15

10.1K 553 10
                                    

🍁🍁

"Ini pisang gorengnya ma" ucap Berkian meletakkan piring berisi pisang goreng hangat itu diatas meja bersampingan dengan teh hangat yang sebelumnya dia bawa.

"Mau kemana?" tanya Mama Chandra pada Berkian yang mau melangkah pergi.

"Kedapur ma, mau masak sarapan"

"Nanti saja, duduk dulu. Mama mau bicara sesuatu dengan kalian" ucap Mama Chandra mengarahkan tangannya pada bagian kosong sofa disamping Chandra.

Berkian menurut, wanita itu duduk dengan pelan didekat suaminya. Ada rasa penasaran dan takut dihatinya tentang apa yang akan mertuanya ajukan.

"Bicara apa ma?" tanya Chandra

"Sebenarnya mama mau bicara ini malam tadi tapi karna kamu terlihat lelah jadi mama urung" ucap Mama Chandra meletakkan gelas tehnya diatas meja. "Empat bulan itu roh sudah ditiupkan jadi mama mau kita menyambutnya dengan mengadakan acara pengajian dan syukuran untuk Berkian sama anak kalian, bagaimana menurut kamu?"

"Mama serius?"

"Kenapa memangnya? Kamu tidak mau"

"Tidak begitu, tentu saja aku mau" jawab Chandra semangat menatap pada Berkian yang sudah tersenyum bahagia disampingnya. "Kapan ma?"

"Minggu ini bagaimana? Kita bisa mengundang anak panti juga"

"Minggu ini?" tanya Chandra membuat Berkian kaget hingga menoleh pada suaminya itu.

Chandra sangat ingat kalau sore waktu itu Soraya mengajaknya untuk pergi kepernikahan seorang teman Soraya.

"Kamu tidak bisa?" tanya Berkian lirih.

Chandra menoleh lalu mengusap tangan Berkian lembut. Masalahnya Chandra sudah mengatakan bisa pada Soraya, itu sudah seperti janji. Apalagi Soraya tampak semangat waktu itu setelah dia mengatakan bisa menemani.

"Kenapa? Bukannya lebih baik lebih bagus" tanya Berkian lagi.

Berkian sudah sangat bahagia dengan saran dari mama mertuanya itu. Menyambut kehadiran dari anaknya sama dengan menyambutnya dikeluarga besar Pratama.

"Iya, lebih baik itu lebih bagus Chandra" sahut Mama Chandra. "Memangnya kamu sudah ada janjikah?"

"Iya ma, Chandra ada janji dengan Soraya mau kepernikahan temannya".
Sontak Berkian menjauhkan tangan Chandra yang tadi memegang tanganya lalu menatap kesal pada suaminya itu.

"Apa ke pernikahan temannya lebih penting dari pada anak kita?" tanya Berkian.

"Bukan begitu sayang, Aku sudah berjanji padanya"

"Ya sudah kalau begitu" Berkian berdiri dari duduknya lalu menatap pada mama mertunya. "Tidak usah mengadakan acara apa-apa ma, aku dan anakku mengerti posisi kami disini" ucap Berkian yang langsung berjalan cepat menuju kamarnya.

"Berkian... Bukan begitu maksudku" ucap Chandra mengikuti langkah kaki Istri keduanya itu. "Berkian..."

Berkian tidak mau mendengarkan penjelasan Chandra. Wanita hamil itu masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat.

"Sayang dengarkan aku dulu" ucap Chandra sambil mengetuk pintu kamarnya. "Berkian..."

"Kamu lebih mengutamakannya ketimbang anak kita"

"Aku sudah berjanji dengannya"

"Pergilah, tepati janjimu itu" teriak Berkian sambil terisak dalam tangisannya.

"Berkian..."

"Chandra" panggil mamanya sambil menepuk pundak pria itu.

"Maaf yah ma, Berkian memang sedikit sensitif beberapa hari ini" ucap Chandra pada mamanya.

Love Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang