•°Cinta Tak Terucap;26°•

26 8 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 26 By: DewiAmanda3°°•

•°Sabtu, 19 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Langit biru, menguning, menjingga, hingga menjadi gulita. Kini sepasang makhluk bumi masih stay di cafe, melanjutkan batle memakan mie super pedas yang author aja gak tau itu pedesnya tingkat apa yang pasti itu mie super duper pedas.

Batle yang Nayaka ajukan kini dimenangkan olehnya. Oh sungguh, ia merasa senang, karena akhirnya ia lah pemenangnya dan mungkin ia akan meminta hadiah kemenangannya pada orang yang telah dia ajak batle. Yups benar, dia Gilang.

"Fix, gue menang," ucap Naya sambil menyodorkan mangkok kosongnya pada Gilang yang masih dengan ekspresi terkejut bin herannya. "Gue tau lu gak suka pedes, Lang. Ngapain dipaksain? kasian uang lu."

'Kok bisa ya, ada orang yang ngabisin mie pedes ini sampe 2 mangkok gitu tanpa minum. Wah, turunan Dewi Yunani nih, gak salah lagi,' tutur Gilang dalam hati.

"Wah, Nay, gue salut sama lu, gue aja belum abis. Lah lu, udah abis 2 mangkok aja." Gilang berkata histeris, tak lupa tepukan tangannya di depan wajah Naya, memperlihatkan ekspresi kagumnya pada Naya.

"Ck! jawab pertanyaan gue," desis Naya.

"Hufftt, gue udah bilang Nay, gue ngiler liat lu makan mie dan lu kenapa khawatirin uang gue?" tanya Gilang. Naya tersenyum secantik mungkin, perasaan Gilang jadi tak enak.

"Jadi?" tanya Naya pada Gilang yang memandangnya dengan kening yang sedikit berkerut.

"Jadi? apaan?" tanya Gilang balik, ia sendiri tak tau arah pertanyaan Naya. Apa maksudnya, heh!

"Gue menang Galang!" ucap Naya dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Gilang Nay, bukan Galang! you understand?!" jawab Gilang.

"Sok inggris lu buaya!" tutur Naya dengan nada jengkel, "gue minta h-a-d-i-a-h atas kemenangan gue! titik gak pake kutik," lanjut Naya sedikit berteriak dan mengetuk-ngetukan jemarinya di atas meja.

"Ye elah, cuma menang ginian aja lu sampe minta hadiah," jawab Gilang sedikit tak percaya. Ya kali batle ginian aja minta hadiah, dasar bocah!

"Pokoknya gue mau hadiah Galang, anaknya orang, jodohnya setan!" ucap Naya dengan lantangnya, kelewat santuy.

"Astagfirullah 3 kali, banyak-banyak istighfar ini mah." Gilang beristighfar sambil mengelus-elus dadanya dan sedikit memejamkan matanya.

"Ish Gilang, ayok cepetan kasih gue hadiah!" ucap Naya lagi yang sudah mengerucutkan bibirnya dan bersedekap tangan di atas meja dengan memalingkan muka ke arah lain. Kesal jika terus menerus melihat tingkah anak ular konda di depannya bertingkah lagi.

'Godaan apa lagi ini, Junaedi? Naya kok makin cantik bin manis gini sih, kalo lagi mode marah,' jujur Gilang dalam hati. Tak terasa Gilang pun mengangkat bibirnya membentuk bulan sabit.

"Ya udah iya, Kanjeng Ratu, mau apa dari Kang Gilang nih, hmmm?" pasrah Gilang sambil mengelus lembut kepala Naya, 'perasaan gak gitu deh perjanjiannya, cuma gak boleh minum air. Ini napa jadi gini. Kering dah ni kantong,' lanjut Gilang dalam hati.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang