siang ini rumah sakit rendi dan mansion rendi di gemparkan dengan berita mbiil yang terus²an menangis di dalam kamar.
sudah di bujuk oleh beberapa maid dan bodyguard supaya membuka pintu kamarnya tapo mbiil tidak mau membukanya.
mbiil hanya ingin rendi yang datang ke kamarnya,rendi sendiri di hubungi oleh maid yang ada di mansionnya merek semua panik mendengar jeritan mbiil di dalam kamar.
pasalnya baru mereka melihat mbiil sedang ada di taman kebunnya dan apa mereka mendengar jeritan mbiil di dalam kamar.
rendi sangat sangat panik setelah mendapat telepon dari salah satu maid yang bekerja di mansionnya.
"maaf tuan nyonya sedari tadi terus berteriak dan minta tolong kami ingin menolong tapi nyonya tidak mau membuka pintu nyonya hanya ingin tuan yang masuk kedalam kamarnya" adu salah satu maid di mansion rendi.
"BODOH KALAU SAMPAI ADA APA² DENGAN ISTRI SAYA KALIAN SAYA PECAT SEMUA!"
"maaf tuan kami sudah melakukan yang terbaik" bela maid itu.
"KALIAN BODOH! TUNGGU SAYA AKAN PULANG SEKARANG JUGA JAGA ISTRI SAYA PASTIKAN DIA BAIK² SAJA!"
"baik tuan kami akan membujuknya lagi supaya kami dapat melihat apa yang terjadi di dalam kamar nyonya"
"tut.." rendi mengakhiri teleponnya.
dengan tergesa gesa rendi berjalan mungkin sedikit berlari di sepanjang koridor rumah sakit.
untung saja pekerjaan rendi sudah selesai kalau tidak entah apa yang terjadi istri nakalnya memang membuatnya harus bekerja extra.
rendi merogoh ponselnya menghubungi seseorang "siapkan mobil saya sekarang juga cepat"
rendi langsung menutup teleponnya tanpa mendengar jawaban dari lawan bicaranya.
rendi langsung menaiki mobilnya dan menjalankannya di atas rata² masa bodo dengan pengguna jalan lain yang berteriak² dan memberikan klakson pad rendi yang dia pikirkan hanyalah mbiil.
kalau sampai mbiil dan twin baby kenapa napa rendi tidak akan memafakan dirinya.
sesampainya di mansion rendi berlari memasuki mansionnya di sana maid dan para bodyguard sudah kalang kabut melihat rendi dengan wajah yang merah menahan amarah.
tak luput di depan kamar mbiil juga para maid dan para bodyguard sedang membujuk mbiil supaya membukakan pintu tapi setelah melihat rendi sudah datang mereka mundur memberikan jalan untuk rendi.
"ada apa ini?"
"maaf tuan kami sudah beberapa kali membujuk nyonya tapi nyonya tetap tidak mau membukakan pintu di dalam nyonya hanya menangis dan menjerit membuat kamu bingung harus apa?"
tak menjawab lagi rendi langsung mengetuk pintu kamarnya dan mbiil "sayang ini aku buka yah pintunya aku udah pulang"
tak ada suara tapi tak lama terdengar kunci pintu yang sudah di buka "masuk cuma kamu aja mas jangan bawa² yang lai awas aja kalau sama yang lain!"
"ok aku masuk yah" rendi membuka pintu perlahan tapi sebelumnya rendi menyuruh para maid dan para bodyguard untuk pergi dari depan kamarnya.
rendi langsung memangku mbiil yang sedang duduk di bawah "kamu kenapa? ada yang sakit? ayo sekarang kita ke rumah sakit!"
mendengar kata rumah sakit sontak mbiil langsung kaget "siapa coba yang sakit aku engga sakit aku engga mau ke rumah sakit!"
rendi hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar sambil menghela napas panjang "terus kenapa kamu nangis² teriak² kamu engga kasian sama twin babynya hm?"
"sini duduk di sini" rendi menepuk nepuk kakinya supaya mbiil duduk di pangkuannya.
mbiil menggeleng ribut "engga mau aku berat"
rendi menarik mbiil pelan "kamu engga berat ko sini duduk sini cerita sama aku kamu kenapa hm?"
mbiil pun duduk di pangkuan rendi padahal lumayan sulit dengan perut mbiil yang sudah membesar.
"hiks hiks.." mbiil masih saja sesegukan.
"hey udah dong jangan nangis yah kamu kenapa? cerita pelan² sama aku,aku janji engga akan marah atau apapun" rendi tersenyum dengan dua jari ke atas.
"janji" ucap mbiil sambil memberikan jari kelingkingnya.
"janji" ucap rendi dengan menautkan kelingkingnya "tapi jangan nangis lagi kasian tuh twin babynya nanti ikutan sedih" ucap rendi sambil menyeka air mata di pelupuk mata mbiil.
"gini tadi kamu nyuruh aku istirahat aku lakuin aku masuk ke kamar dan di kamar aku engga bisa tidur aku berpikir akan duduk² di balkon dulu tapi pas aku ngelewatin kaca...hiks hiks" belum juga mbiil selesai bercerita tapi mbiil sudah nangis lagi.
"hey janjinya mana katanya engga nangis lagi hm?"
"aku sedih mas aku...ak..ku gendut huah.." mbiil berdiri dari pangkuan rendi dan duduk di atas kasur sambil menutup wajahnya.
ah rendi sungguh² di hadapkan dengan dilema seorang calon ibu yang sedang hamil.
sudah berapa kali rendi hanya bisa menghela napas menahan emosi yang akan meluap.
"sayang kamu itu engga gendut wajar dong kamu agak besar karena di perut kamu ada twin baby"
"aku malu mas"
"siapa yang berani buat kamu malu hm bilang ke aku,aku bakal bunuh orang itu!"
mbiil hanya menggeleng oh sungguh mbiil begitu lucu di mata rendi dengan bibi chuby,mata bulat dan bibir ranumnya membuat kecantikan mbiil berkali² lipat.
mungkin benar kata orang orang yang sedang hamil itu kecantikannya akan keluar lebih dari sebelum hamil.
"kamu tuh cantik lebih dari sebulum kamu hamil dan apa kamu gendut buat aku kamu tuh engga gendut malah sexsi" ucap rendi sengaja mengatakan kata sexsinya di dekat telinga mbiil membuat bulu kuduk mbiil meremang.
"apaan sih mas malu tau" bluss wajah mbiil langsung memerah karena malu.
"eit karena kamu udah buat aku khawatir kamu harus dapat hukuman!"
"maksudnya kan tadi udah janji engga akan marah ko aku dapat hukuman sih?"
"siapa bilang aku marah hm? aku engga marah ko! aku bilang kamu harus di hukum!"
"tapi..."
rendi mencium bibir ranum mbiil dengan mesranya membuat mbiil malu dan kesal.
aq up jan baper yak 😁 aq aja yang nulis sambil senyum² sendiri halu bebas yak ayo vote dan comen makasih 😘 jangan lupa goyangkan jempolmu😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Rendi
Teen Fictionsequel dari posesif overprotective doctor! "kamu seutuhnya milikku jangan sampai ada yang menyentuhmu walaupun sedikit karna akan ada hukuman menanti bukan cuma buat laki2 itu tapi buat kamu juga sayang!!" "aku suamimu aku berhak mengatur semua kehi...