Song to listen : By My Side by David Choi
"Buat saya, selalu kamu"
-Karega
Rega mengencangkan cardigannya ketika udara dingin mulai menusuk kulitnya. Dari dalam mobil yang ia pinjam dari Lukas semalam, ia melihat langit yang perlahan berubah warna, menyambut mentari yang tengah dalam perjalanannya untuk memulai hari. Meskipun sinar matahari mulai muncul, namun rasa dingin Bandung pagi tidak bisa terkalahkan.
Rega menoleh pada jok sebelahnya, mendapati Sore yang tengah tertidur pulas. Rega terkekeh geli melihat gadis itu dibalut hoodie milik Lukas yang membuatnya seperti tenggelam. Wajah gadis itu tenang meskipun matanya terlihat bengkak karena menangis semalaman.
Tangan Rega terangkat kemudian mengusap surai gadis itu dengan lembut. Tangisannya semalam benar benar menyakiti hati Rega. Perasaan baru buat Rega, ternyata melihat seseorang yang kita sayangi tersakiti rasanya jauh lebih sakit lagi.
Merasakan sentuhan di kepalanya, perlahan lahan mata Sore terbuka, menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang menyapa. Pemandangan pertama yang ia lihat saat membuka mata pagi ini bukanlah langit langit kamar kost nya, bukan juga langit langit kamarnya. Wajah Rega lah yang menyambutnya pagi ini, tersenyum dengan teduh padanya.
"udah bangun?" tanya Rega.
Sore mengangguk kemudian mengucek matanya pelan, berusaha menghilangkan kantuk yang tersisa. Ia agaknya sedikit malu pada Rega mengingat bagaimana kacaunya semalam.
Semalam, ketika Rega tiba tiba datang setelah ber jam jam Sore menunggui Genta di gate konser padahal Genta sedang berada bersama Nia, Sore menangis sejadi jadinya. Entah apa yang ada dalam diri Rega, bisa bisanya ketika berada bersama pemuda itu, Sore bisa jadi lemah. Sore jarang menangis di depan teman temannya, tapi Rega, hanya dengan satu kata bisa membuat benteng yang ia buat untuk menahan air matanya rusak, berantakan bahkan tak bersisa.
Kemarin, untuk menghiburnya Rega sampai meminjam mobil milik Kang Lukas, membawanya sekedar berkeliling Bandung malam. Sore tidak mungkin pulang ke tempat kostnya karena sudah melebihi jam malam kostnya dan ia tidak mau membuat kericuhan dengan pulang ke rumahnya. Entah apa yang akan dilakukan Jefri atau Sadan jika tahu kemarin Sore pulang setelah menangis semalaman.
"Rega," panggil Sore.
"apa?"
"laper,"
"mau makan apa?" tanya Rega.
Sore nampak berfikir sejenak, "mau cuanki di Gasibu," katanya.
Rega mengangguk kemudian menjalankan mobilnya dari wilayah Lembang kesana. Sedikit ia menoleh pada Sore yang sibuk berkaca di sebelahnya. Aneh bin ajaib, emosi gadis itu sangat mudah berubah, mengingat betapa hebatnya tangisan gadis itu semalam, bisa bisanya ia terlihat tenang pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Ilusi
Fanfiction[Completed] Dia punya banyak mimpi yang ingin diwujudkan sebelum waktunya habis, aku adalah puncak mimpinya yang paling tinggi.