•°Cinta Tak Terucap;30°•

28 9 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Cinta Tak Terucap © Kelompok 4°•

•°Part 30 By: Azarine387°•

•°Kamis, 24 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Setelah selesai dengan keinginannya, Rafa dan Afnan tidak langsung meninggalkan rumah Raynar, mereka berencana menemani Raynar yang kurang sehat belakangan ini.

“Lo kenapa sih, Man?” tanya Afnan kala itu menghadap televisi.

Raynar sandaran di kepala ranjang, memandangi dua sahabatnya yang asyik bermain PS. “Sakit.”

“Dih bego, kita liat kali lo sakit, maksud si Afnan tuh lo sakit apa?” imbuh Rafa, melempar kaleng kosong bekas minumnya secara asal ke Raynar.

Afnan ikutan mencibir, “tau nih, ari siah fokus naha fokus!”

Ray mendecih kemudian menjawab apa adanya, “batuk, demam, pilek ... bentar, napa sih nanya-nanya?” balas Ray.

“Btw, buat rencana aniv lo itu ... kenapa gue, Raf? pacaran aja mana pernah gue,” sambungnya mengalihkan pembicaran tentang sakitnya yang bikin dia keliatan lemah akhir-akhir ini.

Rafa tertawa tanpa dosa, menyusul Afnan yang sudah terbahak.

Raynar menimpuk dua sahabat sialannya itu dengan bantal. “Gak usah ketawa nyet, gue serius. Kenapa harus gue?”

Rafa menghentikan tawanya, terus menunjuk muka Raynar dengan telunjuknya. “Karena gue percaya sama elo.”

“Gue yang gak percaya sama elo, nyet. Gak usah mengadi-ngadi, mau jadi apa pesta aniv lo ditangan gue?” balas Raynar sangsi, “hancur lebur kayak muka Afnan?”

“Gue aja terus gue! iya, gue emang jelek, enggak seganteng lo berdua. Hina aja terus gue, hina!”

Tanpa menghiraukan protes yang dilayangkan Afnan, Rafa membalas ucapan Raynar. “Serius gue Ray, gue percayakan aniv gue tahun ini sama elo.”

Kepala Raynar berdenyut, pusingnya bukan main. Ditambah lagi dadanya yang seperti dipelintir, ngilu sekligus sakit. Bisa-bisanya dia mengadakan aniv buat orang yang juga dia sukai.

Raynar hampir mengelurkan suara, bibirnya sudah terbuka namun didahului Rafa yang mengatakan, “kalo yang mau lo tanyain, ‘kenapa enggak sama Aksa aja?’ jawabannya karna di tahun pertama aniv gue sama Naya, itu bocah yang ngatur pestanya.”

Karena Rafa mampu menebak apa yang ingin dikatakannya, jadi, Raynar hanya mampu membalas kalimat itu dengan satu kata, 'oh' saja.

“Jadi, bisa kan?” imbuh Rafa bertanya.

“Bisa,” jawab Raynar disertai anggukan, “bisa kok bisa.”

“Anjing mati!” seru Rafa, sontak menengok kesampingnya. Mendapati wajah Afnan yang menampilkan senyum kemenangan.

“Makanya, main PS gak usah sambil ngerumpi,” sombong Afnan. Rafa terbengong, segala serapah belum memproses dalam kepalanya.

Sebelum hal itu terjadi Afnan merampas sekaleng soda lain diatas meja lalu melarikan diri, menyusul Raynar menghempaskan tubuh disamping sang sepupu.

04;Cinta Tak Terucap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang