4

1.4K 229 7
                                    

BRAKK

Suara pintu mobil yang di tutup dengan kasar membuat Sehun yang sedari tadi sibuk membaca melalui tab miliknya pun menoleh pada Sooyoung yang terduduk di sampingnya.

"Apa?"

Ketus wanita itu menatap sebal kearahnya. Sehun berdeham kecil dan lebih memilih kembali melanjutkan kegiatannya.

"Mengapa harus pindah ke rumah baru jika punya rumah sebesar ini."

Gerutu Sooyoung namun masih dapat tertangkap oleh pendengaran pria itu. Sementara Sehun lebih memilih untuk diam.

-

"Wah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah.."

Entah ini sudah kata yang sama yang ke berapa kalinya terucap dari bibir Sooyoung sejak ia menginjakkan kakinya di mansion milik mendiang orang tua Sehun.

Entah ini sudah kata yang sama yang ke berapa kalinya terucap dari bibir Sooyoung sejak ia menginjakkan kakinya di mansion milik mendiang orang tua Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Jadi kita akan menempati rumah ini?"

"Ya."

"Hanya kau dan aku?"

"Bawa barang-barangnya ke kamarku."

Mendengar perkataan Sehun pada sekertarisnya membuat Sooyoung menoleh dengan sepasang matanya yang terbelalak.

"K..kamarmu? Barang-barangku.."

"Ya. Kamarku."

"Kita tinggal sekamar?"

"Ada masalah?"

"T..tapi.. Bukankah kita.."

"Apa?"

"Tunggu dulu. Kau ingin menceraikanku dalam setahun. Jadi untuk apa kita tinggal sekamar?"

"Aku hanya mengatakan kita akan bercerai setelah setahun. Aku tak mengatakan bahwa pernikahan kita palsu."

"Ha?"

"Bawa barang-barangnya."

"Baik."

"Tunggu dulu!"

Ucap Sooyoung membuat sang sekertaris kembali menghentikan langkahnya.

"Mengapa aku harus sekamar denganmu? Kita bahkan.."

Sooyoung menggantung kalimatnya, menatap beberapa orang pelayan yang berada tak jauh darinya.

"Kau istriku nona Park. Jangan lupakan fakta itu."

Sahut Sehun dengan nada dinginnya dan berlalu meninggalkan Sooyoung yang kini semakin dibuat kesal olehnya.

"Bagaimana.."

"Turuti saja perkataannya."

Sahut Sooyoung dan diangguki oleh sang sekertaris.

-
"Ada dua lemari besar? Apakah semuanya berisi pakaian milik Sehun?"

"Lemari hitam adalah lemari milik tuan besar. Dan lemari putih adalah lemari yang disediakam untuk anda nyonya."

"Ah begitu. Biar aku saja yang membereskan barang-barangku. Kalian boleh pergi."

Ucap Sooyoung tersenyum pada empat orang pelayan dihadapannya. Menanggapi ucapan Sooyoung, mereka saling bertukar pandang tampak ragu-ragu.

"T..tapi nyonya.."

"Aku tidak apa-apa. Barangku tidak banyak. Jadi tak ada yang perlu dilakukan. Kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian."

"T..tapi.."

"Ada apa?"

"Tuan besar akan memecat kami jika.."

"Ah si bodoh itu?"

Keempat pelayan itu tampak terkejut mendengar penuturan Sooyoung. Sementara Sooyoung kembali tersenyum.

"Kalian tak perlu khawatir. Aku akan membereskan barangku sebelum ia kembali ke kamar. Kata sekertaris Lee, pekerjaannya baru selesai jam sembilan malam. Sekarang masih jam tujuh malam. Jadi aku punya banyak waktu untuk melakukan pekerjaanku. Jadi kalian pergilah."

"B..baik nyonya. Kami permisi."

Sahut salah satu diantara mereka dan keempat pelayan itu pun segera meninggalkan Sooyoung. Ia berbalik dan menatap pada dua buah koper yang ia bawa.

Setelah menghabiskan waktu sekitar hampir satu jam, kini Sooyoung telah selesai merapikan barang-barangnya. Ia terduduk di tepi ranjang dan mengedarkan pandangannya ke segala arah. Gadis itu menghela nafas pelan.

 Gadis itu menghela nafas pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

Kamar yang ia tempati memang begitu mewah dan seperti kamar milik raja dan ratu dalam negeri dongeng. Namun Sooyoung lebih nyaman dengan kamarnya yang dulu. Kamar yang begitu manis bagaikan kamar milik putri kecil dan series barbie.

Pandangannya teralihkan pada sebuah jam dinding. Jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun tidak ada tanda-tanda jika Sehun akan kembali ke kamarnya. Sooyoung berdiri dan berjalan lesu keluar dari kamar. Mencari ruang kerja milik pria itu.

Setibanya di depan ruangan yang dimaksud, Sooyoung menghentikan langkahnya begitu mendengar percakapan dari dalam ruangan. Kening Sooyoung berkerut begitu mendengar suara seseorang yang tengah Sehun ajak bicara.

Suara ini, Sooyoung sangat mengenal suara ini. Seketika jantungnya berdetak tak karuan. Ia menggigit bibir bawah dengan kedua tangan yang mengepal kuat. Saat gadis itu hendak berbalik, pintu ruangan terbuka membuatnya mengurungkan niatnya.

Kedua pasang mata itu saling bertemu kini. Saling memandang untuk waktu yang cukup lama.

"Kim Jong In.."

~~~

Limitless [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang