Waiting

8.7K 716 5
                                    

Mansion Keluarga Bae

Seorang wanita paruh baya membangunkan putri kesayangannya yang masih terlelap.

"Sayang bangun lah, ayo sarapan" ajak Ny. Bae seraya menyibak selimut putrinya.

"Eomma biarkan aku istirahat hari ini, aku tidak memiliki kegiatan untuk hari," balasnya menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Tapi sayang, apa Lisa tidak ke kampus hari ini, kau belum memba..." Ucapan Ny. Bae terhenti dan putrinya itu sudah bergegas berlari meninggalkannya menuju kamar tamu. Ya walaupun Lisa sudah lama mengenal gadis itu, bahkan saling melengkapi satu sama lain tapi Lisa akan memilih tidur di kamar tamu, jika sedang berkunjung ke mansion Keluarga Bae. Alasannya adalah kerna dia menghormati orang tua gadis cantik itu.

Bruk...

Gadis cantik menubruk tubuh gadis jangkung itu.

"Wake up Manoban."

"Aww,, Bae kau membuat tulang ku patah," gadis jangkung itu mendongak untuk melihat gadis yang selalu membuatnya bersemangat.

"Apa kau tidak pergi ke Kampus tanya gadis cantik itu.

"AKu hanya akan ke kampus untuk menemui Dospem ku, jawab Lisa. Ya sebentar lagi si Manoban ini akan menyelesaikan kuliahnya.

"Wah kau sebentar lagi akan wisuda apa yang kau inginkan dari ku ? tanya gadis cantik itu dengan semangat.

"Aku akan meminta hadiah ku seminggu sebelum hari H, kau setuju ? pinta Lisa, menoel-noel hidung gadis itu.

"Aku akan memberikannya, ayo sana mandi, aku akan mandi di kamar ku, setelah itu kita akan sarapan."

Jennie POV

Aku sudah sampai di Kampus, tepatınya aku sekarang sedang berada di parkiran, aku masih didalam mobil ku untuk menunggu gadis sok cool itu, aku sengaja berangkat satu jam sebelum mata kuliah ku di mulai, yahh,, begitu lah kalau kau sudah merasakan cinta pada seseorang, kau akan berusaha untuk mendapatkannya, meski harus melakukan hal-hal konyol sekali pun. Sebenarmya aku membenci sifatnya yang sok cool itu, tapi kalau ku piker-pikir dia memang cool,
ahh lebih tepatnya My Cool Manoban. Aku mentertawakan pikiran ku sendiri. Sedari tadi malam aku menghubunginya, namun Barbie kurang ajar itu tidak menjawabnya sama sekali, bahkan aku juga sudah banyak mengiriminya pesan. Perkataan Dahyun terus berputar-putar di Kepala ku. Dia menemui pujaan hatinya. Cihh, apa dia itu suka mengoleksi para gadis cantik. Dia di jemput di Bandara oleh Jisoo Eonnie dan Chaeng, dia selalu bertemu dengan Dahyun di Cafe, dan menemui gadis lain lagi. Aku akan membuat perhitungan dengannya, akan ku pastikan dia akan meninggalkan wanita itu. Mata ku menangkap Rose yang baru saja keluar dari mobil, sepertinya dia membawa mobilnya sendiri, kerna berbeda dari mobil yang sebelumnya dia pakai, mungkin itu mobil Barbie sok cool itu. Kalau Rose sudah datang itu artinya aku sudah nampir satu jam menunggu gadis kurang ajar itu.
Aku memutuskan untuk keluar menghampiri Rose. "Hai Rose."

"Ohh, Hai Eonnie, kau membawa mobil sendiri,"

"Hmm," aku bergumam itu menjawab pertanyaannya. Sekarang kami sudah berada di ruangan sembari menunggu dosen.

"Rose, apa kau tau dimana Lisa, apa dia tidak kuliah hari ini, aku berulang kali menghubungiya tapi dia tidak menjawab nya sama sekali ?," tanya ku untuk mengetahui keberadaan si kurang ajar itu.

"Kurasa dia akan datang nanti siang. dia hanya menemui Dospem nya, sebab Dosen itu datang nya nanti siang, hmm mungkin karena nomor baru jadi si Monkey itu tidak menjawab panggilan mu."

"Dasar Barbie kurang ajar, aku bergumam."

"Apa kau mengatakan sesuatu Eonni," Rose bertanya.

"Kapan dia akan wisuda, bukan kah kalian seumuran," tanya ku bingung.

"Kau tau Eonnie, si Monkey itu pintar, dia juga berkuliah dengan Beasiswa."

"Ohh, Perfect Barbie." Batin ku, dan tersenyum.


Sekarang mata kuliah ku sudah selesai, aku melirik jam tangan ku, ini sudah waktu nya untuk makan siang. Rose baru saja meninggalkan ku, dia ingin cepat pulang kerna ingin menemui seseorang. Aku berjalan sendiri menuju kantin untuk mengisi energi ku, setelah itu aku akan
menemui Barbie kurang ajar itu, kerna aku sudah mengetahui dimana keberadaannya. Aku berjalan dengan membawa dua kopi Latte, sepanjang jalan aku terus tersenyum memikirkan wajahnya. Saat aku berada di Perpustakaan, aku menoleh ke nanan, kiri untuk menemukan masa depan ku. Yahh, akhirnya aku menemukannya, dia berada di pojok paling sudut sedang membaca buku, dengan Laptop yang menyala di hadapannya, dan beberapa buku lainnya di atas mejanya. Ku rasa dia sangat berkerja keras untuk menyelesaikan Kuliahnya. Aku duduk tepat di hadapannya, dia sama sekali tidak melihat kearah ku, tapi aku tau dia pasti menydari kehadiran ku, kerna dia membenarkan posisi duduk nya. Aku menatap kagum pada ciptaan Tuhan yang sempurna ini, aku menumpu wajah ku dengan kedua tangan ku yang berada di atas meja, aku tidak akan menggangu aktivitasnya, asalkan dia membiarkan ku menikmati pemandangan indah ini. "Sampai kapan kau akan terus menatap ku," Tanyanya, meletakkan buku di tangannya dan menatap ku, aku tersenyum melihat wajahnya, dan jantung ku kembali bereaksi tidak normal.

"Sampai aku merasa puas," ucap ku, ku lihat dia menghela natas dan menggelengkan kepala nya. "Aku membawakan kopi Latte untuk mu, minum lah, kau perlu mengisi energi mu," pinta ku padanya.

"Apa kau tidak pernah ke Perpustaan ?, disini di larang membawa makanan dan minuman, terlebih lagi suara mu, tolong pelan kan suara mu, kau bisa mengganggu orang lain." Cetusnya. Aku mengeritkan kening ku, ingin rasanya ku robek mulutnya itu. "Apa kau tidak ada jadwal kuliah lagi hari ini,? tanya nya, itu berhasil mengembalikan senyuman ku.

"Tidak, aku sudah selesai," jawab ku secepat mungkin, ahh, kurasa kami akan berkencan.

"Berhenti la mengganggu ku, lebih baik kau pulang" Tegasnya, aku tanpa sadar mempoutkan bibir ku, dan lihat lah, aku menangkap senyumannya, tapi dia secepat kilat mengubah kembali ekspresi wajahnya.

"Tega sekali kau, aku sudah lama menunggu mu sadari tadi, ahh bukan, sedari tadi malam aku menelpon dan mengiri mu pesan, tapi kau sama sekali tidak meresponnya," aku mengeluarkan semuanya.

"Ya, aku tau itu, bahkan aku sudah menyimpan nomor mu sekarang." ucapnya setenang mungkin.

"Lantas kenapa kau mengabaikannya ? " tanya ku menatap nya.

"Ku rasa tidak ada yang penting, kerna kalau ada yang penting pasti kau memberitahunya melalui pesan."

"Yak., dasar kau tidak punya hati, tidak memikirkan perasaan ku !." Aku murka di hadapan nya. Dia menarik ku keluar dari Perpustakaan, kerna semua orang yang berada di sana melihat kearah kami.

Thanks My Readers-Nim ❤️

Follow, Vote, Koment untuk Lanjut
Saling Menghargai.

Cool Manoban (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang