untuk mengakhiri pekerjaannya. Selimut yang menutupi wajah gadis itu perlahan terbuka dan menatap Sehun yang berada di ambang pintu.

"Aku tak bisa tidur."

Sahut Sooyoung yang kini mengubah posisinya menjadi duduk. Pria itu menjalankan kursi rodanya hingga kini berada dihadapan Sooyoung.

"Bagaimana dengan mualmu? Apa kau masih sering merasa mual?"

"Terkadang. Tapi tak sesering yang sebelumnya."

"Apa ada yang ingin kau makan?"

"Ini sudah malam. Kasian pelayan jika harus membangunkan mereka."

"Jadi kau lapar?"

"Tidak juga."

Mendengar jawaban sang istri, Sehun kembali tersenyum.

"Mau menonton film?"

"Hm?"

"Kau bilang ingin menonton ini."

Ujar pria itu sembari memperlihatkan sebuah kaset DVD.

"The Vow.."

Seru Sooyoung dengan senyum yang kini menghiasi bibir cerinya. Tanpa menunggu lama, gadis itu pun mulai menyalakan DVD Player dan mengajak Sehun untuk duduk di sebelahnya. Menikmati adegan demi adegan yang mereka tonton.

Gadis itu mengambil posisi ternyaman dengan menyandarkan kepalanya di bahu lebar sang suami. Sesekali mengomentari adegan yang ia rasa begitu manis. Dan Sehun pun turut larut dalam alur cerita yang disajikan. Hingga suara isak tangis mengalihkan perhatian pria itu dari layar dihadapannya.

"Kau kenapa?"

"Tidakkah itu menyakitkan?"

"Hm?"

"Mereka bahkan baru menikah. Tapi kecelakaan itu merenggut kebahagiaan mereka. Dan Leo bahkan harus berjuang seorang diri untuk membuat Paige kembali mencintainya."

Tangis gadis itu semakin pecah beda halnya dengan Sehun yang terkekeh pelan melihat sikap sang istri yang sejak kehamilannya menjadi sangat sensitif.

Dengan lembut, ia menggenggam tangan Sooyoung. Membuat tangis gadis itu perlahan mereda. Dilihatnya sang suami yang kini menatapnya begitu teduh.

 Dilihatnya sang suami yang kini menatapnya begitu teduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Mereka akhirnya hidup bahagia."

"Tapi mereka juga hidup tersiksa sebelumnya."

"Bukankah yang terpenting adalah bagaimana akhir dari kisah mereka?"

Sooyoung terdiam. Menatap sang suami yang tersenyum tampan. Melayangkan kecupan lembut di kening gadis itu seraya mengusap puncak kepalanya.

"Aku mengantuk. Ayo kita tidur."

Ujarnya dan diangguki pelan oleh Sooyoung.

~~~

Limitless [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang