sedari pagi rendi sudah bangun dan membuatkan bubur dan susu untuk mbiil entah kenapa semalam mbiil demam membuat rendi kalang kabut pasalnya istri nakalnya itu susah kalau sudah sakit.
dengan butiran2 keringat yang mengucur deras di pelipis rendi,rendi masih berkutat di dapur padahal ada maid yang berjejer sedang memperhatikan rendi takut2 tuannya memanggil.
sudah berapa maid ingin membantunya tapi di tolak mentah2 karena rendi ingin membuatkan makanan untuk mbiil dengan tangannya sendiri.
"akhirnya selesai,tolong bawakan ini semua ke kamar saya,saya mau mandi dulu!"
"baik tuan"
"hati2 jangan sampai istri saya bangun!"
"baik tuan"
rendi pun berlalu menuju kamarnya rasanya sudah lengket semua badannya berkutat di dapur membuat keringatnya bercucuran.
"ceklek! ah sukur kamu masih tidur sayang aku mandi dulu yah" rendi bermonolog sendiri di dekat mbiil
15 menit rendi sudah wangi dan bersih makanan untuk mbiil pun sudah ada di nakas.
"sayang bangun dulu yuk.."bisik rend dan mengusap tangan mbiil dengan lembut
"eungh..pagi mas"
"pagi gimana udah baikan hm? masih pusing? ataw ada yang sakit hm?"
"mas satu2 dong nanyanya aku pusing jawabnya"
rendi terkekeh melihat mbiil memanyunkan bibirnya "jangan buat aku menginginkan kamu sayang"
"apaan sih mas"
"oh ya aku buatin kamu susu sama bubur dimakan yah" rendi menyodorkan susu tapi rendi mendapat gelengan dari mbiil
"pahit mas engga mau"
"sedikit aja ayo!"
"sedikit yah aku lagi engga mau makan sam minum dulu pahit rasanya"
rendipun menyodorkan gelasnya dan memberikan pada mbiil,setelah meminum susunya mbiil pun kembali tiduran.
"di periksa dulu yah sebentar"
"engga mau mas"
"sayang dari semalam kamu demam tinggi dan sekarang juga kayaknya kamu masih demam aku periksa yah!"
"engga mau mas aku mau tiduran aja sebentar juga aku sembuh ko"
rendi tak menanggapinya dengan kekeh nya rendi memeriksa mbiil tak mau mendapat amukan dari rendi mbiil pun diam walaupun dengan muka yang masam karana menahan kesal.
rendi berjalan ke tempat obat sengaja rendi menyimpan lemari khusus obat2an dan alat2 medis di kamarnya takutnya suatu saat mbiil memerlukannya.
rendi mengambil infusan dan alat2nya,di tempat tidur mbiil sudah panas dingin melihat rendi sedang memilah milah obat dan alat2 infusan dia sudah tau pasti suaminya akan membuatnya tidak bisa berkutik.
mbiil yang ketakutan pun langsung menyibak selimutnya niatnya ingin berlari keluar kamar tapi nihil pintu kamarnya malah di kunci oleh rendi.
rendi yang mengetahui mbiil akan kabur hanya terkekeh melihat kelakuan mbiil yang tidak berubah padahal sudah bersuami tapi masih saja takut jarum suntik.
"mau kemana sayang sini yuk" rendi menepuk nepuk ujung kasur yang di dudukinya.
"engga mau aku engga mau di infus2 segala!"
"sayang deman kamu masih belum turun takutnya nanti kamu malah lebih parah ayo sini yuk!"
"engga mau mas!"
"mau jalan apa? paksa ataw diam?"
"AKU ENGGA MAU POKONYA! hiks hiks hiks" tiba2 mbiil merasakan sakit di kepalanya begitu menusuk nusuk membuat mbiil terduduk di bawah memegangi kepalanya.
rendi yang melihatnya pun langsung berlari membopong mbiil menaiki kasur "mas please aku engga mau mas!"
"sebentar aja yah kamu kalau kayak gini makin sakit sayang"
mbiil cuma bisa menggeleng keras sambil memohon kepada rendi,tapi dasar rendi kepala batu tidak mengindahkan mbiil.
rendi tetap memasangkan infusan untuk mbiil di bantu maid yang sedari tadi di panggil oleh rendi untuk masuk dan membantunya.
"sakit mas udah mas sakit"
jeritan2 mbiil tidak di hiraukan oleh rendi,pikir rendi daripada istri nakalnya makin sakit lebih baik ia memakai cara pemaksaan seperti ini.
"sudah2 ah jangan nangis nanti kalau nangis makin sakit!"
"tau ah sakit mas buka"
"masa baru aja di pasang udah di buka nanti yah kalau sudah sembuh"
mbiil memalingkan wajahnya kesal dengan kelakuan rendi lagi2 rendi memaksanya tak tau kah ini itu sakitnya luar biasa dan akan berhari2 menempel di tangan.
"sekarang makan dulu yaha kamu tadi belum makan baru minum susu sedikitkan?"
"engga mau males aku mau tidur aja"
"siapa yang nyuruh kamu tidur aku nyuruh makan sayang, ayo buka mulut nya aaa"
mbiil diam tidak membuka mulutnya membuat kesabaran rendi di atas2 ubun2.
"sayang ayo dong tangan aku udah capek neh"
"bodo aku engga mau makan mas!"
"hap" rendi memasukan satu sendok nasi dengan tidak cantiknya membuat mbiil makin kesal.
"ayo aa lagi ayo buka mulutnya lagi"
tangan mbiil sengaja menutupi mulutnya "ayo aaa mau kayak tadi lagi di paksa makannya hm?"
mbiil pun membuka mulutnya dengan terpaksa " bagus kalau kamu engga nurut akan ada hukuman tapi kalau kamu nurut aku kasih hadiah buat kamu!"
"masa bodo!"
"siapa yang nagajarin kayak gitu hm?"rendi menatap mbiil tajam
otomatis mbiil langsung menunduk takut "maaf"
"aku maafin karana kamu lagi sakit"
"terus kalau gw lagi sehat engga di maafin gitu pasti di hukum dasar suami tidak berprikemanusian" mbiil berbicara dalam hati.
"sekarang kamu habiskan makannya yah"
mbiil hanya mengiyakan semua kata2 rendi bisa gawat kalau rendi marah bukannya rasa kasian yang di dapat malah hukuman yang di dapat.
"sekarang kamu minum obat dan tidur kalau kamu sembuh aku punya sesuatu buat kamu"
"apa mas?"
"ada aja kamu harus sembuh dulu dan harus nurut apa kata aku janji?"
mbiil hanya diam pasalnya kalau dia diam pasti rendi merencanakan yang tidak di sukai mbiil,chek up lah,vaksin lah pasti itu semua bakal terjadi.tapi mbiil tak bisa apa2 selain pasrah.
"iya" dengan terpaksa dan dengan perasaan yang entah gimana rasanya mbiil pun menyetujuinya.
"deal!"
rendi terlihat begitu bahagia tapi tidak dengan mbiil dunianya akan banyak drama padahal rendi sudah tau ketakutan mbiil sama jarum suntik tapi rendi adalah rendi manusia pemaksa menurut mbiil.
entahlah hadiah apa yang menanti mbiil nanti,kita liat aja.
Aq up neh ayo vote sama comen maksih,,

KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Rendi
Ficção Adolescentesequel dari posesif overprotective doctor! "kamu seutuhnya milikku jangan sampai ada yang menyentuhmu walaupun sedikit karna akan ada hukuman menanti bukan cuma buat laki2 itu tapi buat kamu juga sayang!!" "aku suamimu aku berhak mengatur semua kehi...