•°LavenderWriters Project°•
•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•
•°Part 27 By: Mayolif°°•
•°Senin, 21 Desember 2020°•
•
•
•
💜Happy Reading💜
Pagi-pagi buta, Raynar mengayuh sepeda hybrid miliknya membelah jalanan Kota Jakarta. Ia mempunyai janji dengan seseorang. Seseorang yang ia pukul di mall.
Ray masih mengayuh sepedanya, ketika matahari perlahan muncul dan mengganggu dunia dari lelap. Di balik pantulan sinar matahari yang membentuk siluet, Ray melihat bayangan tubuhnya dan tersenyum simpul. Sesekali ia akan mengelap bulir-bulir air yang membasahi wajahnya.
"Huh, akhirnya sampai juga," ucap Raynar dengan napas terengah-engah. Ia sudah lama tak menggunakan sepeda hybridnya, sekali mengayuh dua jam terlampaui.
Setelah menitipkan sepedanya, Ray berjalan ke tempat tujuan. Terlihat dua orang laki-laki di tepi pantai. Mereka memakai topi dan kacamata hitam.
"Woy," teriak Raynar, membuat dua orang itu kaget bukan main. Mereka mengelus dada, menetralkan jantung mereka yang sedang berdisko. Setelah tau sang pelaku, mereka melepaskan kacamata hitamnya.
"Kalian udah lama?" tanya Ray.
"Baru sampe, sekitar satu jam yang lalu," jawab salah satu dari mereka dan menatap Ray tajam. Ray hanya menyengir kuda.
"Sorry, gue kesini 'kan naik sepeda jadi agak lama."
"Mau ngomong apa, Ray? ngapain ngajak kita ke pantai? biasanya, anak muda kalo mau ngomong itu di cafe, ini malah di pantai," tanya Rafa bertubi-tubi. Wajahnya masih sedikit lebam akibat pukulan Ray kemarin.
"Gue pengen cari suasana beda, Bro. Lagian Pantai Ancol juga enak diliat."
Ya, mereka berada di Ancol. Ancol adalah satu-satunya pantai terlengkap yang ada di Indonesia, bila dibandingkan dengan pantai yang lainnya. Pantai ini menjadi dermaga utama menuju kepulauan seribu. Tak hanya menjadi tempat kapal bersandar saja, namun juga merupakan tempat rekreasi keluarga dan orang-orang terkasih. Pantai Ancol juga menjadi tempat olahraga air favorit bagi warga sekitar. Karena itulah, Ray mengajak mereka untuk ketemuan di pantai ini.
"Lu bisa jelasin kejadian kemarin, Raf?! sorry, kemarin gue kasar sama lu. Gue bener-bener kacau saat itu. Gue gak terima lu selingkuhin Naya," ucap Ray tanpa memandang Rafa. Pandangan matanya menyapu ke arah pantai.
Rafa mengangguk. "Gue harus jelasin gimana lagi, Ray? gue udah jelasin ke lu waktu di mall. Tapi, lu gak percaya," cibir Rafa, "intinya, gue sama Alexa gak seperti yang lu tuduhin. Kita di sana hanya beli perlengkapan buat acara BEM dan Alexa minta mampir ke toko baju sebentar. Gue di sana juga beli baju buat Naya," jelas Rafa.
"Ada yang mau lu tanyain lagi, Ra?" Ray menggelengkan. "True friendship never last forever. Persahabatan sejati tidak akan putus oleh gangguan pihak lain, ia akan tetap abadi selamanya," ungkap Afnan bijak dan mereka berpelukan bagai Teletubbies.
"Mau olahraga air? kita udah di sini dan kurang lengkap kalo gak main air," ajak Rafa tersenyum.
"Naik banana boat, kuy. Gue yang bayarin, sebagai tanda permintaan maaf gue, karena udah buat kalian nunggu. Gue tau, menunggu itu gak enak, apalagi nunggu dia peka," curhat Raynar.
KAMU SEDANG MEMBACA
04;Cinta Tak Terucap✔
Narrativa generale💜LavenderWriters Peoject Season 05. ||Kelompok 04|| #Tema; Mencintai dalam diam. •°Ketua; Dhiah. °•Wakil Ketua;Tiwi. • • • Raynar Raditya Prawira, seorang pemuja rahasia yang hanya mencintai dalam senyap, tanpa suara. Ada luka yang rela dipeluk ole...