🌧️45. LUTR - Rintangan

330 41 1
                                    

Playlist
Gravity || Kim Jong Wan (NELL)
.
.

"Kalau kau pernah merasakan hujan saat langit tak mendung, maka kamu tau rasanya air mata turun dengan bibir yang tersenyum"
LUTR•


Untuk yang kesekian kalinya, Jihan kembali ke kamar sang cucu dengan raut sedih yang tak terbendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk yang kesekian kalinya, Jihan kembali ke kamar sang cucu dengan raut sedih yang tak terbendung. Sedangkan Khiara hanya menatap itu dengan raut wajah yang sama.

"Khiara janji akan terus hubungi Oma" ucap gadis itu pula untuk yang kesekian kalinya.

"Hampir 17 tahun Oma terpisah sama kamu, dan sekarang harus terpisah lagi?" tanya Jihan dengan mata yang sudah memerah.

"Khia gak pernah ninggalin Oma kok, Khia akan selalu ada hati Oma" bujuk Khiara merangkul Jihan.

"Kamu pinter banget sih ngomong, kalau gede mau jadi pengacara apa?" cibir sang Oma sembari mengusap matanya, mencoba terlihat lebih baik.

"Hehehe... Kalau Khiara mau jadi petinju gimana?" tanya gadis itu mengerjap imut, namun malah membuat Jihan gemas dengan menjewer kupingnya.

"Kamu tuh ya, anak cewek tapi sukanya gebukin orang" gemas Jihan terus menarik kuping Khiara.
"A-a--aa... Oma-oma" ringis Khiara dengan wajah memelas, membuat Jihan akhirnya melepaskan tangannya.

"Ck, janji ya! ini terakhir kalinya kamu ninggalin Oma! setelah ini kamu pulang dan gak boleh ninggalin Oma lagi" ucap Jihan dengan gaya galak, membuat Khiara terkekeh dan mengangguk patuh.

"Oma ikut Khia bentar deh" ajak Khiara menarik lembut tangan Jihan. Jihan hanya menurut saat cucunya itu membawanya ke balkon kamar.

Dua wanita berbeda generasi itu diam menatap halaman rumah besar itu dengan keheningan. Beberapa saat Khiara menoleh menatap wajah Omanya yang masih terlihat cantik.

Kemudian mendongak menatap bintang-bintang yang memenuhi kegelapan malam. Kemudian ia teringat sesuatu, dan berbalik kembali ke kamar.

"Eh kamu kemana?" tanya Jihan melihat cucunya masuk kembali ke kamar.
"Bentar Oma" sahut gadis itu dari dalam.

Beberapa saat kemudian Khiara kembali dengan kertas origami panjang di tangannya. Gadis itu tersenyum menatap wajah bingung Jihan.

"Oma, kalau suatu hari nanti Khia gak Kembal--- AAAAAAAA OMAAA SAKITTTT" belum juga Khiara selesai berbicara, Jihan justru langsung menarik kupingnya lagi.

"Kamu tuh yaaaa! Oma bilang tadi apa? janji kan??? malah ngomong kaya gitu" omel Jihan terus menarik kuping sang cucu. Sedangkan Khiara sudah meringis menahan sakit.

"Aduhhh, Oma Khiara belum selesai ngomong" sahut gadis itu menarik tangan Jihan dari telinganya dan memundurkan diri sembari mengusap cupingnya yang masih terasa sakit.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang