Shania Hasya Meliana.
Dia adalah perempuan yang tegas, penurut, manja, dan semua orang menganggap ia cantik. Shania tinggal bersama Tante nya yaitu, Riana.Shania sudah lama ditinggali oleh orang tua nya karena Orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Sekarang Shania menduduki kelas 12 SMA, sekolah Shania tidak jauh dari tempat tinggal nya yaitu di SMA Negeri Ratrya Mega, salah satu sekolah yang elit dan pastinya mahal, Shania memiliki sahabat di sekolah nya yaitu Aldi dan Feisyanara atau biasa dipanggil "Ara".
•••
Shania berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, saat ia ingin duduk di meja makan ia melihat tantenya sedang sibuk menerima telepon dari client.
"Tante ayo sarapan dulu" ajak Shania
"Tante duluan ya ada urusan" ucap Riana sambil jalan terburu-buru.
Shania sudah memaklumi kesibukan Tante nya itu, dia tersenyum kecil lalu melanjutkan sarapan pagi nya.
"Non, Pak budi sudah menunggu di garasi, nanti non telat loh" ucap Bi Ati.
Bi Ati adalah asisten rumah tangga yang pertama, yang bisa dibilang ia yang menemani Shania dari kecil, Shania sudah menganggap Bi Ati sebagai orang tuanya. Dan Bi Ati pun sudah menganggap Shania sebagai anaknya sendiri.
"Iya bi, Shania berangkat sekarang" ucap Shania lalu berjalan ke garasi.
"Non Shania sudah selesai sarapan nya?" tanya Pak Budi
"Sudah Pak, ohiya kunci mobilnya mana pak?" tanya Shania
"Oh ini non" Pak Budi mengambil kunci mobilnya yang ada di kantong celana belakangnya lalu menyerahkan kepada Shania
"Oke makasih yah pak" lalu Shania masuk kedalam mobil
"Oke siap—eh? Non Shania! kan saya yang mau hantar non" ucap Pak Budi sambil mengetuk-ngetuk jendela mobil
"Bapak temenin Bi ati sama Bi Susi aja di dalem. Saya berangkat dulu yah, dadah pak budi" Shania membuka jendalanya dan pamit sambil terkekeh kecil
"Eh iya, mending saya temenin Neng Ati sama Neng Susi aja deh lumayan dapet dua" ucap Pak Budi sambil terkekeh.
"Eh! Astagfirullah, kalau nyonya Riana tau bukan saya yang tidak menghantari non Shania yang ada saya nanti marahin" panik Pak Budi sambil menatap mobil Shania yang lahan-perlahan hilang dari pandangan nya.
•••
Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah Shania fokus pada perjalan, tiba tiba ponsel Shania bergetar
"Si Aldi ngapain sih pagi-pagi telepon" Shania mendecak kesal
"Sha lo dimana?" ucap Aldi dengan sedikit nada tinggi
"Bentar lagi gue sampe" jawab Shania sambil berhati-hati mengemudi
"Ck! bentar lagi masuk Sha!!" Aldi meninggikan suaranya, Shania yang tidak memikirkan ucapan Aldi langsung mematikan teleponnya dan meninggikan kecepatan mobilnya.
Setelah sampai di sekolah, Shania memarkirkan mobilnya dan mengambil buku didalam mobilnya lalu jalan terburu-buru menuju kelas saking terburu-buru nya ia tidak sengaja menabrak seseorang sampai buku-buku yang Shania pegang terjatuh.
"Heh! jalan pake mata! gak liat apa orang lagi buru-buru?" sewot Shania
"Dimana-mana jalan pake kaki!" balas seseorang itu
Shania hanya berdecak kesal sambil merapihkan buku-buku yang jatuh tadi, seseorang itu spontan langsung membantu nya, setelah selesai Shania pergi meninggalkan seseorang yang tadi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetapi Aku Mencintainya [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "J-jadi orang tua Shania meninggal gara-gara kecelakaan?" tanya Ray yang masih memegang diary Shania ditangannya "Emang nya lo gak ngerasa aneh sama kejadian orang tua lo, Sha?" lanjut Ray menatap Shania "Iya Sha, lo pengen...