•°Cinta Tak Terucap;29°•

23 10 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 29 By: Fiyatik°

•°Rabu, 23 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Naya dilanda kebingungan. Siapa yang harus ia percaya sekarang? Namun, jemari gadis itu menari di atas gawainya–mengirimkan pesan pada seseorang.

Nayaka
'Gue gak nyangka lu sejahat itu!'

'Send.'

Lama-kelamaan Naya bosan karna telah lama menunggu balasan chat dari seseorang itu, yang tak lain adalah Raynar, yang tak kunjung membalas juga. Maka dari itu, Naya bertekad menjenguk ke rumahnya.

Sesampai di rumahnya, Nayaka mencoba mengetuk pintu rumahnya yang tampak sepi dan sunyi.

"Assalamualaikum!" teriaknya sembari memecet bel rumah bak semacam istana.

"Wa'alaikumusalam, bentar!" sahutnya dari wanita separuh baya.

'Moga aja Ray ada,' batin Naya yang masih terlihat bingung bersamar emosi.

"Eh, ada Naya, ada apa, Nak? tumben ke sini?" tanya Ratna berdeham saat melihat ekspresi wajahnya yang pucat.

"Ada Ray nya, Tante?" jawab Naya.

"Ooh ... Ray, ada kok. Mau ketemu langsung atau ada yang ingin Naya sampaikan?"

"Bertemu langsung aja Tante, kalo ngobrol secara langsung itu lebih nyaman."

"Oh gitu, oke, Tante panggilkan. Kamu duduk dulu!"

Setelah beberapa menit, Raynar dengan wajah sembabnya langsung menemui Naya yang sudah menunggunya di depan pintu rumahnya.

"Ada apa Nay?" tanya Ray polos.

"Ck!" dia hanya senyum sinis kepada Raynar. Bahkan Raynar bingung apa yang dia lakukan.

"Nay, lo baik-baik aja, kan?" Tanya Ray berbasa-basi hanya demi mencairkan suasana.

"Ini juga gara-gara lo," tuduh Naya to the point.

"Gue? salah apa emangnya." Ray memiringkan sedikit kepalanya ke kiri. "Gue nggak salah denger 'kan, Nay?" gumam Ray sedikit bingung.

"Lo pikir sendiri!" sergak Naya kepada Ray. Sampai-sampai Ray pusing apa yang terjadi dengan Naya dan dia sempat berpikir apakah kejadian ini bersangkutan dengan Rafa atau kejadian yang waktu itu.

Setelah berkata Naya pergi tanpa pamit. Ray masih diambang pintu, terlihat kebingungan saat ini karena maksud dari ucapan Naya barusan.

'Naya kok gitu sama gue?' batinnya selalu bertanya-tanya sendiri.

Raynar ingin bercerita masalah ini dengan Aksa. Tetapi, ia berpikir, jika Aksa tahu semuanya, maka matilah riwayatnya.

"Tetapi, kalau gue pikir-pikir Naya udah modelan gitu. padahal gue sendiri belum tepatin janji Rafa," monolog Ray sembari dilanda bingung antara curiga dengan sikap Naya padanya saat ini.

'Dan mana pula gue waktu itu udah berjanji, sedangkan janji itu utang. Arghhh ... gue pusing,' batin Ray ingin berteriak sedangkan pikirannya sudah jadi benang kusut tak karuan.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang