•°LavenderWriters Project°•
•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•
•°Part 08 By: pratiwifrida5°•
•°Senen, 30 November 2020°•
.
.
.Happy Reading!
Bosan. Kata itu menggambarkan suasana hati Ray saat ini. Hari ini kelasnya baru akan dimulai siang, tapi karena hasutan dari sahabat-sahabat bobroknya, jadilah ia sudah tiba di kampus sejak pukul 10.00. Terhitung sudah tiga puluh menit sejak ia tiba di kampus, namun belum ada tanda-tanda kalau teman-temannya akan datang. Padahal, merekalah yang paling semangat mengajak untuk datang awal tadi.
"Si Aksa mana sih, dari tadi otw tapi gak muncul-muncul sampai sekarang? otw boker kali nih orang! si Afnan juga mana nih, sok sibuk banget jadi orang. Enak banget pada nyuruh gua nunggu kayak gini, gak tau apa tiga puluh menit itu bisa di pake buat mimpi indah!" gerutu Ray kesal.
Para cowok dengan label blasteran surga itu sudah sepakat untuk bermain basket di lapangan kampus. Makanya mereka memutuskan untuk datang lebih awal. Ah ... ralat, tepatnya Aksa yang menyuruh mereka untuk datang awal, Ray sendiri sebenarnya malas dan lebih memilih untuk tidur hingga jam kuliahnya siang nanti. Tapi, pada dasarnya Aksa setan dengan segala rayuan mautnya, jadilah Ray ada di kampus sekarang, dan Aksa? Cowok itu belum muncul, bahkan saat Ray baru akan mandi tadi, Aksa mengatakan kalau ia sudah di jalan menuju kampus. Untuk ke sekian kalinya Aksa, membuktikan yang mengajak adalah yang terlambat.
Menghela napas kasar, Ray memutuskan untuk bangkit dari duduknya. Ia tidak bisa terus diam di kantin dengan membiarkan mbak-mbak kantin terus menatapnya sejak tadi. Damage orang ganteng memang enggak tanggung-tanggung, sampai mbak kantin pun kepincut. Taman kampus, mungkin bisa memperbaiki moodnya dengan melihat cewek-cewek yang biasanya duduk sembari menunggu jam kuliah.
"Hay Ray, tumben sendirian," sapa Friska, salah satu senior cewek yang terpikat wajah blasteran surganya.
"Gue bawa dua malaikat, nih ada di kiri sama kanan gue," sahut Ray, sembari melirik pundak kiri dan kanannya.
Friska terkekeh. "Bisa aja lo. Btw malam Minggu, lo sibuk gak?" tanya Friska.
"Sebenarnya sih enggak, tapi malaikat samping kanan barusan bisikin gue. Katanya, jangan mau terima ajakan dari lo- dosa," jawab Ray, santai.
"Maksud lo gue setan?"
"Lo yang ngomong sendiri ya, Fris. Bye-bye Friska." Ray terkekeh, cowok itu melangkah meninggalkan Friska yang mencak-mencak di tempat.
"Awas lo Ray, lo bakal bertekuk lutut di hadapan gue nanti!"
Ray bergidik ngeri mendengar seruan Friska, dia bertekuk lutut di hadapan Friska? Demi apa pun Friska harus mundur, halunya kelewatan.
Menyusuri setiap sudut taman, mata Ray menangkap sosok seseorang yang juga menjadi sumber kekesalannya hari ini. Matanya memicing ketika menangkap sosok lain yang duduk di sebelahnya.
"Sejak kapan Afnan dekat sama cewek?" gumam Ray. Tidak ingin membuang waktu, Ray segera menghampiri Afnan. Bisa-bisanya Afnan, sudah berada di kampus bukannya menghampirinya, malah mojok di taman.
"Bagus ya mojok di sini, sampai lupa kalau udah janjian sama teman."
"Dari tadi gue cariin, ternyata lo di sini, Sya."
KAMU SEDANG MEMBACA
04;Cinta Tak Terucap✔
Ficção Geral💜LavenderWriters Peoject Season 05. ||Kelompok 04|| #Tema; Mencintai dalam diam. •°Ketua; Dhiah. °•Wakil Ketua;Tiwi. • • • Raynar Raditya Prawira, seorang pemuja rahasia yang hanya mencintai dalam senyap, tanpa suara. Ada luka yang rela dipeluk ole...