•°Cinta Tak Terucap;15°•

28 10 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 15 By: pratiwifrida5°•

•°Selasa, 08 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Dua manusia berlainan jenis itu, menatap penuh kebencian ke arah sepasang sejoli yang tengah dimabuk asmara. Seharusnya ... Kedua insan itu tidak bersama.

“Harusnya, Rafa ada sana gua sekarang,” desis cewek bernama Alexa.

“Naya, juga harusnya dia sama gua. Bukan sama si keparat Rafa, yang selalu nganggurin dia!” sahut Gilang. Cowok itu sudah menyukai Naya, sejak pengenalan lingkungan kampus. Tidak perlu alasan, Gilang sudah meluluhkan hatinya, sejak pertama kali melihat Naya.

“Terus apa rencana lo, selanjutnya?” tanya Gilang, matanya tidak repot-repot untuk menatap Alexa, partnernya. Gilang hanya fokus pada Rafa dan Naya, yang tengah bermesraan seolah dunia ini milik mereka berdua.

Alexa menampilkan smirknya. Dia sudah memikirkan apa yang harusnya dia lakukan. “Gua bakal deketin Rafa terang-terangan ...” Alexa sengaja menjeda kalimatnya.

“Karena kalau kaya gini terus, gua gak akan pernah bisa dapatin Rafa,” desisnya.

“lakukan apa yang mau Lo lakukan. Tapi, jangan sampai Naya, terluka.” Kali ini Gilang mengalihkan pandangannya ke arah Alexa. Dia tau Alexa adalah cewek yang nekat. Maka dari itu, dia sudah mewanti-wanti agar Alexa, tidak melakukan hal buruk pada Naya.

“Naya, gadis kampungan itu? Apa bagusnya, sih dia sampai Lo mati-matian mau dapatin dia? Yang lebih oke, banyak kali , Lang.”

Gilang menatap Alexa tajam. Bisa-bisanya gadis idiot ini mengatai Nara, kampungan. “Tutup mulut kotor lo! Ga usah ngomong aneh-aneh soal dia. Karena yang jelas, dia jauh lebih baik dari!”

“Iya. Taudeh Naya, paling suci,” Sindir Alexa.

“Yang jelas gua, sudah memperingatkan lo. Kalau sampai Naya, luka barang sedikit pun, Lo tau bakal berhadapan sama siapa.” Setelah mengatakan itu, Gilang melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. Dia sudah muak— di depan matanya, Naya mencium pipi Rafa. Iya, hanya pipi memang, tapi sanggup membuat Rafa kepanasan.

Hari ini, Naya, sudah kembali masuk kampus. Kondisinya sudah membaik, meski tadi Aksa, sempat melarangnya untuk tidak ke kampus dulu. Tapi, Naya, tetap lah Naya, dia tidak mau diam saja di rumah, tanpa melakukan apapun.

Di kampus, beberapa orang yang berpapasan dengannya menyanyakan perihal kesehatannya. Ternyata berita sakitnya cepat sekali menyebar, padahal dia hanya kelelahan saja.
Mata kuliah pertamanya sudah selesai, masih ada waktu kurang lebih empat puluh menit, menuju mata kuliah kedua. Naya, sudah duduk di kantin bersama sahabat-sahabatnya untuk mengisi perut yang sejak tadi meronta-ronta.

“Kok, lo udah masuk, sih, Nay?” tanya Chessa, lalu menyeruput es jeruknya. Sekedar informasi, hari ini, Tisna dan Hasya, kompak tidak masuk. Tisna, sakit, dan Hasya sedang ada acara keluarga.

“Lo gak senang gue sehat, Sa!” sinis Naya.

“Bukan gitu maksud Chessa, Nay, harusnya Lo istirahat dulu di rumah, biar bener-benar pulih,” jelas Jihan, diangguki oleh Chessa.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang