•°Cinta Tak Terucap;19°•

30 9 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 19 By: DewiAmanda3°•

•°Sabtu, 12 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Sebelum Ray pergi, dia sempat mengatakan sesuatu kepada Naya.

"Jaga diri lu baik-baik, gue gak bisa selalu menanyakan kabar lu tiap hari. Karena gue sadar ada hati yang lu jaga dan sebaik-baiknya menjaga adalah tetap diam," ucap Ray sambil menatap Naya serius.

Yang di tatap pun hanya bisa diam. Antara kaget, bingung dan bodoh. Naya semakin yakin jika Ray sedang sakit, buktinya dia bisa ngomong ngelantur gitu.

"Are you oke, Ray?" tanya Naya tersadar dari keterkejutannya.

"Ah iya, gue kenapa, Nay? heh gue berjanda, Nay," jawab Ray gugup sambil menggaruk tengkuknya yang diyakininya tidak gatal sama sekali.

"Oh iya, gak papa sans." Naya berdiri dan berniat pergi. "Ya–yaudah gue pulang duluan Ray," lanjut Naya sedikit gugup.
'Huftt, kenapa gue jadi canggung bin gugup gini sih. Duh! Ray, lu buat gue jantungan terus tau gak?!' ungkap Naya dalam hati.

"Mau balik kemana? kampus? apa langsung balik ke home?" tanya Ray.

"Langsung balik ke rumah, gue lelah mau langsung istirahat," jawab Naya.

"Mau bareng ma gue gak, Nay? sekalian udah mau maghrib juga," tanya Ray, tak terasa waktu kan berubah malam, menggantikan sang surya.

"Gue pulang sendiri aja, Ray, thanks buat tawarannya," balas Naya sedikit tersenyum kearah Ray.

Ray yang mendengar jawaban dari Naya hanya menganggukan kepala, tanda ia mengiyakan keputusan Naya.
"Oke, hati-hati, Nay. Kalo ada apa-apa langsung telpon gue, kalo lu udah sampe home kabarin gue," tutur Ray panjang lebar seperti seorang pacar yang mengkhawatirkan kekasihnya.

"Loh kok, lu perhatian gitu sama gue?" tanya Naya mendekati wajah Ray, seperti ingin meledeknya.

Ray pun memundurkan sedikit tubuhnya kebelakang. "Y-ya kan yang terakhir sama lu itu gue, gue takutnya nanti lu kenapa-napa trus yang disalahin pasti gue lah," ujar Ray gugup.

Naya pun hanya mengangguk-anggukan kepala dan seketika itu pun bus datang. "Hmmm. Yaudah gue duluan ya, Ray!" Naya masuk ke dalam bus setelah melihat Ray yang hanya menganggukan kepalanya dan sedikit melengkungkan bibirnya, tersenyum manis kearahnya. Ah, rasanya Naya akan melayang bila harus terus menerus melihat senyum Ray.

***

Dirumah

Sampai dirumah Naya langsung masuk ke dalam kamarnya lalu membersihkan badan dan ritual lainnya. Kemudian ia bersiap untuk merebahkan tubuhnya ke atas kasur, teman malamnya dan mengistirahatkan tubuhnya yang terasa amat sangat lelah.

Sepertinya suasana malam yang dingin ini tidak bersahabat dengannya, terbukti sekarang dia tak bisa memejamkan matanya, dan pikirannya yang menyuruhnya untuk terus mengingat kejadian tadi siang, dari soal Rafa hingga perkataan Ray.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang