e p i s o d e - 0 1

2.7K 241 4
                                    

Brak!!

Seorang anak laki-laki terhempas dan menabrak mejaku. Tampaknya dia sedang berkelahi dengan temannya.
Anak laki-laki itu berdiri dan mengelap darah di bibirnya karena tergores bagian tajam di ujung mejaku.
"Kau tidak apa-apa?" tanyaku sambil membantunya berdiri. Anak itu hanya melihatku.

Tak lama seorang anak laki-laki tinggi dengan wajah yang penuh amarah masuk ke kelasku. "Sepertinya itu lawannya" ucapku di dalam hati.

"Sunghoon!!!" Anak laki-laki itu menarik kerah seragam Sunghoon lalu menghajarnya kembali. "Berhentilah! Apa kalian anak kecil?" dengan cepat aku langsung melerai mereka berdua.

Anak laki-laki itu melepas kerah seragam Sunghoon dan menatap tajam ke arahku "Kita belum selesai" ucapnya ke Sunghoon dan langsung pergi begitu saja.

"Ayo" aku menarik tangan Sunghoon namun Sunghoon menahan tubuhnya agar tidak ikut denganku. "Ayo ke UKS, itu berdarah" aku menunjuk ke arah bibirnya, namun dia menghempas tanganku dan dia juga pergi tanpa mengucap terimakasih. "Cih, aku yang menolongnya tapi dia malah begitu denganku" gumamku. "Tidak tau berterimakasih" ucapku sambil merapikan mejaku yang berantakan.

Ternyata gumam-an ku terdengar oleh Sunghoon dan itu membuat Sunghoon kembali lagi masuk ke kelasku. "Terimakasih" ucapnya lalu pergi lagi. "Hah, setidaknya dia sudah mengucapnya" ucapku.

■□■□■

Hari ini kelas sangat membosankan, banyak guru mata pelajaran yang tidak masuk hari ini. Untuk mengisi waktu kosong di kelas, aku hanya menggambar di buku gambar yang biasanya aku bawa setiap hari.

Ya, menggambar dan melukis itulah hobiku sejak kecil. Aku akui hasil lukisanku tidak begitu bagus, tapi aku membuatnya dengan penuh makna.

Aku juga bercita-cita menjadi pelukis yang dikenal banyak orang, maka dari itu aku selalu mengikuti ajang perlombaan. Tak banyak ajang perlombaan yang ku menangi, namun itu membuatku menjadi lebih semangat untuk mencapai cita-citaku.

"Yang Yeoreum!! Tadi ada anak yang menyuruhku memberikan ini pada mu" teman sekelasku memberi sebuah amplop yang berisi surat "Dari siapa?" tanyaku "Tidak tau" jawab temanku.

Aku membuka amplop itu dan keluarlah sebuah kertas surat berwarna pink. "Hai Yeoreum, apa kabar?" isi surat itu. "Cih, apa ini? dia menanyakan kabarku dari surat ini?" tanyaku sedikit tertawa.

"Yang Yeoreum!! Kembaranmu berkelahi!!" aku langsung berlari mengikuti Sumi. Sumi adalah teman sekelasku dari SMP dan sekarang kami pisah kelas.

Aku melihat segerombolan anak yang seperti sedang melihat pertunjukan yang sangat seru. Aku menerobos gerombolan itu dan aku melihat kembaranku sedang baku hantam dengan anak yang kemarin menghajar Sunghoon.

"Kau lagi? Apa kau memang hobi berkelahi? Apa kau jagoan disini?" semua orang terbelalak kaget mendengarku. "Apa dia tidak tau itu siapa?" pertanyaan itu yang samar-samar terdengar di telingaku.

"Yeoreum?" kembaranku kaget melihatku disitu. "Minggirlah atau ku bilang ibu kalau kau berkelahi" ancamku. Aku melihat name tag di seragam anak laki-laki itu.

"Heeseung, namamu Heeseung?" tanyaku. Lagi-lagi dia menatap tajam, tatapannya membuatku takut dan dia langsung pergi.

dear my boy▪lee heeseung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang