*FOLLOW SEBELUM BACA
Genre: Teen fiction - Action - Romance
Theoderic Kaisar Angkasa nama lengkapnya. Sering di panggil Kai oleh orang terdekatnya, cowok yang terlahir dengan wajah bak dewa Yunani, Alis tebal, Netra setajam pisau, Hidung nan Bangir...
. GUE GAK NGERTI KENAPA MASANG LAGU MAZE, PADAHAL KESANNYA KE SEDIH BANGET, PADAHAL PART INI GAK BEGITU SEDIH. TAPI GUE RASA KAYA PAS BUAT PART INI, ENTAHLAH TAPI DARI HATI GUE, PART INI MENYIMPAN SEDIHNYA SENDIRI. .
"Karena waktu bukan Oreo yang bisa diputar" •LUTR•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa bulan kemudian...
Tak terasa jam, hari, minggu bahkan bulan sudah berganti. Beberapa bulan sudah berlalu. Setelah kejadian teror di malam hari kepada Khiara, tak pernah ada lagi yang menerornya. Baik ia, maupun keluarga Angkasa.
Seakan peneror itu membuat mereka semua penasaran. Dan, waktu mereka bersekolah hanya tersisa sebulan lagi. Anggota Asthor yang sudah kelas dua belas pun sudah mulai aktif belajar.
Tak terkecuali untuk Khiara sendiri. Sepertinya saat ini, ketika Erlyn dan Grace memaksanya untuk ke kantin. Gadis itu tetap ngotot ingin di kelas dan belajar.
Khiara memang seperti itu, ambisius sekali. Terutama untuk prestasi, gadis itu tidak akan berhenti berlatih, sebelum ia benar-benar merasa bisa. Seperti saat akan menjuarai Taekwondo, gadis itu siang malam berlatih. Didikan keras Erland, yang mengajarkan Khiara untuk fokus pada apa yang ia inginkan, benar-benar tertanam dalam diri Khiara. Membuat gadis itu terlalu ambisius.
Bahkan, Erlyn dan Grace sampai jengah sendiri melihat Khiara yang seakan lupa waktu jika sudah pacaran dengan buku, berbeda dengan mereka yang sudah mengantuk baru membaca dua kata.
Pernah, saat Khiara sedang asiknya belajarnya. Anggota Asthor yang rusuh itu langsung datang menyerbu rumah Khiara, itupun bagian dari rencana Kaisar, Gege, bahkan sampai Ayah Khiara sendiri, yang jengah melihat anaknya terlalu gila belajar. Padahal mereka semua tau, walaupun Khiara tidak belajar seintens itu, Khiara pasti bisa meraih nilai yang memuaskan.
Tok! Tok! Tok!
Khiara tak menggubris sama sekali, mejanya yang diketuk tiga kali, oleh seseorang yang baru datang itu. Gadis ini sebenarnya tau siapa yang datang, tapi membaca buku yang ada di depannya lebih menarik.
"Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh"
Masih tak ada sahutan. Membuat si pelaku menggeram pelan. "Mengucap salam itu sunah, menjawab salam itu wajib" cibirnya.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh" balas Khiara tersenyum dibuat-buat dengan mata yang masih fokus pada bukunya.
"Telat" cibir pemuda itu lagi, membuat Khiara mau tak mau mendongak menatap pemuda yang duduk di hadapannya saat ini.
