Rival 2

4.1K 290 10
                                    

    Keyla mengendarai motornya dengan kecepatan penuh setelah menerima panggilan dari Cindy tersebut.

Sebelumnya Keyla sempat kembali ke sekolahnya untuk mengambil motor sekaligus berbohong pada satpam sekolahnya kalau keluarganya sedang kecelakaan agar ia dapat keluar dengan selamat dari dalam sekolahnya tersebut.

Keyla terus saja menambah kecepatan motornya dengan perasaan khawatir yang menyelimuti dirinya saat ini.

Sekitar 20 menit akhirnya Keyla sampai di kampus sang kakak. Ia memarkirkan motornya bersama kendaraan mahasiswa lainnya.

Kemudian ia buru buru memasuki gedung fakultas sang kakak yang sudah ia ketahui sebelumnya.

Keyla berlari tanpa memperdulikan mahasiswa lainnya yang tengah menatapnya bingung. Keyla memelankan langkahnya ketika melihat kedua sahabat Vanessa yang tengah berdiri dengan gelisah tidak jauh darinya.

Keyla berjalan dengan sedikit berlari untuk menghampiri sahabat sang kakak tersebut.

"Di mana kakak gue?"tanya Keyla dengan napas yang masih belum stabil.

"Dia di bawah ke arah sana!"tunjuk Cindy yang membuat Keyla menoleh ke arah tersebut.

"Itu arah ke mana?"tanya Keyla kepada dua orang yang ada di hadapannya.

"Kalau bukan ke toilet pasti ke gudang sekolah!"jawab Yerin yang membuat Keyla tambah khawatir dengan keadaan sang kakak.

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Keyla langsung meninggalkan mereka berdua melangkah ke arah yang di tunjukkan oleh Cindy tadi.

Keyla terus saja berlari bahkan ia sempat menabrak mahasiswa yang berlalu lalang di sekitarnya tersebut.

Sedangkan di lain tempat kedua remaja berbeda jenis tengah berdebat di depan wastafel kamar mandi kampus tersebut.

"Ayo kita bersenang senang sayang!"desis Vano sambil membelai wajah Vanessa.

"Ck! Lepasin tangan kotor lo!"bentak Vanessa kuat sambil menepis tangan Vano dengan kasar.

"Jangan ngebentak sayang!"ucap Vano sambil menatap Vanessa dalam.

"Mau lo apaan sih!"teriak Vanessa sudah kesal.

Plak!

"Udah di bilangin jangan ngebentak gue!"ucapnya kasar. Tidak ada lagi nada lembut yang ia keluarkan.

Vanessa hanya bisa diam sambil memegang pipinya yang panas akibat tamparan yang di layangkan Vano padanya.

"Gue udah cukup sabar yah dari tadi ngehadapin sikap lo!"ucapnya dengan nada yang kembali lembut sambil memegang pipi Vanessa yang ia tampar tadi.

"Kalau lo nggak mau kenapa kenapa jangan pernah ngebentak gue!"ucapnya lagi penuh penekanan.

"Dan pertanyaan lo tadi tentang apa mau gue, gue bakal jawab sekarang!"desisnya sambil membelai pipi Vanessa dengan tangan yang masih melekat di pipi Vanessa.

"Mau gue itu lo, Vanessa!"ucapnya lagi yang membuat Vanessa menggeleng gelengkan kepalanya dengan kuat agar belaian tangan Vano terlepas.

"Lo udah gila!"bentak Vanessa lagi yang membuat Vano kesal.

"Iya, gue emang gila!"ucapnya dan langsung mencengkram erat pipi Vanessa kuat.

"Sakit!"gumam Vanessa ketika merasakan cengkraman Vano yang kuat tersebut.

"Sakit?"tanya Vano seperti penderita psyco.

"Ini belum seberapa sayang!"ucapnya lagi dan langsung menghempaskan tubuh Vanessa dengan kuat hingga membuatnya tersungkur ke lantai.

BROKEN BAD GIRL (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang