•°LavenderWriters Project°•
•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•
•°Part 36 By: Azarine387 °•
•°Rabu, 30 Desember 2020°•
•
•
•
💜Happy Reading💜Friska menatap Ray tajam. Ray hanya meliriknya sesaat. “Kenapa?”
“Gimana lo bisa dapet bukti dua orang bangsat itu?”
“Gue kan pinter,” seloroh Ray. Friska memukul punggungnya kencang. Raynar mengaduh sakit sambil tertawa.
“Gue serius, Ray!” kesal Friska, “gue tuh khawatir.”
Ray mengusap kepala gadis itu singkat. “Santai aja, semuanya udah jelas. Naya juga udah gak marah sama gue.”
Karena memang dari awal yang penting untuknya adalah kemarahan Naya, Ray tidak perduli bila hanya Rafa yang membencinya, bahkan juga tidak terlalu perduli bila itu teman-temannya.
Friska menghela napas, salah memang, kalo mengkhawatirkan bocah sédéng, yang lagi dibutakan cinta kayak Ray.
“Lo bukannya ada kelas terakhir sama pak Subani? kok malah di sini?”
Friska menghempaskan tubuh disamping Ray. “Bodo ah.”
Ray melirik jam tangannya. “Masih ada waktu nih, yaa paling telat-telat dikit lah. Mau gue anter?” tawar Ray, “lo ke sini pake apa?”
Soalnya dia lagi di pantai, jaraknya lumayan dari kampus.
“Minta dianterin si Gindra,” balas Friska.
“Terus sekarang anaknya ke mana?” tanya Raynar.
“Pergi lagi, gak tau mau ke mana.”
Ray berdiri, menjadikan telapak tangannya sebagai tumpuan ia berdiri. Ray menepuk tangan, menyingkirkan sisa-sisa pasir di telapak tangannya, lalu berpindah menepuk bagian belakang celananya.
Ray menunduk, menyodorkan tangan yang disambut baik oleh Friska, gadis itu mencoba berdiri dibantu Ray.
“Gak baik bolos kelas,” ujar Ray.
Friska berdecih, juga menepuk-nepuk bagian belakang celananya. “Padahal situ juga sering bolos.”
Ray nyengir, berjalan lebih dulu ke arah motornya, dibuntuti Friska dari belakang.
***
Sudah berulang kali Ray bolak-balik ke kampus, untuk kali kesekian ini ia memutuskan buat mengikuti Friska kembali masuk ke area kampus.
Setelah turun dari motornya, Friska cepat-cepat berlari dari sana, meninggalkannya yang bahkan belum sepenuhnya melepas helm dan itu membuat Ray tertawa. Lucu.
“Hati-hati, woy!” ingat Ray berteriak, Friska hanya mengacungkan jempol dan telinjuknya yang menempel, serta ketiga jarinya yang mengacung, membentuk huruf O, tanpa sempat menoleh.
Ray menggelengkan kepala. Berdecak.
***
Raynar memilih menempatkan diri di kantin fakultas Naya, memainkan ponsel serta memasang headset, itu ampuh membuatnya tidak perlu bertegur sapa dengan siapapun.
Kantin fakultas Naya sepi, bukan berarti hanya dirinya yang menghuni, ada beberapa mahasiswa yang mungkin juga sama sepertinya, bukan pribumi di sana.
Sedang asyik bermain game, hampir memenangkan pertarungan pakai jagoan avatarnya, sebuah pukulan menghantam wajahnya tiba-tiba. Wajahnya terlempar ke samping, handphonenya jatuh ke atas lantai berserta earphone yang tertarik paksa dari telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
04;Cinta Tak Terucap✔
Ficción General💜LavenderWriters Peoject Season 05. ||Kelompok 04|| #Tema; Mencintai dalam diam. •°Ketua; Dhiah. °•Wakil Ketua;Tiwi. • • • Raynar Raditya Prawira, seorang pemuja rahasia yang hanya mencintai dalam senyap, tanpa suara. Ada luka yang rela dipeluk ole...