•°Cinta Tak Terucap ; 12°•

42 12 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 12 By: DewiAmanda3°•

•°Senen, 30 November 2020°•

.
.
.

Happy Reading!


Ray berjalan ke arah mereka yang tentunya dia sudah tau keberadaan sepasang kekasih itu.

"Anter doi gue pulang ya Ray, gue ada urusan dulu sama sohib-sohib gue," pinta Rafa pada Ray yang sedang menatap Naya .

"Oh iya, Raf," balas Ray sedikit kaget karena ucapan Rafa yang membuat tatapan dia kepada Naya terhenti.

"Gue percaya sama lo Ray, lo pasti bisa jagain doi gue," ucap Rafa sambil menepuk pundak Ray.

"Yoi, lu tenang aja bakalan gue jagain, kagak bakalan lecet dah doi kesayangan lo ini," ucap Ray meyakinkan Rafa. 'Mana mungkin gue biarin dia kenapa-napa, orang gue nya aja sayang,' lanjut Ray dalam hati.

'Eh Istighfar Ray, dia pacar orang,' alibinya lagi dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya membuat Naya dan juga Rafa yang belum pergi itu merasa aneh dengan sikapnya Ray.

"Ray, are you oke?!" tanya Naya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Ray.

"Eh iya, sorry-sorry, gue kagak papa kok, it's oke," balasnya dengan tersenyum kepada Naya juga Rafa dan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oke gue pergi dulu, sampai jumpa. Jagain doi gue Ray," ucap Rafa, "aku pergi dulu ya sayang, baik-baik sama Ray. Maaf," lanjut Rafa pada Naya dan berlalu pergi.

Naya hanya mengangguk dan tersenyum ke arah Rafa.

"Lo gapapa kan Nay?" tanya Ray dengan nada sedikit khawatir.

"I'm fine, lo gak usah sok khawatir gitu deh. Kagak cocok tau Raynar bin Rayray," jawab Naya sedikit memajukan wajahnya pada Ray mengejek.

"Enak aja lu panggil gue Raynar bin Rayray, gak asik lu Nayako ayam," balas Ray juga memajukan wajahnya pada Naya hingga hanya tersisa sedikit jarak diantara mereka, bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafasnya masing-masing tentu saja itu membuat keduanya merasa terkejud namun sedikit nyaman. Hmmmmmm.

"A–aapa lo bilang tadi, Nayako ayam? itu kan bumbu dapur dodol," ucap Naya gugup dan menarik kepalanya agar sedikit menjauh dari wajah Ray yang sangat dekat itu sehingga bisa membuat jantung nya dangdutan di tempat.

"Sorry-sorry gue gak sengaja." Rey merasa suasana antara mereka sedikit canggung.

"Ah iya gpp, gak perlu di bahas," jawan Naya, "oh iya, Jihan mana? Katanya dia mau ikut," lanjut Naya sambil  melihat kanan kiri mencari teman nya itu.

"Ke toliet kayanya," jawab Ray.
"Ya udah, kita tungguin di sini atau mau jalan-jalan dulu?" tanya Naya dan seketika itu pun Naya merutuki pertanyaannya itu.
'Bodoh, kenapa gue ngajak dia jalan sih, nih mulut gak bisa di ajak kompromi ye,' ucap Naya dalam hati sambil menepuk-nepuk mulutnya merutuki tindakan bodohnya itu.

"Lu ngajak gue jalan, Nay? oke gue tau lu pasti pengen ngerasain jalan sama cogan kek gue kan? Ngaku lu, boong bisulan?!" ucap Ray sedikit tersenyum meledek kepada Naya.
'Serius, Naya ngajak gue jalan nih, ayolah Nay lu udah buat jantung gue lari maraton,' ungkap Ray dalam hati.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang