39

1.5K 226 18
                                    

"Hasil tes darah anda sudah keluar."

Ujar dokter Bae saat Sooyoung dan Sehun duduk dihadapannya.

"Tekanan darah normal. Gula darah, kadar asam dalam darah, dan semuanya normal. Hm? Ini.."

"Apa apa dokter Bae?"

Tanya Sehun setelah sebelumnya bertukar pandang dengan sang istri.

"Hormon HCG nyonya Oh meningkat pesat."

"Apa itu hal yang buruk?"

"Tidak tidak. Itu bukan hal yang buruk. Hormon ini berfungsi untuk melindungi hormon progesteron."

Sahut dokter Bae yang membuat baik Sehun maupun Sooyoung menghela nafas lega.

"Usia kandungan anda sudah memasuki minggu kedelapan bukan?"

"Benar."

"Harusnya sudah bisa di deteksi.."

"Ya? Apa maksud.."

Dokter Bae tersenyum penuh arti menatap dua orang dihadapannya kemudian bangkit.

"Mari berbaring. Kita akan melakukan USG untuk memastikan dugaan saya benar atau tidak."

Ujar sang dokter membuat keduanya kembali bertukar pandang dengan raut wajah bingung.

"Ternyata benar.."

Ujar dokter Bae tersenyum puas begitu melihat layar monitor dengan tangan yang masih bergerak bebas di perut Sooyoung.

"Ada apa dokter?"

Tanya Sehun yang kini mulai tak sabar. Wanita itu menatap Sooyoung dan Sehun secara bergantian dengan senyum yang merekah.

"Tuan dan nyonya Oh, selamat. Anak kalian kembar."

Hening. Tak ada percakapan diantara dua orang itu. Hanya raut kebingungan yang terpancar dari wajah mereka. Seolah tak tau bagaimana caranya bereaksi.

"Benarkah?"

Tanya Sehun pada akhirnya dan dokter Bae menjawab dengan anggukan mantap. Memutar monitor hingga kini menghadap keduanya.

"Anda lihat dua gumpalan ini?"

"Ya."

"Ini adalah bayi kembar. Di usia kandungan delapan minggu, ukurannya masih sebesar biji kacang merah dengan panjang sekitar 2,7 cm."

Sooyoung tak mampu lagi menahan rasa harunya. Buliran bening pun mengalir dari pelupuk matanya. Sehun yang menyadarinya menggenggam lembut telapak tangan sang istri dan menatapnya teduh.

-

Sooyoung terduduk di atas ranjang. Dengan senyum merekah yang seolah enggan hilang dari wajah cantiknya. Sejak tadi yang gadis itu lakukan hanya memandang takjub pada foto USG yang memperlihatkan perkembangan kedua janinnya sembari mengusap lembut perut yang mulai dirasa sedikit berisi.

 Sejak tadi yang gadis itu lakukan hanya memandang takjub pada foto USG yang memperlihatkan perkembangan kedua janinnya sembari mengusap lembut perut yang mulai dirasa sedikit berisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

Suara pintu terbuka membuat atensinya kembali teralihkan dan ia pun kembali tersenyum begitu mendapati sosok sang suami.

"Tadi ayah dan ibumu datang."

Ujar pria itu ketika berada di samping ranjang. Meraih foto USG tersebut dan seulas senyum tipis terlukis.

"Mengapa kau tak memanggilku?"

"Tadi kau tidur dan mereka tak ingin aku membangunkanmu. Tapi mereka membawakanmu ini."

Ucap Sehun seraya menyodorkan sebuah tas kresek.

"Apa ini?"

"Beberapa vitamin untuk mengurangi mual dan juga susu untuk ibu hamil."

Sooyoung hanya mengangguk mengerti dan meletakkan tas tersebut diatas nakas.

"Aku lapar."

"Aku akan meminta pelayan untuk membawakanmu makanan."

"Tidak. Aku tak ingin makan masakan bibi Kim."

"Kenapa? Bukankah kau bilang masakan bibi Kim yang paling enak?"

"Memang begitu. Tapi akhir-akhir ini aku jadi tak berselera melihatnya."

"Lalu?"

Tanpa menjawab pertanyaan sang suami, gadis itu hanya tersenyum penuh arti.

Sekertaris Lee menatap dua orang dihadapannya bingung. Mencoba mencerna kalimat yang baru saja atasannya itu ucapkan.

"Memasak? Maksud anda, saya?"

"Em. Aku ingin mencoba masakan sekertaris Lee."

"Tapi saya tidak bisa memasak nyonya."

Terdengar helaan nafas kasar milik Sehun sembari memijit keningnya yang terasa nyeri.

"Benarkah? Padahal aku sangat ingin makan masakanmu."

Sahut gadis itu dengan wajah murungnya.

"Makan yang lain saja. Katakan, kau mau makan apa? Takoyaki? Ayo kita ke Jepang. Tom Yum? Kita ke Thailand. Aku akan membawamu kemanapun selama itu memungkinkan."

"Aku tak ingin apapun. Aku hanya ingin masakan yang dibuat sekertaris Lee! Tak masalah walau itu hanya telur dadar!"

Ucap wanita itu meninggikan nada suaranya membuat Sehun mengernyit heran. Saat ini istrinya itu baru saja membentaknya untuk sebuah hal yang sepele.

"Eeh.. S..saya akan mencoba membuatnya."

Ujar sekertaris Lee pada akhirnya membuat Sooyoung kembali tersenyum. Dengan sabar, gadis itu pun terduduk di meja makan dan memperhatikan setiap gerakan sekertaris suaminya itu. Beda halnya dengan Sehun yang kembali menghela nafas. Tak habis pikir dengan pola tingkah Sooyoung yang mulai terasa tak masuk akal baginya.

~~~

Limitless [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang