Part : Leader

1.5K 64 2
                                    

⚠️🔞🔞🔞⚠️
.
Mature Content
.
[Diperingatkan kembali kepada para pembaca bagi yang di bawah umur 18 tahun untuk tidak membaca part ini.]






Jungkook menatap lembaran kertas yang berada di tangan Namjoon tanpa berkedip. Bagaimana ribuan kata dengan ketikkan berbahasa Inggris memenuhi seluruh halaman.

Namjoon masih menghafal kata demi kata yang ada di kertas itu seraya menggunakan earphone agar tidak menggangu konsentrasi nya. Satu staff yang memegang kamera mendekatinya, itu untuk konten YouTube di akun BANGTANTV. Ya, pasti tidak akan luput untuk mengabadikan bagaimana grup yang di ketuainya dapat berkesempatan untuk menghadiri pertemuan PBB seluruh dunia dan juga BTS berkesempatan untuk berbicara disana.

Namjoon merentangkan tangannya guna menghilangkan rasa pegal karna terlalu lama duduk. "Aku pasti bisa melakukannya." ucap Namjoon pada kamera yang menyoroti nya.

Namjoon kembali menghafalkan teks itu tanpa melihatnya. Menjadi satu-satunya member yang fasih berbahasa Inggris tentu sedikit mudah dalam mengingat kalimat demi kalimat.

"Hyung, bukankah nanti kau akan membacanya?" Tanya Jungkook yang duduk disebelahnya.

"Iya aku akan membacanya, tapi... aku tidak mungkin hanya membacanya saja." Jawab Namjoon, matanya masih fokus menghafal kata yang sempat terlupa tadi.

Jungkook mencoba melihat lebih dekat isi dari kertas itu dan ia terkejut setelahnya. Bahkan saat dirinya mencoba untuk membaca satu kalimat saja terasa susah diucapkan, maka dari itu ia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau dirinya yang membaca pidato. Pelajaran bahasa Inggris saja masih sering bolos.

"Ini terlihat seperti kertas ujian." Ucap Jungkook sambil menatap kertasnya.

Selesai konser pun Namjoon masih harus melanjutkan menghafal isi pidato itu sambil ditemani oleh boneka kesayangan sang pacar yang sedari awal tadi sudah ia pangku.

Sempat tadi Jin berpesan kepadanya bahwa tidak perlu terlalu memaksakan diri kalau capek setelah konser. Tapi mana bisa seorang Namjoon tenang tenang saja dengan waktu yang kurang dari 48 jam pidato itu akan dilaksanakan dan dirinya masih belum menghafal semua.

"Ow, astaga apa yang barusan kulihat. Mataku tidak bisa melihat itu semua." Ucap Jimin yang berdiri dibelakang Namjoon.

Namjoon hanya terkekeh mendengar respon dari salah satu adik nya itu.

Saat sang manager berkata untuk bersiap karena akan melanjutkan perjalanan ke New York dimana tempat pertemuan PBB itu dilaksanakan Jin mendekati Namjoon bertepatan dengan staff yang membawa kamera tadi sudah menjauh.

"Hei, istirahat. Jangan terlalu dipaksa gini." Tangan Jin menyisir rambut coklat sang kekasih. Namjoon balas tersenyum.

"Aku tidak bisa tenang. Tinggal besok waktu nya, by."

Jin mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir sang dominan. Tidak lama, hanya sekilaa sebagai bentuk penyemangat karna sudah bekerja keras untuk grupnya.

"Aku memang tidak pernah bisa melarang mu kalau sudah soal pekerjaan." Ujar Jin.

Tangan Namjoon menarik pinggang Jin agar lebih merapat kearahnya. Dipeluknya tubuh ramping itu, menghirup dalam-dalam wangi vanila bercampur stroberi yang menguar di leher kekasihnya. Jin pun membalas, ia tahu Namjoon sangat butuh penyemangat yang terus menemaninya.

"Aku harus isi tenaga dulu disini." Jin bergedik geli saat Namjoon berbicara karna nafasnya mengenai leher.

Bertahan dengan posisi yang sama dalam beberapa menit hingga akhirnya Jin melepaskan pelukannya. "Kajja, kita harus cepat pergi dari sini karna pesawat sedang menunggu kita."

BEHIND THE SCENES [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang