•°Cinta Tak Terucap;17°•

29 10 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 17 By: Fiyatik°•

•°Sabtu, 12 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Ketika Raynar mengatakan 'lepasin' saat itulah Naya yang sedari tadi hanya menangis, langsung tertawa begitu lepas. Begitu juga Raynar yang t'lah menghapus air matanya dengan tangannya. "Lo, kalo nangis hidungnya malah hanyut,"  ledeknya, yang menjadi receh bagi Naya.

Naya hanya menanggapinya datar, seketika tawanya terhenti saat Ray mencoba menghibur. "Masa? gombal, ini ciri-ciri buaya yang hobinya selingkuh," gerutunya yang tak henti-henti. Saat disindir oleh Naya, Ray langsung berpikir dengan positif thinking. Apakah benar semua cowok salah? Dengan begitu Ray menyarani Naya untuk melepasnya.

"Nay, lo nggak malu sama semut yang tiap hari disakitin terus?" tanya Ray yang mengibaratkan sesuatu dengan masalah naya dan Rafa.

"Terus?" tanyanya bengong.

"Iya solusi yang terbaik lo harus lepasin, macam mana caranya."

"Terus?" tanyanya kembali.

"Eh, lo dari tadi ngomong 'terus-terus' entar gue kasih gopek, nih. Kek modelan tukang parkir," sebel Ray memuncak yang sekali-sekali menjambak rambut Naya. "Sesuai zaman makin modern, banyak jametnya kek lo yang suka nyindir tapi nggak ngaca," tutur Ray yang tak hentinya mengomelin Naya yang sedang merapikan rambutnya kembali.

"Eh, ini ceritanya gue yang ada masalah tapi kok lo yang ribet sih?" cibir Naya sembari menaikkan sebelah alisnya tatkala ia pun mengekspresikan wajahnya bingung.

Ray mendekatkan wajahnya yang songong ke wajah Naya tiba-tiba gemetar. "Ya iyalah ... gue kan setia orangnya," ucapnya.

"Setia dari Hongkong."

Saat Ray mendekat, Naya selalu menjauh. Entah mengapa saat di dekat Ray, Naya selalu merasakan hal yang aneh begitu juga sebaliknya. "Katanya mau lepasin kok malah jauh," cibir Ray terkekeh geli.

"Waduh lo nggak mudeng-mudeng dari tadi," Naya hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Ray yang terlalu berlebihan padanya. Naya sempat berpikir, apakah dia merasakan hal yang aneh pada dirinya?

"Yang gue tangkep dari masalah ini, kalau lo itu lagi galau."

Naya melonjak saat Ray tiba-tiba peka. "Nah, itu yang gue maksud. Seharusnya lo itu bantuin cari solusi untuk melepasnya, bukan ngelawak atuh, Bang."

Bersama bingungnya, dia
mengerucutkan bibirnya. Lalu berpikir ulang, namun tak ada yang lekat di sisinya. Hanya saja sisa-sisa isi hati yang selalu tak ada balasannya.

Sampai-sampai hampir 15 menit Ray berpikir, namun tak ada solusinya untuk Naya. Tak sadar, air keringat Ray bercucuran membasahi pipinya, tatkala juga Naya tiba-tiba memperhatikannya dari tadi.

Naya langsung mengambil sapu tangannya, lalu ia usapkan dengan lembutnya ke arah pipi Ray. Ray terkejut seketika, saat Naya tiba-tiba perhatian padanya, ia juga sempat berpikir tentang Naya yang berbeda dari sebelumnya.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang