Flashback

4.8K 407 13
                                    

Lisa POV

Aku merasa sangat buruk sekarang. Jisoo Eonnie yang ku anggap sebagai kakak ku sendiri telah membenci ku, bahkan Leo kesayangan ku juga membenci ku. Aku juga tidak berselera untuk makan. Aku merasa melakukan kesalahan yang sangat besar sekarang. Sudah cukup. Aku tidak bisa terlalu lama larut dalam rasa bersalah ku. Aku akan mengunjungi Irene. Aku tidak peduli lagi mereka semua membenci ku, walau seluruh dunia membenci ku sekalipun, yang terpenting saat ini untuk ku aku harus menyelamatkannya hubungan ku, aku tidak ingin kehilangan orang yang ku sayang, aku tidak ingin kehilangan apa yang ku jaga dan ku pertahankan selama bertahun-tahun. Aku akan bersimpuh di kakinya untuk mendapatkan maaf darinya, kalau perlu aku akan memberikan pisau untuknya. Aku lebih baik mati daripada kehilangannya. Irene adalah Dunia ku, dia hidup ku. Setelah mempersiapkan keperluan ku, Aku langsung menuju Bandara untuk melakukan penerbangan ke Paris.

Aku baru saja tiba di Bandara, aku menggunakan taksi untuk menuju hotel yang di beritahukan oleh Manajer Irene. Pukul 19.00. Aku sudah berada di dalam kamar Hotel Irene. Aku memejamkan mata ku, menikmati aroma yang selama ini menjadi favorit ku. Wangi tubuh Irene memenuhi ruangan. Manajernya memberi tahu ku bahwa Irene masih melakukan syuting. Lebih baik aku mandi.

Aku memeriksa penampilan ku di depan cermin. Aku memakai Hoodie berwarna ungu, Irene sangat suka jika aku memakai pakaian yang berwarna ungu. Itu adalah warna kesukaannya. Aku duduk di atas tempat tidur, memainkan Ponsel ku. Aku melihat video Irene di Ponsel ku untuk menghilangkan rasa bosan ku menunggunya. Aku tersenyum memperhatikan seluruh ruangan, semua barang-barangnya tertata dengan rapi. Dia memang wanita yang sempurna, senyum ku kembali mengembang saat melihat foto kami yang ia pajang di atas nakas, di samping tempat tidur. Aku berjalan, mengelilingi ruangannya. Hingga langkah kaki ku terhenti saat melihat sebuah Box persegi empat. Aku membukanya. Begitu banyak barang-barang mewah di dalamnya. Apa ini punya Irene tapi kenapa di menaruhnya di dalam Box. Yang ku tau dia paling benci jika aku tidak segera merapikan barang-barang ku. Aku mengambil satu-persatu barang-barang yang berada di dalam kotak untuk melihat apa saja yang ada didalamnya. Jam Rolex, sepatu, cincin, Kamera sepasang Hoodie berwarna kuning. Aku mengambil secarik kertas yang terdapat di bawah Hoodie. "Happy Graduation My Cool Manoban" Aku tersenyum membaca isi dalam kertas tersebut.

"Honey..." Teriak Irene berlari ke arah ku. Aku mengangkat tubuh mungilnya. "Kenapa kau tidak mengabari ku jika ingin kesini" Tanya Irene mencium seluruh wajah ku.

"Kerna aku terlalu merindukan mu, sehingga tidak sempat untuk menghubungi mu terlebih dahulu" Jelas ku. "Aakkh, sakit Bae" ucap ku, Irene menggigit dagu ku.

"Aku merindukan mu Honey" Ucap Irene dengan nada manjanya. "Yak !. Kau membuka kotak itu Honey" Tunjuk wanita kesayangan ku ke arah kotak yang baru saja ku buka. Dia turun dari gendongan ku, memukul dada ku, sebelum menuju ke arah kotak. Aku tertawa memperhatikan tingkah imutnya. Dia menutup kembali kotaknya, mengambil kain penutup untuk menutupinya.

"Apa itu hadiah ku ?" Tanya ku yang masih tertawa. Ia menatap ku dengan tatapan tajam, tapi terlihat lucu untuk ku.

"Anggap kau tidak melihatnya" Dia menunjuk wajah ku. Aku menggigit pelan Jarinya. "Hmm Honey, Apa kau sudah menemukan kado yang kau inginkan" Tanya Irene menunjuk kearah kotak.

"Tidak Bae" Aku memeluk tubuhnya. Irene melepaskan dirinya dari pelukan ku. Menatap ke arah ku. "Lantas apa yang kau inginkan Honey, aku sudah membelikan barang-barang kesukaan mu." Ucap Irene, sepertinya dia kecewa kerna tidak berhasil memberikan kado yang ku inginkan.

Aku mencium bibirnya sekilas "Aku akan memberitahumu setelah kau berada di Korea" ungkap ku.

"Kenapa tidak sekarang, aku penasaran" ucapnya. Suara perut ku berhasil menghentikan pertanyaan Irene. "Apa kau belum makan Honey, aku akan memesan makanan untuk kita, sebenarnya aku sudah makan tapi aku akan menemani pacar ku yang tampan untuk makan bersama" Jelas Irene.

"Apa kita tidak makan di luar ?" Tanya ku padanya.

"Tidak, aku ingin menghabiskan waktu bersama mu" ungkap Irene. "Honey aku ingin besok kau menemani ku syuting dan malamnya kita berjalan kaki, berpegangan tangan bersama dengan memakai Couple Hoodie. Kau tau sendiri kita tidak bisa melakukannya di Korea." Lanjut Irene.

"Aku akan melakukan apapun untuk mu" Balas ku.

Pagi ini Irene meminta ku untuk menemaninya syuting. Setelah itu aku akan mengabulkan semua keinginannya untuk menikmati malam ini.

Kami sudah berada di lokasi syuting drama yang Irene bintangi. Aku duduk di sebuah kursi yang telah di persiapkan oleh Manajer Irene. Aku memperhatikan wajah cantiknya yang sedang berakting dengan seorang laki-laki lawan mainnya. Aku memalingkan wajah ku saat mereka melakukan kiss scene.

Irene menghampiri ku setelah menyelesaikan syutingnya.

"Apa kau bosan Honey ?" Tanya Irene.

"Tidak" jawab ku.

"Kajja" Irene mangajak ku untuk meninggalkan lokasi.

Kami menikmati makan malam di sebuah Restoran yang berdekatan dengan Menara Eiffel. Setelah selesai Irene mengajak ku untuk berfoto di dekat Menara. Sepertinya yang selalu di impikannya, Irene memeluk dan mencium pipi ku, menggenggam tangan ku, lalu menciumnya.

"Aku akan mengunggahnya ke Akun Sosial Media ku" ujar Irene semangat.

"Apa kau yakin Bae ?" Tanya ku. Aku takut dia akan di Bully oleh penggemarnya.

"Honey, sudah lama menyembunyikan ini semua dari penggemar ku, dan sekarang aku tidak peduli lagi. Aku ingin membanggakan pacar ku" ungkapnya.

"Aku akan selalu berada disisi mu" ucap ku

Sesuai permintaan Irene kami berjalan kaki dengan tangan yang saling menggenggam, memakai Couple Hoodie. Kami membeli Ice Cream di pinggiran jalanan, aku meminta Irene untuk memakai maskernya. Aku tidak ingin ada yang mengambilnya foto kami.

"Honey, aku ingin kita melakukan hal seperti ini saat aku kembali ke Korea" Terang Irene.

"Tidak Bae, kau tau sendiri penggemar Korea seperti apa" Jelas ku

"Aku akan menghadapi jika kau selalu disisi ku" Ucap Irene yang mengeratkan genggaman tangan kami. Aku membawanya ke dalam pelukan ku, mencium keningnya.

Kami sudah berada di kamar Hotel Irene. Setelah membersihkan diri dan memakai piyama, kami menonton Drama Irene. Ia duduk di pangkuan ku. Aku mencium kepala bagian belakangnya. Irene melingkarkan tangan ku di perutnya. Sesekali mencium lengan ku.

"Honey aku akan ke kamar mandi sebentar" Ucap Irene. Membalikkan tubuhnya lalu mencium bibir ku sekilas. Aku mengangguk untuk menjawab ucapannya. Tenggorokan ku terasa kering, aku turun dari tempat tidur untuk mengambil air minum. Setelah membasahi tenggorokan ku, aku berjalan untuk kembali ke tempat tidur. Tapi Sebelumnya aku teringat dengan Ponsel ku, sudah lama aku tidak mengaktifkannya. Aku berencana untuk menghubungi Dahyun. Aku membuka lemari hias Irene, aku memang menyimpannya disana, supaya tidak ada yang menggangu. Aku butuh waktu untuk sendiri dan untuk meyakinkan wanita yang ku cintai. Aku mengambil Ponsel ku, pandangan ku teralih saat melihat botol obat. Aku meraihnya untuk melihat obat apa itu sebenarnya.

"Apa Irene sakit ?" Pikir ku. Aku mengepalkan tangan ku, dada ku terasa sesak, serasa api berkobar dalam diri ku. Mungkin aku akan meledak saat melihat obat penggugur kandungan berada di genggaman ku. Irene keluar dari kamar mandi, aku menatap tajam ke arahnya dengan tangan ku yang masih memegang obat tersebut.

"Hon" Gugup Irene yang melihat ku memegang obatnya. Ia berusaha menghampiri ku, tapi aku berjalan ke arah tempat tidur, mendudukkan diri ku disana. Aku menatap lurus kedepan dengan nafas yang memburu. Jika aku melampiaskan amarah ku memukul wajah seseorang, ku rasa dia akan kehilangan beberapa giginya. Irene berdiri di hadapan ku, lalu bersimpuh di kaki ku.

Thanks My Readers-Nim ❤️

Follow, Vote, Koment untuk Lanjut
Saling Menghargai.

Cool Manoban (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang