•°Cinta Tak Terucap;25°•

25 9 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 25 By: meiwidiyani_°•

•°Jum'at, 18 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

"Berkat gue?" tanya Naya heran.

"Ya berkat lo, Nay, gue bisa milih apa yang gue mau."

Naya menganggukkan kepalanya. Sejujurnya, ia sendiri bingung dengan perkataan Gilang barusan. Seingatnya, ia belum pernah melakukan hal yang besar pada Gilang.

Naya menatap Gilang sekejap, lalu kembali manatap ke arah mangkok yang berisi mie super pedas. "Lo masih kuat makan tuh mie?" tanya Gilang.

Nayaka tidak menjawab dan lanjut memakan mie yang pedas itu. Sambil menarik ingusnya yang terus keluar. Gilang menyodorkan tisu ke arah hidung Naya.

"Nih, tisu buat ngusap ingus lo. Kan gak lucu, cewek cantik masa ingusan gara-gara makan mie," kekeh Gilang

Mata Gilang tak berkedip memandang Naya yang tengah makan mie pedas itu. Menurutnya, Naya kalo makan gak ada jaim-jaimnya sedikitpun. Apalagi didepannya yang notabenenya seorang cowok, kebanyakan cewek akan sok jaim. Gilang makin kagum sama Naya.

"Lo makan mie aja masih tetep cantik, padahal lo makan belepotan sama ingus lo kemana-mana," ucap Gilang sambil tersenyum.

Lagi-lagi Naya hanya melihat Gilang sekejap dan kembali memakan mie hingga hampir habis. Gilang tetep tersenyum melihat Naya dengan pipi cabinya penuh terisi mie.

"Nay," ucap Gilang.

Tangan Naya di angkat ke atas memanggil Rafly, si pramusaji.

"Mau pesen apa lagi cantik?" ucap Rafly genit.

"Gue pesen mie setan level 5 lagi ya, 2," pesan Naya.

Mata si pramusaji itu pun melotot kaget. "Wah cantik, kuat banget ya," ucap Rafly kagum.

"Hmmm. Dan satu lagi, gue pesan air hangat."

"Oke, cantik. Ditunggu sebentar, ya," ucap Rafly heran.

Rafly membalikan tubuhnya tuk menyiapkan makanan, tapi Gilang memanggilnya.

"Tunggu!" ucap Gilang.

"Eh, ada apa? mau mesen juga?" ucap Rafly.

"Ya iya lah, masa iya iya dong," ucap Gilang acuh.

"Hehe maaf, gue gak ngeh kalo ada lo."

"Mata lo kemana aja?" ucap Gilang geram.

"Ya dari tadi disini terus lah, mana mungkin mata bisa lari," ucap Rafly sambil menunjuk letak matanya.

Gilang mengelengkan kepalanya dengan tangan yang menggaruk kepalanya. Rafly menyodorkan menu ke Gilang yang dibawanya sejak tadi.

"Nih, daftar menunya silahkan di pilih."

Namun, Gilang menolak. "Gak usah," ucap Gilang.

"Lah kok, gimana mesennya kalo ga liat menu," ucap Rafly.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang