Jennie POV
Matahari sudah memperlihatkan sinarnya. Aku menghampiri suami ku yang masih terlelap di sofa "Huh, seharusnya tadi malam kami menikmati malam panas." Aku sengaja tidak membangunkannya, jika aku membangunnya pasti dia akan pergi ke kantor untuk bekerja. Setelah selesai melakukan ritual dengan diriku. Aku memainkan ponsel milik ku, memperhatikan kasur yang di hiasi kelopak-kelopak bunga mawar, semua ini tidak berguna. Aku memutuskan untuk tidak ke dapur sekarang, aku tidak ingin orang tua ku mempertanyakan tentang malam pertama kami. Itu pasti sangat menyakitkan. Dengan berlama-lama di kamar tentu orang tua ku menganggap kami telah menikmati malam pertama.
"Sayang bangun" Aku mencium pipi Lisa, syukurlah suami ku sangat mudah untuk di bangunkan.
"Kenapa kau tidak membangunkan ku" ucapnya yang melihat jam dinding sudah Pukul 10.05. Ia bergegas ke kamar mandi.
"Apa kau ingin pergi berkerja ?" Tanya ku menghentikannya.
"Ya" jawabnya.
"Tidak, sebelum seminggu kau tidak boleh berkerja, secara pribadi kita memang tidak melakukan hal-hal seperti pasangan yang baru menikah lainnya, tapi di depan umum kita harus bersikap seolah-olah pasangan harmonis yang baru menikah." Jelas ku, menatap dalam matanya, dia harus tau berhadapan dengan siapa, istrinya bukan seperti gadis manja yang ia kenal. Bahkan saat ini aku sudah siap untuk mencakar wajah tampannya. Lihatlah suami ku, ia tidak berani untuk melawan, ia hanya melangkahkan kakinya ke kamar mandi, walaupun kesal terhadapnya aku tetap menyiapkan pakaian untuknya, aku memilih pakaian yang santai untuknya, coba saja kalau dia berani memakai pakaian kantornya, akan ku patahkan lehernya.
Aku menunggu Lisa di meja makan dengan beberapa makanan yang ku siapkan untuk, hmm aku tidak melupakan susu coklat kesukaannya. Orang tua ku sudah berangkat untuk melakukan kegiatannya masing-masing, bahkan mertua ku sudah kembali ke Thailand. Aku tersenyum saat melihat suami ku yang memakai pakaian yang telah ku siapkan, ckck, ternyata ia takut terhadap ku. Lisa duduk di depan ku, aku meletakkan piring di hadapannya berniat untuk mengisinya dengan nasi goreng kimchi.
"Aku ingin roti" ucapnya. Aku tersenyum mengambil roti, mengoleskannya dengan selai strawberry, lalu meletakkan kembali di piring suami ku. Aku hampir saja lupa bahwa suami ku seorang Bule. Ia meminum susunya, lalu memakan rotinya.
"Kenapa kau tidak makan ?" Tanyanya, jelas saja aku tidak memakan sarapan ku sedari tadi, aku hanya memperhatikan Lisa menikmati makanannya. Bukankah itu perhatian pertama suami.
Sebulan sudah usia pernikahan ku, walaupun sikap Lisa terhadap ku mulai menghangat, namun Lisa tetap memilih untuk tidur di sofa. Malam ini kami menikmati waktu keluarga Jisoo Eonnie dan suaminya berkunjung. Sebelumnya ia mengatakan mempunyai berita baik, kami semua tidak sabar untuk segera mengetahuinya.
"Eonnie.. ayo katakan" Rengek ku.
"Iya sayang, kami sudah tidak sabar" sambung Appa. Kami semua berkumpul di ruang keluarga.
"Chankkman" Jisoo Eonnie mengeluarkan sesuatu dari tas Dior miliknya. "Jangan berebut" Lanjutnya, memberikannya pada Eomma.
"Ada apa ?" Tanya ku pada Eomma yang meneteskan air matanya.
"Kau akan jadi seorang Imo" jawab Eomma, dengan cepat aku mengambil alih apa yang di pegang Eomma, kami semua memperhatikan hasil USG janin Jisoo Eonnie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Manoban (END)
Teen FictionTidak semua harus di ungkapkan dengan kata-kata, jika kau berada di hatiku, maka kau akan merasakan Cinta yang ku miliki. Kerna definisi Cinta menurut ku bukan sekedar serangkaian kata-kata manis tapi tindakan yang di lakukan untuk membuat seseoran...