•°LavenderWriters Project°•
•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•
•°Part 10 By: Azarine387°•
•°Senen, 30 November 2020°•
.
.
.Happy Reading!
“Hai Ray! mana partner lo?” Raynar tidak menduga Nayaka akan menghapirinya, lebih tidak menduga lagi akan pertanyaan yang meluncur manis dari bibir cewek itu.
Sial, gue lagi diejek.
“Dia nggak ada pasangan,” jawab Jihan polos, yang duduk disampingnya.
Ck, Jihan!
Afnan mengulum bibir, menahan tawa, Chessa yang malam ini menemani si buntut kuda sudah cekikikan.
“Hai Ji. Oh jadi ini partnernya Jihan?” Nayaka beralih pandang pada sahabatnya.
Rafa menepuk punggung tangan Nayaka yang melingkari lengannya, gerakan itu tidak luput dari penglihatan Raynar.
“Udah sayang, jangan di goda terus temen aku.”
Raynar tidak suka pembelaan itu, apalagi kala Nayaka merenspon ucapan Rafa dengan memanyunkan bibir.
“Gue permisi mau ngambil minum dulu, haus,” pamitnya, untuk kemudian beranjak meninggalkan teman-temannya ditempat yang sama.
“Guenya nggak ditawarin Ray?” tanya Jihan.
“Ambil sendirilah, punya kaki, kan?” jawab Raynar tidak berhenti berjalan.
“Tajem banget mas,” balas Jihan memperlihatkan ekspresi terluka yang dibuat-buat.
“Biarin aja, lagi PMS kali,” kata Afnan.
“Gue juga duluan ya, mau langsung ke yang punya acara,” ucap Rafa, “ayok sayang.” Mengajak Naya ikut serta.
***
Raynar duduk didepan meja pemesanan, berhadap-hadapan sama barista kopi yang kala itu tengah berjibaku meracik pesananya.
“Enggak gabung mas?” tanya si Barista – Raynar melirik name tag didada bagian kanan tertaras laki-laki itu, tertulis nama Reza-
“Enggak.” Ia sedang malas berbasa-basi.
“Sendirian aja?” ternyata si barista tidak berhenti disana.
Makin membuatnya dongkol. “Keliatannya?”
“Sendirian, siapa tau sama pacarnya.”
“Cewek yang gue suka udah sama orang lain,” jawab Raynar santai, melirik deretan kue beraneka lucu didalam meja kaca. “Yang itu dijual juga?” telunjuknya mengarah pada kue mungil bergambar stich.
Gerakan tangan Reza pada mesin kopi terjeda buat beberapa detik. “Masnya udah nyerah? gitu aja?”
“Gue mau deh satu,” jawab Raynar, tidak nyaman dengan topik yang dia ciptakan sendiri.
Setelah menaruh gelas keramik diatas meja, dihadapan Raynar. Reza mengambil piring kecil, memindahkan kue mungil yang Raynar anggap lucu itu keatas piring.
“Sebelum janur kuning melengkung Mas, dia masih bukan milik siapa-siapa.”
Raynar mendengarkan, mengambil sendok kecil disamping piring, mencuil tidak rela pinggiran kue lalu dimasukan kedalam mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
04;Cinta Tak Terucap✔
General Fiction💜LavenderWriters Peoject Season 05. ||Kelompok 04|| #Tema; Mencintai dalam diam. •°Ketua; Dhiah. °•Wakil Ketua;Tiwi. • • • Raynar Raditya Prawira, seorang pemuja rahasia yang hanya mencintai dalam senyap, tanpa suara. Ada luka yang rela dipeluk ole...