Sudah dua hari berlalu semenjak Sehun mengetahui perihal kehamilan Sooyoung. Sejak saat itu pula tak banyak pembicaraan diantara keduanya. Seolah mereka diajak bernostalgia ke masa dimana mereka baru saja menikah.
Sikap dingin pria itu kembali datang menghampiri. Sementara Sooyoung, walau ia merasa sedih akan hal itu setidaknya ia merasa sedikit lega. Karena respon yang pria itu perlihatkan tak seperti yang ia pikirkan. Tak ada kalimat atau sikap kasar. Ia hanya kembali menjadi Sehun yang dingin.
Seperti saat ini misalnya, suaminya itu telah berangkat bekerja sejak pukul enam pagi. Dengan alibi ada banyak pekerjaan anak buahnya yang harus ia pantau. Dan Sooyoung hanya mengiyakan ucapan pria itu tanpa bertanya lebih lanjut.
Gadis itu kini terduduk di taman miliknya. Memandang beberapa tanaman yang tumbuh dengan subur. Diiringi hembusan angin yang menyapanya dengan lembut hingga kehadiran Soojung mengalihkan perhatiannya.
"Nyonya, ketua Kim datang berkunjung."
Tanpa menjawab, ia pun bangkit dan bergegas meninggalkan taman dengan diikuti sang sekertaris.
"Nenek.."
Sapa Sooyoung dengan senyuman manisnya begitu melihat keberadaan Jung Ran di ruang tengah. Wanita paruh baya itu bangkit dan berjalan mendekat. Memeluk hangat cucu menantu satu-satunya yang ia miliki.
"Mengapa kau tega sekali merahasiakan hal sepenting ini dari nenek?"
"Maafkan aku. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk memberitahukannya."
Sahut Sooyoung seraya mengusap pelan perutnya. Pandangan Jung Ran turut tertuju pada perut gadis itu. Ia menggerakkan tangannya dan membelai lembut perut Sooyoung.
"Berapa usianya?"
"Minggu keenam."
"Ah dia masih kecil."
Sahut Jung Ran begitu gemas. Tak sabar menanti kehadiran cicit pertamanya.
"Apa Sehun pergi ke kantor?"
"Iya."
"Aku sudah memintanya untuk sering di rumah. Dasar anak itu benar-benar gila kerja."
"Tidak apa nek. Disini banyak yang menjagaku."
Sahutnya seraya mengedarkan pandangan ke beberapa pelayan dan juga bodyguard yang berjaga.
"Ah benar. Aku membawakan sesuatu."
Senyum di bibir Jung Ran kian mengembang begitu ia memperlihatkan sebuah kotak besar dihadapan Sooyoung.
"Hadiah untuk cicitku. Jangan dibuka dulu. Kau harus membukanya saat usia kandunganmu sudah enam bulan."
"Memangnya apa ini nek?"
"Kau akan mengetahuinya nanti."
Sahutnya dan tersenyum hangat.
-
Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Jam dimana seharusnya orang-orang mulai tertidur. Namun tidak dengan Sooyoung. Gadis itu justru dipaksa bangun dari tidur nyenyaknya. Sudah beberapa hari ini ia terbangun di waktu dan jam yang sama.
Sooyoung menghela nafas panjang begitu tak mendapati keberadaan Sehun disampingnya. Pasti pria itu berada di ruang kerjanya.
Perlahan Sooyoung mengubah posisinya menjadi duduk. Membenarkan ikatan pada rambutnya dan berjalan keluar dari kamar. Menuruni tangga menuju dapur dan membuka kulkas serta meneguk habis botol minumnya. Saat ia hendak menutup pintu kulkas, pandangannya teralihkan pada seporsi bibimbab yang ia buat tadi sore namun tak segera ia makan karena merasa sudah kenyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless [END]
Fanfiction{FANFICTION} Oh Sehun, pria 33 tahun yang hidup dengan masa lalu kelamnya. Menjalani kehidupan baru setelah pernikahannya dengan Park Sooyoung, gadis belia yang terpaut usia 10 tahun lebih muda darinya. Hubungan yang terjalin bukan atas dasar cinta...