part 6

28K 1.5K 104
                                    

rendi sudah menunggu mbiil di depan kampus semua pasang mata menatap rendi kagum,banyak yang berbisik bisik banyak juga yang terpesona oleh ketampanan rendi

apalagi rendi mengenakan kemeja yang di gulung sampai siku dan kaca mata hitam membuat pesonanya keluar

"hai sayang" rendi menyodorkan tangannya untuk di cium mbiil

mbiil pun mencium tangan rendi," bukan hai sayang,assalamualaikum sayang!"

"oh iya aku lupa! udah makan? engga nakal kan?"

"udah tadi waktu istirahat mas yang nganterin sih pake bodyguard2 segala malu tau"

" biarin biar mereka tau kamu itu punya aku hanya punya aku "is mine"

"iya2 tapi kan.."

"cup" rendi mengecup pucuk kepala mbiil "sttts udah diem yah!"

"ren malu iih,,"bluss pipi mbiil langsung memerah

"ayo masuk sayang nanti ada yang liat tuh pipi kamu udah merah gitu makin lucu aja istri aku"

"kamu iih hayu ah malu tau"

rendi pun melajukan mobilnya menuju mansionnya di perjalanan rendi cuma diam,sebenarnya rendi sedang menahan amarah yang sebentar lagi memuncak

"mandi,makan langsung tidur engga ada handphone2 dulu kamu harus istirahat ok!"

"tapi mas aku engga capek ko aku mau santay2 aja engga mau tidur lagi pula aku masih kenyang tadi kamu ngasih aku bekal banyak"

"ok sekarang kamu mandi yah!"

"iya mas!"

setelah 20menit mbiil mandi dan wangi mbiil melihat rendi membawa kotak p3k pikiran mbiil sudah melayang kemana2 ada apa rendi membawa kotak p3k? buat apa?

"sini duduk" rendi menepuk nepuk pinggir kasur

mbiil tak banyak bicara dia pun duduk di sebelah rendi

"ada yang mau di ceritain?"

"cerita apa mas?"

"tadi kamu ngapain aja di kampus? tangan kanan kamu sini aku liat!"

mbiil mengulurkan tangannya tanpa banyak bicara "aku tadi cuma belajar sama ngobrol2 sama shilvy sama sazqia doang ko"

"engga ada yang lain? ini tangan kamu kenapa?"

"deg" mbiil lupa tadi dia sempet tabarakan dengan varo laki2 yang sempat berkenalan dengannya

"awws,,sakit mas"rendi sengaja menekan luka di telapak tangan mbiil

"sakit? lebih sakit mana aku apa kamu?"

"maaf mas aku tadi engga sengaja menabrak dia waktu aku lagi ngeliatin handphone aku hiks hiks"

"kenapa kamu engga langsung jujur sama aku?"

"maaf" mbiil cuma bisa menunduk takut di tatap tajam oleh rendi

"jangan menunduk kalau aku lagi bicara tatap mata aku jangan menunduk mengerti!"

"maaf"

"aku maaf kan tapi untuk hukuman tetap berlaku!"

"tapi mas...!"

"engga menerima penolakan!"ucap rendi tegas

"mana handphone kamu?"

"buat apa mas?"

"mana handphone kamu NABILA ANINDITA PUTRI!"

mbiil langsung memberikan handphone nya kepada rendi tak kunjung 5 menit mbiil memberikan handphonenya,

"brak!" handphone mbiil pecah tak berbentuk lagi di banting oleh rendi

"gara2 benda lacnat ini kamu berani bersalaman dengan laki2 lain dan berani berbohong hah!"

"maaf mas hiks hiks"

"TIDUR NABILA TIDAK ADA BANTAHAN LAGI"

"bruk" pintu kamar di banting oleh rendi

sekarang rendi harus mandi air dingin untuk menyejukan pikiran dan hatinya yang sedang kalut,agar emosinya tidak memuncak dan berakibat menyakiti istri nakalnya

30 menit rendi berendam air dingin sekarang dia sudah mulai bisa meredam emosinya

dilihatnya mbiil yang sudah pulas tapi masih dengan air mata yang keluar,"maafkan aku sayang aku terlalu takut kehilanganmu maafkan aku"

"cup" rendi mengecup pucuk kepala mbiil dan menaikan selimut sebatas dada untuk menutupi tubuh mungil mbiil

"tolong bersihkan sampah di kamar,jangan sampai ada suara sedikit pun bila istri nakalku sampai bangun liat akibatnya" ucap rendi pada maid

"baik tuan!"

rendi berlalu menuju ruang kerjanya untuk menenangkan diri

"hallo cari tau siapa dia yang sudah berani mendekati istriku berikan data2 secepatnya!"

"tut" panggilan di akhiri oleh rendi

"akhhh!! kenapa kamu engga pernah menurut NABILA! haruskah aku mengurungmu tapi aku kasihan sama kamu sayang!"

rendi berbicara sendiri layaknya orang gila,mungkin rendi sudah gila oleh cintanya kepada mbiil,cinta yang tulus tapi mengekang cinta yang tulus tapi memaksa itulah cinta rendi untuk nabila

aq up ayo comen dan vote makasih

Posessive Rendi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang