Warning ! 🔞
Jennie POV
Aku terus memegang penis Lisa, aku semakin merasakan geli di organ intim ku, ingin rasanya aku menggaruknya, aku merapatkan kedua paha ku untuk menghilangkan rasa geli ini. Ada apa ini, kenapa ini sangat geli, nafas ku semakin memburu, memejamkan mataku, tanpa sadar aku mengeluarkan suara aneh dari mulut ku, suara yang pertama kali ku keluarkan seumur hidup ku. "Aahhh". Aku mendesah, dengan cepat aku menutup mulut ku.
"Apa yang kau lakukan J. Jen..nie" ucap Lisa dengan nafas yang tersengal. Akibat desahannya dia jadi memanggil ku J, hmm ku rasa aku menyukai nama panggilan itu. Aku membenamkan wajahnya ku kearahnya tepat di ketiaknya, aku merasa sangat aneh sekarang. Dan rasa geli ini tidak kunjung hilang. Aku kembali mendongakkan kepala ku, ku lihat wajahnya sangat berbeda, aku bergedik ngeri melihatnya. Tapi aku berusaha untuk memberanikan diri untuk bertanya sesuatu
"Lisa kenapa ini sangat gatal" lirih ku menujuk ke arah selangkangan ku.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan, kenapa bisa jadi seperti ini, aiss." Dia mengacak-acak rambutnya, mengepalkan tinjunya.
"Maaf, Rose bilang kau memiliki penis, aku hanya ingin memastikannya, tadi aku memegangnya" lirih ku, menundukkan kepala ku.
"Lantas apa yang kau dapat hah" bentaknya, seketika air mata ku menetes. Dia mengambil air mineral di atas meja. Meminumnya sampai habis. Setelah itu menatap ku. "Kau harus kembali tidur" ucapnya datar. Dia kembali berbaring di samping ku, dan meletakkan kepala ku di lengannya.
"Aku bisa memakai bantal saja" aku berusaha menjauhkan lengannya dari kepala ku, dengan cepat dia menghentikan aksi ku, menahan kepala ku agar tidak bergerak dari lengannya.
"Jangan terlalu banyak bergerak" ucapnya datar.
Kami berusaha untuk memejamkan mata, aku memungginya, sedang dia tidur dengan posisi telentang. Aku tidak bisa memejamkan mata ku, kerna ini sangat geli, tidak mungkin aku menggaruknya disini, kerna ada Lisa, sedangkan kamar mandi, aku tidak kuat untuk ke kamar mandi sendiri. Sedari tadi aku bergerak dengan gelisah, bahkan kening ku sedikit berkeringat.
Warning ! 🔞
"Ada apa ?" Tanya Lisa datar. Mungkin dia ternganggu dengan pergerakan ku.
"Ini sangat gatal" lirih ku, tapi ku rasa di masih bisa mendengarnya. Aku mendengar dia menghela nafas. Aku merasakan dia bergerak, mengubah posisinya menjadi menghadap ku, dengan posisi ku yang masih memunggunginya.
"Itu akibat perbuatan mu tadi, harus bagaimana lagi aku menenangkan mu" ucapnya lembutnya membelai kepalaku. Aku memejamkan mataku, menikmati nafasnya yang menerpa leher ku, kenapa kali ini rasanya sentuhannya sangat berbeda.
"Bisakah kau menghilangkan rasa geli ini" pinta ku padanya. Dia hanya diam tidak menjawab sama kali, apa dia mendadak bisu. Aku sudah tidak tahan lagi dengan rasa geli ini, aku sedikit menggerakkan pantat ku yang berada tepat di selangkangannya, dan berhasil mengenai Juniornya. Ku dengar dia sedikit mendesah
"J apa yang kau lakukan" ucapnya dengan nafasnya yang memburu, tapi dia tidak menghentikan aksi ku. Aku semakin menggesekkan pantat ku ke penis Lisa,
"Ahhh" aku tidak pernah merasakan hal aneh seperti ini sebelumnya. Aku berbalik menghadapnya, dia memejamkan matanya. Aku tau dia juga menginginkannya tapi dia berusaha untuk mengendalikannya. Aku kembali memegang juniornya dari luar celananya. Itu berhasil membuatnya mendesah. Dia membuka matanya.
"J" Lirihnya. Sekarang dia terlentang. Aku sedikit membangkitkan tubuh ku, menaruh kepala ku di dada nya, merasakan jantungnya berpacu dengan cepat. Aku menatap ke arah iris coklat yang ku kagumi selama ini, pandangan ku turun ke arah garisan bibirnya. Aku menempelkan bibir ku disana, dia membalasnya, mungkin dia juga menginginkannya. MUNAFIK. Tidak ada yang bisa mengendalikan jika Penis sudah mengeras. Cukup lama kami bertukar saliva, hingga akhirnya dia melepaskan ciuman kami, aku menatapnya, nafas kami saling memburu, hingga membuat payudara bergerak naik turun, aku memperhatikan pandangannya kearah payudara ku. "Kau tidak boleh banyak bergerak" ucap nya, membantu untuk kembali, keposisi ku, sekarang aku sudah telentang. Sebenarnya aku tidak ingin tidur, aku ingin menikmati malam ini bersamanya. Kenapa dia tidak mengerti, aku sedikit kecewa, pasalnya aku sedang berada di puncak nafsu. Apakah kami akan tidur dengan nafsu yang belum terselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Manoban (END)
Teen FictionTidak semua harus di ungkapkan dengan kata-kata, jika kau berada di hatiku, maka kau akan merasakan Cinta yang ku miliki. Kerna definisi Cinta menurut ku bukan sekedar serangkaian kata-kata manis tapi tindakan yang di lakukan untuk membuat seseoran...