•°Cinta Tak Terucap ; 16°•

27 9 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 16 By: Azarine387 °•

•°Rabu, 09 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Setelah mengirim pesan singkat pada kekasihnya, Rafa memilih menunggu sambil mengecek beberapa email masuk ke ponselnya, berhubung laptop dia sedang diservice.

Hal itu juga yang membuat Rafa sampai tidak menyadari kehadiran seorang gadis yang lantas mengisi ruang kosong disampingnya.

“Hai.”

Ia menoleh, memasang senyum kemudian membalas sapaan gadis itu, hanya sapaa singkat sebenarnya tidak sampai lima detik fokusnya kembali ke layar ponsel. Dan itu membuat Alexa diam-diam mendengus kesal.
Rafa si gila kerja.

Sebutan Alexa buat cowok itu, untuk ukuran anak tingkat satu Rafa terlalu sibuk dan mungkin juga terlalu menawan bagi Alexa.

Contohnya saja saat ini, meski berpenamilan sederhana, kemeja hitam khas jurusan yang dipadukan dengan celana jeans berwana senada kemejanya, cowok itu sangat tampan dimata Alexa. Ditambah lagi tangan berisinya yang terekspos karena lengan kemejanya digulung sampai siku.

Sayang udah punya pawang, hm, kayaknya bentar lagi jomblo.

“Sendirian aja Raf?” Alexa tidak mau berhenti, dia yakin Rafa tidak akan mengangguri dirinya, karena cowok itu terlalu baik, sangat baik.

Sampai enggak tau kalo dia sedang dijilat ular seperti dirinya.

“Lagi nunggu pacar, Lex. Lo sendiri?”

“Gue nyari elo,” ujar Alexa memasang senyum terbaik kala Rafa dibuat refleks nengok kearahnya. “Ternyata disini.”

Kening Rafa berkerut, alisnya menekuk tajam sebagai reaksi tubuhnya saat bingung. lalu laki-laki serba hitam berkharismatik itu membalas, ujarnya, “kenapa nyari gue?”

“Kangen aja,” lugas Alexa sambil menampilkan kesan malu-malu dengan menyelipkan rambut kebelakang daun telinga.

Rafa terkekeh, tidak menganggap serius ucapan rekan se-organisasinya, “kelamaan jomblo sih lo, sono cari pacar.”

“Ini lagi nyari,” balas Alexa.

Rafa tertawa, menangguk-anggukan kepalanya. Rambut laki-laki itu dimainkan angin, bergerak searah.
Udara di taman belakang memang sejuk, mangkanya tidak sedikit mahasiswa yang melarikan diri kemari, buat sekedar bercengrama atau bahkan mengerjakan tugas, buat ajak doi juga nyaman.

Semakin tampan Rafa saat menyisir rambut dibarengi tawa, benar-benar memotivasi Alexa untuk segera memilikinya, apapun caranya.

“Lo juga boleh,” kata Alexa. Kali ini membuat tawa Rafa segera berhenti, cowok itu memandang Alexa.

Dipandang intens membuat Alexa makin gencar menjalankan aksinya, seperti, “Aw mata gue,” serunya, sontak jari-jemarinya bertengger disepasang matanya.

Naluri cowok baiknya lantas membuat Rafa segera mendekat, mengambil alih tangan Alexa yang kelihatan mengucek mata gadis itu.

“Jangan di kucek, nanti sakit,” titah Rafa menyingkirkan tangan Alexa yang dibalas gadis itu tanpa perlawanan. “Coba gue liat.”

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang