🍁🍁
Jonathan masih berdiri ditempatnya sejak setengah jam yang lalu, pria itu enggan bergerak kemana-mana sebelum orang yang dia tunggu keluar.
Ceklek
"Aku mau bicara" ucap Jonathan saat melihat Chandra keluar dari ruangan Berkian.
"Bicara saja"
"Diruanganku" ucap Jonathan tegas langsung berjalan lebih dulu menuju ruangannya dan diikuti Chandra dibelakangnya.
"Mau bicara apa?" tanya Chandra saat dia sudah memasuki ruangan Jonathan.
Buugh
Satu pukulan keras dari Jonathan sukses mengenai wajah Chandra.
"Ap-"
"Brengsek" umpat Jonathan setelah memberikan kembali pukulan pada wajah Chandra hingga sebuah darah keluar dari hidung pria itu.
Chandra ingin membalas memukul wajah Jonathan namun pria tan itu lebih dulu menarik kerah baju Chandra dan membawanya hingga pintu ruangan.
"Kamu lupa janji kita dulu saat Soraya kehilangan kedua orang tuanya? Kamu lupa hah?" teriak Jonathan. "Kita berjanji tidak akan membiarkan Soraya menangis lagi tapi apa hah? Kamu membuatnya lebih dari sekedar menangis Chandra"
Jonathan melepaskan kerah baju Chandra lalu beralih pada tempat sampah yang ada diruangannya. Pria itu menumpahkan isi tempat sampah diruangannya.
"Kamu lihat kapas berdarah itu, itu darah Soraya"
"Soraya terluka?"
Hampir saja satu pukulan kembali Jonathan layangkan pada Chandra.
"Anj*ng" umpat Jonathan kesal tepat didepan wajah Chandra. "Kalau saja bukan karna sahabat, aku tidak akan berhenti memukulmu Chandra"
"Kalau kamu tidak bisa membahagiakannya setidaknya jangan buat dia tersakiti" ucap Jonathan sambil mencekram erat sisi meja kerjanya.
Chandra tak menjawab apa-apa, mata pria itu masih tertuju pada beberapa kapas yang sudah berubah warna jadi merah dilantai ruangan Jonathan.
"Ceraikan saja dia, Chandra. Aku bisa menjaganya lebih baik darimu" pinta Jonathan saat Chandra membuka pintu berniat pergi.
"Aku tau" jawab Chandra yang kemudian keluar dari ruangan Jonathan.
🍁🍁
Jam sebelas malam, Chandra pikir Soraya sudah tertidur tapi ternyata wanita itu masih terjaga bersandar pada kepala ranjang
"Kenapa belum tidur?"
"Kamu pulang" Soraya segera menghidupkan lampu kamar yang terletak didekat ranjang dan menoleh pada Chandra.
"Wajahmu" Soraya ingin menyentuh pipi Chandra yang terlihat biru itu namun tangannya segera ditahan oleh Chandra.
"Kamu terluka" ucap Chandra menatap tangan Soraya yang berbalut kapas.
"Tidak, Ini hanya luka kecil" Soraya menarik tangannya dari Chandra dan menyembunyikannya kebelakang. "Beberapa hari nanti juga hilang"
"Soraya..."
"Aku ambilkan kompresan dulu" potong Soraya yang langsung beranjak dari kasurnya menuju dapur untuk membuatkan kompresan.
Tidak sempat tiga menit, Soraya kembali kekamar lengkap dengan wadah kompresan dan kotak P3K.
"Berantem sama siapa sampai lebam gini?" tanya Soraya sambil mengompres pipi Chandra dengan sapu tangan berisi bongkahan es.
"Ah" ringis Chandra karna Soraya menekan lebamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me [END]
General FictionSoraya hampir saja melakukan percobaan bunuh diri jika saja Chandra tidak setuju untuk menikahi sahabatnya itu. Chandra dan Soraya menikah. Lalu bagaimana dengen nasib Berkian yang merupakan kekasih Chandra? bagaimana kisah mereka? apakah rumah tang...