part 17

17.1K 821 58
                                    

pagi ini pagi yang bisa di bilang pagi yang sangat2 membahagiakan buat mbiil sedari pagi mbiil sudah bersiap dan akan pergi ke kampus sudah lama dirinya tidak pergi ke kampus.

"jangan lupa! jangan apa hm?"

"iya mas aku inget jangan apa?"

"aku nanya bukan mau jawaban kayak gitu loh"

"huft!" mbiil harus menarik napas dalam2 sebelum berbicara dengan rendi sang suami posesifnya

"iya mas aku tau jangan makan sembarangan,jangan minum es,jangan kecapean,jangan deket2 cowok,selalu kabarin kamu itu kan mas"

"bagus istriku udah cantik pinter lagi"rendi mengusek rambut mbiil gemas dengan istri nakalnya.

"ih mas kan jadi kusut lagi rambutnya!"

"cup" rendi mengecup dahi mbiil "sayang jangan tinggalin aku jangan pernah kamu percaya sama orang lain yang kamu lihat belum tentu benar"

"mas kenapa bicara seperti itu seakan akan aku bakal ninggalin kamu mas"

"entah lah mungkin perasaan aku aja sayang"

"sudahlah mas kita pasti baik2 aja ko"

"iya,aku sayang kamu nabila aku cinta kamu"

"aku juga mas"

"aku masuk dulu yah mas asslamualaikum mas"

"waalaikum salam"

entahlah ini perasaan saja ataw akan ada kejadian besar hati rendi begitu tak tenang melihat kepergian mbiil,seakan akan akan ada yang hilang.

mbiil berjalan dengan lesu entahlah akhir ini badannya tak bisa di ajak kompromi di hadapan rendi mbiil selalu ingin terlihat baik2 saja tapi di belakang rendi mbiil tidak baik2 saja.

terlalu malas bila berhadapan dengan rendi bila sakit akan ada acara ini dan itu pasti mbiil akan di kurung kembali di mansion ataw paling parah di rumah sakit.

tapi seketika kepalanya begitu pening tak tertahan perutnya mual serasa ingin memuntahkan semua isi perutnya.

dengan langkah tergesa gesa mbiil ke toilet sudah tak tahan ingin mengeluarkan isi perutnya.

"hoek hoek" ah kini badannya begitu lemas dan pening menjalar di kepala mbiil.

"kamu kenapa sakit?" suara itu suara yang mbiil hindari.

"varo!"

"iya kamu kenapa kamu pucat mbiil ayo kita ke rumah sakit!"

"enggak mau aku engga apa2 aku baik2 saja"

"engga ada penolakan ayo aku antar kamu ke rumah sakit kamu perlu penanganan serius!"

tapi tiba2 mbiil pingsan untung saja varo dengan sigap memegang mbiil tidak sampai terjatuh mengenai lantai yang dingin dan keras.

varo lalu memangku mbiil menuju mobilnya niat varo ingin membawa mbiil ke rumah sakit terdekat di sini.

"selamat bapak dan ibu atas kehamilannya jaga baik2 janinnya ya bu jangan sampai stres karena mempengaruhi ke janin dan jaga makanan dan asupan gizinya biar janinnya tumbuh sempurna sekali lagi selamat"

tak ada yang bisa berkata apapun mbiil yang baru sadar dari pingsannya dan varo yang baru saja terasa tertampar oleh berita itu hanya bisa membisu.

entahlah antara suka dan sedih menjadi satu bagian sedikit membuat varo sadar diri tak ada lagi kesempatan untuknya merebut mbiil,varo tak mau janin di dalam perut mbiil sampai tak tau siapa ayah aslinya.

mbiil begitu bahagia mendengar kabar ini,mungkin ini jalan tuhan untuk lebih mempererat hubungan perkawinannya.

"akh..iya makasih dok atas sarannya saya begitu bahagia"

"sama2 bu jangan lupa untuk selalu kontrol tiap bulannya bu supaya bayi dan ibunya sehat"

"baiklah dok saya permisi"

"varo gw hamil akh!"

"iya selamat ya nabila atas kehamilan lo sekarang lebih baik lo pulang istirahat"

"emm gw mau nemuin suami gw dulu di rumah sakit"

"gw anterin yah engga ada penolakan ok gw engga mau lo naik kendaraan umum sendiri wajah lo masih pucat dan badan lo masih lemes!"

"tapi var..."

"gw bilang engga ada penolakan!"

"baiklah kalau lo maksa tapi sebelumnya makasih banyak"

"santay aja kali kayak sama siapa aja lo"

di perjalanan tak ada yang berbicara satupun varo hanya bisa melamun meratapi dirinya yang hanya bisa sebatas teman tak lebih.

Dirumah sakit terjadi perdebatan antara rendi dan vivian pasalnya rendi menuduh vivian dalang dari semua paket2 yang di terima mbiil.

"lo nuduh gw ren? gw engga percaya lo segitunya nuduh gw!"

"bukan seperti itu vi gw engga nuduh lo gw nanya apa lo yang ngirimin paket2 itu?"

"lo tau kan gw engga kerja gw cuti karena ada keluarga gw yang meninggal"

"iya gw juga tau maaf gw udah nuduh lo macem2"

"sakit ren lo nuduh gw gitu hiks hiks padahal gw care sama lo ren,yah walaupun gw sayang sama lo tapi gw juga engga mau ngerusak rumah tangga lo!"

rendi langsung memeluk vivian dan berkata "maaf..maafin gw,gw hilaf gw salah gw kalut gw takut istri gw tau padahal kita engga ngapa ngapain di sana maafin gw!"

di pelukan rendi vivian menyeringai ternyata actingnya cukup bagus dan tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka.

yah mbiil melihat adegan demi adegan yang mereka pertontonkan mbiil hanya bisa meremas surat keterangan hamilnya sebagai penyalur sakit hatinya.

hancur sudah kepercayaannya selama ini runtuh sudah benteng2 yang mbiil bangun supaya dia kuat menerima perlakuan rendi selama ini demi sebuah pernikahannya.

tak banyak bicara mbiil berbalik arah dan berlari kecil tak kuasa berlama lama melihat adegan itu rendi tak menyadarinya itu tapi berbanding terbalik dengan vivian dia sedari tadi tau mbiil sudah berdiri melihat adegan kebohongan itu.

hanya bisa menangis dan memukul mukul dada yang terasa sesak,sesak tak kuat rasanya bernapaspun serasa sesak.

di parkiran rumah sakit varo belum pulang dirinya pun sedang meratapi nasibnya cinta nya yang kandas,tadinya varo berniat akan merebut mbiil dari rendi tapi sekarang mbiil tak bisa lagi di rebut buah cinta mereka sudah menyelamatkan semuanya.

mbiil yang terus berlari tak tau akan kemana sampai2 varo melihatnya tak banyak bicara varo pun keluar dari mobil.

"kamu kenapa nabila? kamu nangis? jawab kamu kenapa?"

"varo please bawa aku pergi dari sini please hiks hiks hiks"

"baiklah ayo kita pergi"varo yang masih bingung pun membawa mbiil ke dalam mobilnya.

di dalam mobil mbiil terus menangis membuat varo bingung harus apa.

"nabila bilang sama aku kamu kenapa?siapa yang nyakitin kamu?"

mbiil hanya bisa menangis terlalu sakit melihat rendi begitu lemah lembut menenangkan vivian yang sedang menangis berbanding terbalik dengan dengan sikap rendi pada dirinya.

aq up neh maaf lama sekali lagi aku bilang aku tuh emak2 punya anak 3 yang ke 1 kelas 4sd ke 2 umur 4thn ke 3 masih baby jadi maaf aku suka lama upnya please jangan bilang "lama upnya" kalau kalian engga sabar engga apa2 aku di sini cuma penulis abal2 yang banyak acara bayangkan anak 3,belum suami belum ngurus rumah maaf kalau waktu aq nulis suka lama,aku cuma menyalurkan ide2 aja sama rasa pelampiasan rasa capek aku aja tapi aku usahain aku up buat kalian aku sayang kalian di baca yah,maaf maaf maaf sayang kalian 😘😘😘😘 maaf aku banyak bicara 😅😅😅 maklum yah emak2 riweh

Posessive Rendi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang