part 16

16.7K 784 96
                                    

dengan berbagai cara vivian ingin menghancurkan pernikahan rendi dan mbiil entahlah vivian sangat terobsesi pada rendi.

dan sekarang vivian sedang merencanakan sesuatu untuk rendi dan mbiil mungkin vivian sudah gila di buatnya padahal dulu vivian hanya mengagumi tak berani mendekat tapi sekarang vivian begitu liar dan terobsesi pada rendi.

cinta memang buta tak memandang siapa2 tapi cinta vivian salah cinta kepada orang yang sudah menikah dan lebih parahnya vivian ingin menghancurkan pernikahan rendi dan mbiil.

pagi2 rendi di kejutkan dengan sebuah paket yang membuatnya marah dan kesal.

"dari mana paket ini!"

"maaf tuan saya tidak tau saya hanya menerimanya dari kurir tuan"

"akh..lain kali kalau ada paket lagi kasih tau saya jangan di kasih ke istri saya!"

"baik tuan, saya permisi"

betapa tidak kaget paket itu di tujukan untuk mbiil dan di dalamnya terdapat foto2 rendi dengan vivian di club.

"ada apa sih mas pagi2 udah marah2"

"emm engga apa"

"kamu mau kemana hm?

"mau ngampus mas masa mau ke pasar"

"siapa yang izinin kamu hm?"

"tapi kan mas aku udah baikan mas"

"engga ada sekarang masuk kamar biar aku yang bawa sarapan kamu ke kamar"

"tapi mas...."

"NABILA!"

"huft" mbiil hanya bisa menarik napas dan kembali ke kamar kadang dirinya tak kuat mengahadapi rendi tapi dia selalu ingat akan janji pernikahannya.

rendi buru2 menyobek dan membuang foto2 tadi sebelum mbiil tau istri kecilnya tidak boleh tau ini cuma kesalah pahaman saja pikir rendi.

rendi menghubungi seseorang untuk mencari tau siapa dalang dari semua ini.

"hallo cari tau siapa yang memberikan paket tadi pagi"

"...,,....,,.."

"cari secepatnya dan tugas kalian jaga istri saya lebih ketat jangan sampai kecolongan!"

".....,,....,,,..."

rendi begitu prustasi bagaimana kalau mbiil sampai tau apakah dia akan kehilangan istri kecilnya istri nakalnya.

di kamar mbiil duduk di kasur sambil memainkan handphonenya dan tak lama ada sebuah notif masuk.

"prang..."baru saja ingin membuka notif apa yang masuk dan dari siapa handphone mbiil sudah hancur berkeping keping.

"SURUH SIAPA MAININ HANDPHONE HAH! AKU BILANG KAMU HARUS BANYAK ISTIRAHAT!"

"deg" rasa sakit itu kembali menjalar di sekujur tubuh mbiil kenapa rendi membentaknya lagi? apa salah mbiil?.

air mata yang sedari tadi di tahan2 meluncur bebas ke pipi mbiil,apakah benar seseorang yang sudah menikah akan berubah sifat dan sikapnya.

rendi yang kaget pun langsung menangkup wajah mbiil "maaf sayang aku hilaf"

rendi ketakutan akan anacaman2 dari vivian rendi terlalu takut di handphone tadi vivian mengirim fotonya ketika di club.

rendi tidak mau kehilangan lagi mbiil tapi rendi tidak bisa berpikir jernih rendi terlalu terbawa emosi.

dengan tulus mbiil tersenyum "aku maafin mas engga apa2" di pikiran mbiil hanya satu pernikahannya dan janji sucinya bersama rendi.

"aku juga minta maaf engga ngedengerin kamu"

cup rendi mengecup dahi mbii "maaf aku ke bawa emosi"

"iya mas lain kali jangan seperti itu bilang baik2 mas"

rendi hanya tersenyum melihat mbiil sungguh dirinya bersyukur mendapatkan istri yang sabar dan mau mengerti dirinya.

setelah selesai dengan mbiil rendi bergegas ke rumah sakit dia ingin menemui vivian rendi ingin menanyakan kenapa vivian tega mengirimkan paket itu.

"dr vivian dimana?" tanya rendi pada salah satu perawat

"maaf dok! dokter vivian mengajukan cuti beberapa hari tadi pagi dok! katanya ada keluarganya yang meninggal"

"apa? akh sial!"

"maaf dok saya permisi"

rendi sekarang benar2 prustasi bagaimana ini di luaran sana masih berkeliaran si pemberi paket anak buahnya belum bisa menemukan siapa pemberi paket itu.

seharian rendi di rumah sakit terus di  landa emosi takut terjadi kembali kejadian dimana mbiil meninggalkannya.

di mansion mbiil hanya diam di kamar entahlah rendi tidak memperbolehkannya hanya untuk sekedar keluar kamar saja,entah apa alasannnya dan parahnya lagi rendi menyiapkan bodyguard di depan kamar mbiil takut2 mbiil keluar kamar.

tapi biarlah mbiil hanya di dalam kamar entahlah akhir2 ini badannya terasa tak enak padahal kemarin rendi memeriksanya tapi tetap saja tidak enak.

"huek...huek.." entah sudah berapa kali mbiil selalu merasakan mual entah karena banyak pikiran yang membuat tubuhnya sakit.

"kenapa tubuhku lemas sekali dan mual padahal kemarin rendi sudah memeriksaku ada apa lagi tuhan,kuatkan hatiku dan ragaku tuhan aku percaya rendi engga akan menghianati kesabaranku" mbiil berbicara sendiri entahlah pikirannya selalu melayang2 kemana2.

tak terasa mbiilpun memejamkan matanya dan tertidur pulas setelah bulak balik ke kamar mandi  dan memuntahkan isi perutnya.

sorepun telah tiba tapi rendi tak kunjung pulang biasanya rendi akan pulang sebelum magrib tiba tapi apa ini belum datang juga.

sekilas datang lagi rasa sakit itu sakit yang membuatnya harus kuat lagi2 demi pernikahannya.

mbiil membuka pintu kamarnya berniat ingin ke luar melihat rendi apakah sudah pulang ataw belum.

"maaf nyonya anda mau kemana?"

"pak saya mau ke bawah sebentar boleh?"

"maaf nyonya anda tidak boleh meninggalkan kamar anda"

"baiklah"

mbiil pun masuk kembali ke kamar setetes air matanya turun entahlah kenapa sekarang dia begitu cengeng dan selalu terbawa perasaan.

di rumah sakit rendi bingung ingin pulang tapi entahlah hatinya masih bingung memikirkan hal2 yang akan terjadi terlalu takut untuk melihat mbiil terluka kembali.

aq up ayo vote dan comen,,makasih

Posessive Rendi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang