•°Cinta Tak Terucap;28°•

18 9 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 28 By: pratiwifrida5°•

•°Selasa, 22 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Bola mata Ray memerah, hidungnya kembang-kempis. Ia tak terima, kenapa namanya ikut terseret dalam rencana licik mereka. Ia mengintip dari balik pohon dan terkejut mendapati seorang laki-laki yang membelakanginya. Tubuh laki-laki itu hampir mirip dengannya.

"Gue mau tanya, kenapa lu pengen banget hancurin hubungan mereka?"

"Sakit hati, Lang. Gue pernah nembak dia di depan umum, tapi dia malah nolak gue. Gue malu, gue sakit hati, Lang. Dari situ, gue putusin buat bales perbuatannya," geram Alexa.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundak Raynar. "Ngapain lu? disuruh jaga bocil, malah ngintip orang pacaran."

Ray, membalikkan badannya dan mendapati Afnan yang menatapnya heran. Cowok itu sontak memukul lengan Afnan, yang secara tak langsung sudah mengagetkannya.

“Lu ngapain di sini, anjir!” ujar Ray.

“Harusnya gue yang nanya. Lu ngapain di sini? bukannya jaga si bocil yang gak bisa diem itu, lu malah ngadem di sini. Bagus ye Ray, badan gue udah remuk lari kesana kemari ngejar tuh, bocil,” omel Afnan.

“Gue liatin mereka–” Tunjuk Ray kearah seseorang yang ia lihat tadi.

Afnan mengangkat sebelah alisnya. “Siapa? lu liatin siapa? dari tadi di sana gak ada orang.”

Ray menyerit bingung, ke mana perginya dua orang tadi? Apa mereka menyadari kehadirannya? Ah ... sial! Ini gara-gara Afnan, kampret!

“Woy, Ray, kesambet lu!” Afnan menjentikkan jarinya di depan wajah Ray.

“Ck! gara-gara lu, nih,” decak Ray kesal.

“Lah, kok gara-gara gue? gue emangnya ngapain, anjir?!”

“Au ah!”

“Dih.”

Suasana seketika hening. Afnan dengan kebingungannya. Sementara Ray, dengan perasaan kesalnya. Ia tidak habis pikir dengan Alexa dan cowok yang bersamanya tadi mempunyai rencana sepicik itu. Dan lagi, Ray, mendengar dengan jelas jika Alexa pernah menyatakan perasaannya pada Rafa, tapi kapan? Arghhhh ... memikirkannya saja, kepala Ray, langsung pusing.

Namun, seolah menyadari sesuatu, Ray memukul lengan Afnan keras, membuat Afnan mengadu kesakitan.

“Kalau lu di sini, Isa di mana, njir?” tanya Ray. Ia baru menyadari, jika tadi sebelum ke sini, ia dititipin Isa untuk di jaga. Dan saat pergi ke sini, ia menitipkan Isa pada Afnan. Tapi, jika Afnan ada di sini, maka Isa ....

Ray menggelengkan kepalanya, semoga saja apa yang ada di dalam kepalanya tidak benar. “Jangan bilang lu ninggalin Isa, di tempat tadi,” ucap Ray.

Melihat Afnan yang menggaruk kepalanya, serta cengiran seolah tak berdosanya. Ray, langsung melangkah tergesa-gesa meninggal Afnan.

Afnan. Cowok itu, kadang suka lupa membawa serta otak pintarnya. Bisa-bisanya ia meninggalkan Isa, sendirian di tempat tadi, kalo tu anak diculik habislah riwayatnya.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang