e p i s o d e - 3 1

394 66 1
                                    

Kami masuk dan memesan minuman di cafe itu "Kau mau minum apa?" tanya Jake "Americano" jawabku "Americano dua" ucap Jake pada penjaga toko itu. Setelah itu kami duduk dan sedikit mengobrol "Jake, apa ada seseorang yang sedang kau sukai sekarang?" tanyaku, Jake hanya tersenyum "Hei jawab saja, aku tidak akan mengungkapkan perasaanku lagi seperti dulu" lanjutku "Untuk sekarang mungkin tidak ada, ada apa?" tanya Jake "Entahlah, saat ini aku sedang bingung dengan perasaanku" keluhku "Pada Heeseung?" tanya Jake "Bagaimana kau tau?" tanyaku "Dari sikapmu kepada Heeseung saja sudah tertebak" ucap Jake. "Aku tidak tau apakah diriku menyukainya atau tidak, aku juga tidak mengerti mengapa aku begini" ucapku "Apa kau selalu mengkhawatirkannya?" tanya Jake "Iya" jawabku "Jika kau selalu khawatir dengannya sampai menggangu pikiranmu, itu tandanya kau suka dengannya" ucap Jake "Sudah ku duga" ucapku "Apa kau akan menyembunyikan perasaanmu dari Heeseung?" tanya Jake "Sepertinya iya, aku tidak yakin untuk mengungkapkannya" jawabku "Tapi bagaimana jika Heeseung mempunyai perasaan dan pikiran yang sama denganmu? Yang ada kalian hanya berputar di lingkaran ini saja" ucap Jake "Entahlah, Heeseung susah di tebak" ucapku.

Sepertinya beristirahat selama dua puluh menit di cafe itu sudah cukup dan kami memutuskan untuk lanjut mencari rumah Niki. Kami memasuki kawasan yang bisa dikatakan desa, namun segala fasilitas lengkap disini hanya saja sudah tua dan kurang terawat. "Apa masih jauh?" tanya Jake "Sepertinya iya" jawabku. Titik-titik air hujan turun satu persatu dari langit, gerimis pun mulai datang sebelum menjadi hujan lebat. Lagi-lagi kami harus menunda perjalanan mencari rumah Niki. Kami berlari menuju halte tua karena hanya itu tempat satu-satunya untuk berteduh. Suara hujan yang semakin deras dengan gemuruh yang bersahut-sahutan melengkapi sunyinya suasana di sekitar halte itu, hanya ada kami berdua disini. Aku dan Jake duduk sambil menatapi air-air yang turun dari genteng halte itu, ku ulurkan tanganku dan membasahinya dengan air itu. "Jake, apa kau suka hujan?" tanyaku "Tergantung pada suasananya" jawab Jake "Maksudmu?" tanyaku "Aku suka hujan jika bersamamu seperti ini" jawab Jake "Hei! Ada apa denganmu?" ucapku tersenyum kecil lalu menjauhkan jarakku dengannya.

Sekitar satu jam sudah kami menunggu hujan ini redah. Entah kenapa aku baru menyadari bahwa dari tadi tubuhku panas dan kini aku sangat lemas, Jake menawarkan bahunya untukku bersandar "Silahkan" ucapnya. Aku langsung bersandar dan tertidur pulas di bahunya, sudah ku bilang aku dan Jake sudah seperti kakak beradik karena kejadian saat itu. Beberapa menit kemudian hujan akhirnya redah juga, Jake yang tadinya ingin membangunkanku malah mendapati tubuhku yang sudah sangat panas dan wajahku yang sudah pucat. Jake langsung menggendongku dari belakang lalu membawaku ke klinik terdekat.

dear my boy▪lee heeseung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang