part 23

16.1K 818 91
                                        

"hai mas"

"pergi pergi pergi aku bukan pembunuh aku bukan pembunuh pergi"

"mas ini aku mbiil"

"pergi aku bukan pembunuh pergi"

"maafkan aku mas" mbiil tak sanggup melihat rendi seperti itu terasa ada yang sangat menyesakan di dadanya sangat sakit.

mungkin ini yang di rasakan rendi saat mbiil menuduhnya pembunuh rasa sesak seperti ini.

mbiil berlari meninggalkan rendi yang mengamuk dan sedang di berikan obat penenang oleh dokter dan perawat.

setelah kepergian mbiil rendi pun sudah tenang dan sedang tidur akibat obat penenang tadi.

begini kehidupan rendi setelah mbiil tinggalkan mbiil hanya bisa menangis melihatnya.

tiba2 ada tangan kekar yang memberikan tissu padanya "ambilah jangan biarkan air matamu terus mengalir"

mbiil yang kaget mendengar suara itu suara yang tak asing itu mbiil pun menoleh dan benar suara itu milik varo.

tak basa basi lagi mbiil langsung memeluk varo "maafkan aku varo maafkan"

"husstt engga usah minta maaf kamu engga salah"

mbiil langsung menangkup wajah varo dan melihat badan seluruh badan varo "beneran ini kamu varo!"

"terus yang kamu peluk tadi siapa?"

"maafkan aku varo aku..."

belum sempat mbiil meneruskan ceritanya varo sudah memotongnya lebih dulu "aku bilang udah jangan di bahas ok!"

mbiil hanya mengangguk setuju tanpa mau membalas pembicaraan varo.

"kita bicara sambil minum mau?"

"boleh"

"ayo kita ke kantin rumah sakit"

mbiil dan varo berjalan beriringan menuju kantin rumah sakit dan mereka memesan minuman.

"kamu sudah bertemu rendi?"

"sudah aku engga tega liat dia seperti itu"

"semua orang pasti tak tega tapi mungkin tuhan marah padanya tapi ngomong ngomong aku sudah bicara dengan dokter rendi bisa sembuh dengan perhatian dan dukungan dari orang terdekatnya"

"benerkah"

"benar kamu harus kuat demi rendi sembuhkan dia semua masalah yang di buatnya engga semua kesalahan dia,rendi di jebak dia di beri obat penenang dan tidur bersama wanita jalang itu!"

"tapi tenang rendi tidak melakukan hal hal yang di luar keinginannya rendi hanya tidur bersama tapi tidak melakukan apapun"

mbiil hanya bisa membekap mulutnya sambil menangis ketahuilah kenapa dia baru sadar dan dia baru tau bahwa suaminya tidak akan berbuat lebih di luar nalar.

rasa bersalah terus menggerogoti mbiil sakit rasanya "kenapa aku baru tau sekarang setelah semuanya seperti ini kenapa?"

"tenang mbiil aku di sini aku mau membantu kamu aku juga sadar cinta tak dapat di tolak ataw tak dapat di paksakan"

"varo.."

"yah aku sudah merelakanmu jadi kejarlah rendi kembali buat di sembuh hanya dengan kamu dia bisa sembuh jadilah keluarga kecil yang bahagia sudah cukup kalian menderita"

"varo makasih banyak kamu banyak membantu aku"

"ini sudah tugas ku sekarang kamu pulang tenangkan diri kamu dan kuatkan diri kamu besok kita kembali menemui rendi"

Posessive Rendi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang