🍁🍁
Jika dihitung, ini sudah hari ke-9 Chandra menginap dirumah orang tuanya, pria itu tidak pernah lagi menginap dirumahnya sendiri setelah kejadian waktu itu.
Tentu saja hal itu sudah dipikirkannya matang-matang. Tidak menginap bukan berarti dia lepas tangan terhadap Berkian, Chandra akan berkunjung kerumah itu jika memang dia tidak terlalu sibuk. Lagi pula dia selalu meminta Mawar untuk menjaga dan melaporkan segala yang dilakukan istri keduanya itu.
Chandra tidak berniat untuk mengabaikan Berkian, dia hanya ingin wanita itu belajar menyadari kesalahannya dan mau meminta maaf. namun sepertinya hal itu memang sulit, ini sudah hari ke-9 tapi Berkian belum mau bertemu Soraya.
Sama seperti Soraya yang marah maka seperti itu juga Berkian. Wanita itu masih memendam kekesalan saat Soraya mempertanyakan anak yang dia kandung dan menuduh anak itu anak pria lain.
Azan subuh sudah dikumandangkan beberapa menit yang lalu, Soraya yang sudah sejak tadi mengenakan mungkena itu berjalan mendekati Chandra yang tampak lelap dalam tidurnya.
"Chandra... Bangun! Sudah subuh" ucap Soraya yang duduk disisi kasur sambil menatap wajah sang suami. "Chandra... Aku mau sholat subuh berjamaah sama kamu"
"Heumm"
"Bangun, Sholat subuh dulu"
Chandra mengerjabkan matanya pelan lalu bangkit duduk diatas kasur empuknya.
"Masya allah" Puji Chandra ketika matanya menangkap sosok wajah Soraya. "Istrinya siapa ini?" Chandra hendak meraih wajah Soraya namun wanita itu segera memundurkan tubuhnya kebelakang.
"Jangan macam-macam yah, aku sudah ambil air wudu"
"Yaaah padahal mau minta cium" ucap Chandra setelah menghembuskan nafasnya kasar.
"Udah ah, bangun ambil wudu"
Chandra menurunkan kedua kakinya namun belum berniat bangkit, Pria itu kembali menoleh menatap pada Soraya."Kenapa?" tanya Soraya dibalas gelengan oleh Chandra.
"Itu rambutnya masih ada yang keluar" tegur Chandra sambil menunjukkan jari telunjuknya kearah wajah Soraya.
Soraya yang ditegur itu langsung memperbaiki mungkena dibagian wajahnya
"Sini, aku bantu rapiin" ucap Chandra meraih wajah Soraya dan mulai merapikan helaian rambut yang keluar dari balik mungkena biru tua sang istri. "Nah rambutnya sudah disembunyikan"
"Ih... Aku benci sama kamu"
"Hah?" tanya Chandra membulatkan matanya.
"Aku sudah ambil air wudu Chandra" keluh Soraya yang langsung memberikan pukulan pada bahu suaminya itu. "Nyebelin, nyebelin"
Chandra yang memang sengaja ingin mengganggu Soraya itu hanya tertawa menerima setiap pukulan yang jujur saja tidak ada sakit-sakitnya.
"Nyebelin banget" keluh Soraya lagi memukul dada Chandra hingga pria itu meringis.
"Sudah batalkan? Coba sini" Chandra merentangkan tangannya seolah meminta sebuah pelukan.
"Gak mau"
"Pahala, emangnya tidak mau dapat pahala pagi-pagi?"
"Masih ada cara lain buat dapat pahala" sahut Soraya memalingkan wajahnya dari Chandra.
"Aku minta loh? Nolak dosa"
Soraya menolehkan wajahnya kearah Chandra dengan raut kesal, mata wanita itu memicing tajam karna merasa kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me [END]
General FictionSoraya hampir saja melakukan percobaan bunuh diri jika saja Chandra tidak setuju untuk menikahi sahabatnya itu. Chandra dan Soraya menikah. Lalu bagaimana dengen nasib Berkian yang merupakan kekasih Chandra? bagaimana kisah mereka? apakah rumah tang...