Song to listen : Is it Wrong to Loving You? by Sindy Amani
"saya disini, enggak akan kemana mana, tapi ga janji"
-KaregaRega berkali kali melihat jam yang melingkar di tangannya. Seharusnya, mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain harusnya sudah berakhir sejak lima belas menit lalu. Akan tetapi, dosen pengampu mata kuliah ini sepertinya menikmati waktu mengajarnya, buktinya, meskipun jam kuliah sudah selesai lima belas menit lalu, sang dosen tetap melanjutkan pembelajarannya.
Rega gelisah, pasalnya di jam setengah tujuh malam nanti, Rega harus ke Jalan Braga untuk event musiknya. Bukan event besar, hanya bernyanyi dengan teman teman satu labelnya di pinggir jalan di depan mall Braga. Sekarang jam menunjukkan pukul lima kurang lima belas menit, seharusnya Rega sudah ada di tempat kost dan bersiap siap.
Rega menghela nafas lega ketika dosennya akhirnya menyelesaikan pembelajaran hari ini. Dengan tergesa pemuda berkacamata itu membereskan barang barangnya untuk segera pulang ke kost. Anya yang duduk di sampingnya pun sampai geleng geleng kepala melihat Rega yang selalu terbur buru tiap selesai mata kuliah.
"buru buru banget tiap hari, sekarang ada apa?" tanya Anya.
"live music," jawab Rega singkat.
Benar, bukan hanya hari ini Rega pulang kuliah dengan terburu buru. Hari ini ia terburu buru karena memang ada live music yang harus ia hadiri. Akan tetapi, alasannya terburu buru di hari lain, ia menghindari bertemu dengan seseorang.
Sudah kira kira satu minggu sejak acara musik debutnya di cafe milik Bang Joni, dan selama satu minggu juga ia berusaha menghindari untuk bertemu Sore. Kata kata Sadan malam itu cukup membuatnya berfikir keras, benarkah kata suka yang gadis itu selalu ucapkan bukan candaan semata?
Rega tidak bohong, ada sedikit rasa senang ketika Sadan memberitahukan kalau Sore menyukainya. Akan tetapi, malam itu di halaman cafe ketika Genta memeluk gadis itu, Rega tahu, yang paling pantas bersanding dengan gadis periang berambut sebahu itu adalah Genta. Seperti obrolannya dengan Naren malam itu.
Jadi Rega berusaha untuk menghindari gadis itu setidaknya sampai perasaannya kembali normal lagi. Ia tidak nyaman ketika melihat gadis itu berdua dengan Genta. Tapi Rega mawas diri, jika dengan Genta, gadis itu mungkin akan senang. Kalau dengannya, ah sudahlah.
Rega berjalan dengan tergesa, bahkan bisa dikatakan setengah berlari menuju parkiran motor fakultasnya. Tidak seperti acara live musicnya yang ditonton teman temannya, acara kali ini bertabrakan dengan acara teman temannya sehingga mungkin tidak ada temannya yang menontonnya. Sesampainya di tempat vespa kebanggaannya terparkir, pemuda itu segera memakai helm dan memajukan motornya meninggalkan area kampus.
Tidak sampai sepuluh menit, Rega sudah sampai di tempat kostnya yang sepi. Setahu Rega, Genta dan Erlan ada rapat besar mengenai proker fakultasnya sedangkan Naren ada projek di salah satu mata kuliahnya. Rega segera bergegas mandi, kemudian memilih pakaiannya. Untuk hari ini, ia memilih jaket bomber berwarna hijau army untuk dipadukan dengan kaus putih dan celana hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Ilusi
Fanfiction[Completed] Dia punya banyak mimpi yang ingin diwujudkan sebelum waktunya habis, aku adalah puncak mimpinya yang paling tinggi.