Jennie POV
Setelah memikirkan semuanya, ku pikir semua yang di katakan oleh Keluarga ku itu benar. Aku hanya melakukan hal yang sia-sia. Aku memutuskan untuk membuka hati ku pada orang yang membutuhkan cinta ku, seperti yang di ucapkan Appa. Aku akan menerima perjodohan yang Appa inginkan. Aku sudah sering pergi bersama Mino. Dia juga sering mengantar jemput ku ke Kampus. Benar yang di katakan Eomma dia pria yang baik.
"Kau akan datang ke acara wisuda ku nantikan ?" Tanya Mino yang mengantar Jennie pulang. Jennie memutuskan untuk pulang dari kampus bersama Mino.
"Aku pasti datang Oppa, Eonnie ku juga akan wisuda." Balas Jennie
"Oh iya, aku hampir Lupa" ucap Mino. Pria itu mendekatkan wajahnya ke arah Jennie. Gadis bermata kucing memalingkan wajahnya. Alhasil Mino mencium pipi kirinya.
"Aku harus masuk sekarang, apa Oppa tidak mampir" tawar Jennie.
"Mungkin Lain kali" jawab Mino.
"Bagaimana hubungan mu dengan Mino ?" Tanya Ny. Kim yang menghampiri anaknya sedang duduk bersandar di kepala ranjang miliknya, memainkan Ponselnya.
"Baik-baik saja Eomma" jawab Jennie.
"Baby, Eomma dengar Appa mu akan menjodohkan mu dengannya, apa kau menerimanya ?" Tanya sang ibu membelai rambut putri Bungsunya. Jennie mengangguk menjawab pertanyaan ibunya. "Bagaimana dengan Lisa ?" Ny. Kim kembali bertanya. Jennie tidak bisa menjawab pertanyaan ibunya. Gadis mungil itu memeluk ibunya. Menumpahkan air matanya di dalam pelukan ibunya.
Jisoo menemani Chaeng untuk latihan vocal. Gadis tupai itu memang sangat suka bernyanyi. Jisoo tersenyum memperhatikan Chaeng yang sedang bernyanyi. "Kiyowo" Batin gadis Kelinci itu.
Rose sudah menyelesaikan latihannya. Sebelum mengantar Rose pulang. Mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Jisoo tidak ingin Tupai itu akan terus mengoceh jika perutnya belum di isi.
"Kau ini makan seperti anak kecil" Jisoo mengusap bibir Chaeng yang terdapat sisa makanan. Gadis Tupai itu hanya tertawa. Setelah itu menikmati minumannya.
"Eonnie ayo ke Taman Hiburan, kita sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama" jelas Chaeng.
"Ah kau benar" Ucap Jisoo.
Dahyun sudah membuka kembali Cafe sepertinya biasanya dengan di bantu Eunjo.
"Eunjo, berapa usia mu ?" Tanya Dahyun.
"17 tahun Eonnie" jawab Eunjo
"Benarkah, itu artinya kau masih seorang pelajar, lantas kenapa kau tidak pergi bersekolah?" Lanjut Dahyun bertanya.
"Semenjak orang tua angkat ku meninggal, aku tidak lagi sekolah. Aku tidak bisa membiayai sekolah ku" jelas Eunjo. Bahkan gadis remaja itu sudah mengeluarkan air matanya.
"Apa kau masih ingin melanjutkan sekolah mu" gadis putih itu kembali bertanya.
"Aku mau Eonni" balas Eunjo bersemangat.
"Baiklah, kau ingin melanjutkan sekolah mu dimana ?" tanya Dahyun
"Terserah Eonnie, asalkan jangan di sekolah ku yang lama, aku membenci mereka" Jawab Eunjo. Gadis remaja itu memberitahukan dimana sekolahnya yang lama
"Ok, aku akan mengurus untuk sekolah mu. Kau harus berjanji belajar dengan giat." Ucap Dubu.
"Terimakasih Eonnie" Eunjo memeluk Dahyun. Gadis remaja itu melepaskan pelukannya saat melihat seseorang akan memasuki Cafe mereka. Eunjo berniat membuatkan kopi yang telah di pesan oleh seseorang tersebut.
"Biar aku saja yang membuatnya" ujar Dahyun pada Eunjo. Gadis remaja itu mengangguk berlalu ke tempat lain. "Ini kopi mu Dokter" ucap Dahyun tersenyum. Dokter tersebut mengambil kopinya dan tersenyum. "Tunggu Dokter" Dahyun mengejar sang Dokter saat dia hendak berlalu meninggalkan cafe.
"Ada apa ?" Tanya Dokter pada Dahyun.
"Bukankah kita berjanji akan makan bersama" Dahyun berusaha mengingatkan Dokter tersebut.
"Aku mengingatnya, tapi kita sama-sama memiliki banyak hal untuk di kerjakan" jawab Dokter cantik itu.
"Bagaimana kalau kita melakukannya sekarang Dokter" timpal Dahyun.
"Sudah berapa kali ku katakan jangan panggil aku Dokter, karena kau bukan pasien ku lagi" cetusnya.
"Nde Momoring" balas tahu itu.
Dua gadis cantik itu sudah menyelesaikan makan mereka. Di karenakan Dokter cantik itu sedang Off. Dahyun mengajaknya untuk mengunjungi Coex Aquarium, bahkan mereka mengunjungi toko boneka. Dahyun memberikan Plushie untuk Momo, dia sangat menyukainya.
"Aku sudah lama tidak menikmati waktu seperti ini" ucap Dahyun menyatukan jari-jari tangan mereka. Mereka berjalan kaki menikmati indahnya kota Seoul di malam hari.
"Aku juga, kurasa aku lebih lama menghabiskan waktu ku di Rumah Sakit" ujar Momo semakin mengeratkan genggaman tangan mereka.
"Aku akan lebih sering mengajak mu berlibur" lanjut Dahyun.
"Eonnie, bukankah itu Dubu" tunjuk Chaeng ke arah dua gadis yang duduk di kursi taman sedang menikmati Ice Cream dengan tangan yang saling menggenggam.
"Ayo kita bergabung bersama mereka" ajak Jisoo. Mereka menghampiri dua orang yang sedang menikmati dunianya.
"Dubu" panggil Jisoo. Dahyun langsung melepaskan genggamannya. Mereka saling pandang. Jisoo dan Rose terkejut dengan apa yang baru mereka lihat. Mereka pikir yang bersama Dahyun itu adalah Sana. Sedangkan Dahyun, dia terkejut karena kedua sahabatnya melihat ia sedang bersama wanita lain. Dahyun mengenalkan Momo pada kedua sahabatnya.
"Kau ber......"
"Apa Lisa sudah menghubungi mu ?" Eonnie tertua itu dengan cepat memotong ucapan gadis Tupai tersebut. Ia tidak ingin memperburuk keadaan. Belum tentu juga yang di pikiran mereka itu benar, pikirnya.
"Belum Eonni, tapi ku rasa dia sedang berada di Paris bersama Irene Eonnie" jawab Dahyun. Jisoo mengangguk.
"Baiklah, kami akan duduk di kursi sana" tunjuk Jisoo ke arah Kursi yang lumayan jauh dari mereka. Menarik tangan gadis Tupai menjauh dari mereka.
"
Hirai Momo"
Thanks My Readers-Nim ❤️
Follow, Vote, Koment untuk Lanjut
Saling Menghargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Manoban (END)
Teen FictionTidak semua harus di ungkapkan dengan kata-kata, jika kau berada di hatiku, maka kau akan merasakan Cinta yang ku miliki. Kerna definisi Cinta menurut ku bukan sekedar serangkaian kata-kata manis tapi tindakan yang di lakukan untuk membuat seseoran...