Song to listen : After School Sad Session by Nadhif Basalamah
"kehilangan kamu enggak akan pernah jadi hal yang mudah"
-Sore(back to present)
Rega menatap keadaan kamarnya dengan prihatin. Kamar yang biasanya rapi, terorganisir dan enak dipandang itu hari ini seperti habis diserang angin topan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan oknum Erlan, Laiv, Raiden, Genta dan Naren.
Sedari tadi pagi, mereka berenam memang berkumpul di kamar Rega, dari mulai main UNO hingga memainkan game console milik Rega yang tidak pernah ia sentuh sejak Ayah membelikan benda tersebut untuknya bertahun tahun lalu. Berbeda dengan Erlan dan Laiv yang seperti diberi ajang menyalurkan bakat. Rega jadi berfikir untuk menyimpan game console miliknya di kostan saja.
Menyebalkannya, oknum oknum tadi hilang, meninggalkan Rega dan kamarnya yang berantakan itu sendirian. Rega meringis melihat ranjangnya yang berantakan, spreinya lepas dan selimutnya dalam keadaan tidak terlipat. Jangan lupakan sampah sampah makanan yang berserakan dan benda benda yang tidak berada di tempatnya semula.
Naren pasti tengah membantu Bunda memasak, sedangkan Genta, Raiden dan Laiv ikut Ayah entah kemana. Erlan, anak itu malah tidur siang di depan televisi sekarang. Erlan adalah tipikal manusia yang menerapkan frasa anggap saja rumah sendiri dengan sepenuh hati.
Mau tak mau, Rega mulai membereskan kamarnya kembali, menata ranjangnya, menyimpan barang barangnya di tempatnya semula. Ia juga memunguti sampah sampah bekas makanan yang berserakan, kemudian menyapu lantai kamarnya.
Ia terkaget ketika tiba tiba saja pintu kamarnya terbuka dan Sore ada di pintu kamarnya dengan baju tidur beruang yang kata Sore merupakan kesukaannya. Pasti gadis itu baru bangun dari tidur siangnya. Tadi pagi ia sempat bangun, kemudian tertidur kembali karena masih mengantuk.
"Re, sumpah emang kayaknya kamu dikirim ke saya buat bikin jantung saya copot," kata Rega.
Sore tidak menjawab apa apa, ia melangkah ke arah Rega kemudian merebut sapu dari tangannya. Ia mendorong Rega untuk duduk di meja belajarnya kemudian menyapu lantai kamar Rega. Melihatnya Rega tertawa, dimana lagi ada manusia menyapu lantai dengan rambut berantakan dan mata sedikit tertutup.
"baru bangun lagi? Laper ya?" tanya Rega sambil mengambil kantung berisi sampah dan menaruhnya di pojok kamar.
"enggak," kata Sore, "ya bangun aja, masa tidur mulu".
Rega menggeleng pelan sambil terkekeh kemudian kembali duduk di meja belajarnya. Ia merapikan buku buku yang berantakan karena diacak acak oleh Naren.
Ia mendesah pelan ketika satu tetes darah jatuh dari hidungnya mengenai punggung tangannya. Semenjak menghentikan pengobatannya, frekuensi mimisan yang dialaminya sedikit meningkat. Buru buru ia mengambil tisu untuk menahan darah yang keluar dari hidungnya agar tidak mengotori bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Ilusi
Fanfiction[Completed] Dia punya banyak mimpi yang ingin diwujudkan sebelum waktunya habis, aku adalah puncak mimpinya yang paling tinggi.