🌧️48. LUTR - Lucky Star, Hujan dan Kenangan

377 37 5
                                    

Playlist
Can You See My Heart || Heize
.
.

"Aku selalu berandai pada sesuatu hari nanti, saat kita kembali bersama. Namun seharusnya aku tau, jika waktu itu tidak akan pernah ada. Dan seharusnya aku tau, kita hanya di takdirkan untuk bertemu, bukan bersatu"
Theoderic Kaisar•

Seorang pemuda terlihat sedang berdiri di depan pembatas balkon, dengan tatapan yang terpaku pada pemandangan halaman rumah besarnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pemuda terlihat sedang berdiri di depan pembatas balkon, dengan tatapan yang terpaku pada pemandangan halaman rumah besarnya saat ini.

Pemuda berusia 21 tahun itu terlihat termenung dengan tatapan kosong. Bisa di pastikan, jika jiwanya tengah berkelana entah kemana, hanya raganya yang berada di tempat ini.

Rambut hitam kecoklatan miliknya terlihat bergoyang pelan saat angin menerpanya. Membuat pemandangan siapa saja yang melihatnya dapat terpesona dengan ketampanan pemuda itu.

Ceklek.

Pemuda itu menoleh mendengar pintu kamarnya terbuka. Di sana sudah ada seorang gadis cantik berlari ke arahnya. Langsung menubruknya, membuat pemuda itu tersenyum geli.

"Gue kangen banget tauuu" rajuk gadis itu masih dalam pelukan si pemuda.

"Siapa suruh elo pake sok-sokan pergi!" cibir sang pemuda, namun juga tetap membalas pelukan gadis itu.

"Gimana disana?" tanya pemuda itu, merunduk menatap gadis yang ia cintai itu.

Si gadis langsung mendongak dengan tatapan berbinar. "Enak banget, gue betah tau"

"Sekolah lo gimana?" tanya pemuda itu lagi.

Sang gadis melepaskan pelukannya. "Baik kok, sebentar lagi gue lulus! gue bakal kuliah di Australia" sahutnya dengan ringisan ceria. Namun malah membuat pemuda itu terdiam.

"A--aa--australia?" tanya pemuda itu terkejut, membuat si gadis mengangguk riang.

"Papa sama mama udah setuju, elo jugakan BangKai?" tanya gadis itu pada sang Abang. Pemuda itu, Theoderic Kaisar langsung terdiam dengan tatapan kosong.

Kaisar masih terasa terpaku mendengar tempat yang akan di tuju oleh sang adik. Tara yang mulai sadar langsung merutuk, kenapa ia sampai lupa.

Namun berikutnya malah ia yang terserang virus kepo. "Ehmmm... Eh bang, lo kenapa gak jadi kuliah di Eropa? bukannya Papa setuju-setuju aja ya? apalagi itu universitas Opa Arka dulu" ucap Tara bersandar pada pembatas balkon.

Kaisar yang di tanya seperti itu sedikit tersentak. Namun kemudian kembali mengontrol ekspresinya, ia membalik badan kembali memegang pembatas balkon dan menatap taman yang selalu di rawat oleh Pelangi.

"Gue sama dia janji akan ketemu di Indonesia setelah selesai kuliah. Gue takut kalau dia duluan selesai, terus harus nunggu gue kembali ke Indonesia. Lebih baik gue yang nunggu dia di Indonesiakan?" tanya pemuda itu, ia nampak menerawang mengingat janji mereka dulu.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang