Jennie POV
"Untuk apa kau membawa ku kesini ?" tanya ku.
"Untuk tidak mengganggu orang lain, kau tunggu disini aku akan mengambil barang-barang ku" jawabnya yang hendak masuk kedalam Perpustakaan
"Hmh." Aku hanya bergumam menjawab perkataannya. Seketika dia berbalik menghadap ku.
"Disini panas sebaiknya kau menunggu dia taman itu, tunjuknya ke arah taman, yang tidak jauh dari Perpustakaan. Aku
hanya menunjukkan wajah datar ku. Ya, aku ingin dia tau kalau aku sedang kesal dengannya. Tapi sebenarnya aku sangat bahagia dengan perhatiannya walau sekecil apapun itu. Ingat harus tetap jual mahal, kekeke.Dia kembali menghampiri ku dengan tangan yang penuh dengan buku, serta kopi yang ku bawa.
"Kenapa kau tidak menunggu di taman saja ?," tanyanya
"Aku kesini untuk menemui mu bukan untuk duduk di taman" sarkas ku.
"Ini" ucapnya memberikan kopi, seketika itu membuat dia membangunkan jiwa Kucing bar-bar dalam diriku, tapi sebisa mungkin aku mengendalikannya. "Aku tidak mengerti kenapa kau selalu mengganggu ku, tapi sebaiknya kita bicara, aku perlu mendengarkan penjelasan mu, mungkin ada sesuatu, tegasnya."
"Ohh, So Cool Manoban" Batin ku.
"Ayo ucapnya." Kami berjalan berdampingan menuju taman, dia sudah mendaratkan pantatnya yang indah itu di sebuah kursi. Sebelum aku bergabung dengannya aku terlebih dahulu menghampiri tong sampah yang berada tidak jauh dari kursi tempatnya duduk. "Hey,, apa yang kau lakukan" dia dengan kaki panjangnya secepat kilat menghampiri ku, mencegah tangan ku yang akan membuang kopi.
"Membuangnya" ucap ku datar. Dia menatap ku, mengambil kopi itu dari tangan ku.
"Tidak baik membuang makanan dan minuman, kau harus menghargainya" tegasnya, berjalan kembali arah tempatnya semula.
Aku mengeritkan keningku, berjalan kearahnya, sekarang aku berdiri tepat di hadapannya, jarak kami hanya beberapa inci saja. "Menghargai katamu, bahkan kau tidak meminumnya sama sekali, dan kau mengembalikannya padaku !." Teriak ku di depan wajahnya.
"Aku tidak mengatakan kalau aku tidak mau meminumnya, hanya saja kau memberikannya di tempat yang tidak tepat," ucapnya, menyeruput kopi. Dia berhasil menangkap
senyuman ku. "Duduk lah" pintanya. Aku segera duduk di sampingnya tanpa ada jarak diantara kami, ingin rasanya aku menyandarkan kepala ku di pundaknya. Dia memberikan kopi satunya lagi untuk ku. "Minum lah"
Pintanya, secepatnya aku langsung meminumnya, ckck, dan sekarang kopi ini lebih nikmat dari kopi yang ku minum sebelumnya."Apa kau sangat ingin aku duduk di samping mu ?" tanya ku.
"Tidak, hanya saja kau menghalangi pandangan ku," Dia sedikit tertawa. "Kau tau jika kau tadi membuang kopi itu, dan penjualnya melihat, pasti dia akan sangat terluka." Ucapnya.
"Dari mana kau tau ?," aku menatap ke arahnya.
"Kerna aku akan terluka jika ada orang yang membuang kopi yang ku jual," lirihnya.
"Ohh. jadi nanti jika aku sedang kesal terhadap mu, aku akan membeli kopi yang banyak. Setelah itu aku akan membuangnya di hadapan mu, aku menyeringai."
"Ternyata selain sering berteriak, kau ini juga menyeramkan." Ungkapnya."
"Tidak, sebenarnya aku sangat manis, haya saja kau tidak ingin melihat ke arah sisi ku yang manis, kau selalu melihat sisi ku yang menyeramkannya saja." Aku melihat dia sedikit tertawa dan menggelengkan kepalanya. Ku rasa si kurang ajar ini, tidak memahami kata-kata ku. Cihh, otaknya tidak sampai untuk mencerna ucapan ku. Kami hanya memandang lurus, menikmati pemikiran masing-masing. hingga akhirnya dia yang memulai lagi pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Manoban (END)
Teen FictionTidak semua harus di ungkapkan dengan kata-kata, jika kau berada di hatiku, maka kau akan merasakan Cinta yang ku miliki. Kerna definisi Cinta menurut ku bukan sekedar serangkaian kata-kata manis tapi tindakan yang di lakukan untuk membuat seseoran...