Song to listen : Paman Tua by Nadin Amizah
"Tolong jangan sekarang"
-KaregaRega menghela nafas dalam kemudian mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang berada di koridor kampus. Ia mengusap wajahnya, hari ini badannya benar benar tidak fit. Mungkin efek karena akhir akhir ini ia kelelahan, banyak kegiatan yang ia ikuti, terutama acara musik yang beberapa hari ke belakang membuatnya menginap di studio untuk latihan.
Rega jadi ingat pesan ibunya sebelum ia pergi ke Bandung. Ibunya bilang agar Rega tidak terlalu banyak mengikuti kegiatan yang dapat membuatnya lelah. Tapi maaf, Rega sangat menyukai kegiatan musiknya ini, karena kesempatan yang datang padanya mungkin tidak akan terulang dua kali.
Untunglah hari ini tidak ada jadwal latihan, jadi ia bisa pulang ke kost untuk beristirahat. Tubuhnya sudah memberi sinyal kalau ia harus diistirahatkan.
"Rega?"
Rega mendongak kemudian tersenyum tipis ketika mendapati Naura tengah berjalan ke arahnya. Koridor ini memang koridor besar, banyak anak anak dari jurusan lain yang melewati koridor ini. Apalagi Naura yang memang kalau hendak keluar dari kampus, harus melewati koridor ini.
"hai, Nau," sapa Rega.
"loh, kamu sakit?" tanya Naura, "kamu pucet".
Rega terkekeh, "iya kayaknya, paling kalau diistirahatin juga sembuh kok Nau," katanya.
"kamu udah makan belom Rega?" tanya Naura.
"belom Nau, biasanya Naren masak di kost jadi saya mau makan di kost," kata Rega, "kamu mau pulang?"
Naura mengangguk, "iya, ayo jalan bareng ke parkiran ya?" katanya.
Rega mengangguk kemudian beranjak dari duduknya diikuti Naura yang berjalan di sampingnya. Tatapan dari orang orang di koridor membuatnya risih. Rega hanya menunduk sambil menggaruk tengkuknya, menyesali kenapa ia tidak memakai hoodie hari ini.
Bukan, bukan Rega yang mereka pandang tapi Naura. Setahu Rega, Naura adalah anak yang cukup populer, bisa dibilang Naura ini seleb medsos. Tidak aneh, Naura cantik, tentu saja jadi populer bukan hal yang sulit untuk Naura. Rega juga sedikit memprediksi kalau orang orang akan bergosip akrena ia berjalan berdampingan dengan Naura.
"udah, kamu hati hati Rega," kata Naura sebelum memasuki mobilnya.
Rega mengangguk sambil tersenyum tipis kemudian kembali berjalan ke motornya. Kepalanya pening, yang ia butuhkana dalah merebahkan dirnya di kasur. Aneh juga fikir Rega, sudah lama sekali sejak terakhir kali kepalanya terasa sesakit ini.
Rega memakai helmnya kemudian segera menjalankan motornya menuju kostannya. Untunglah ia sampai ke kostnya dengan selamat. Pandangannya sudah mengabur, dengan langkah cepat ia memasuki kamarnya, bahkan tidak menyapa Erlan dan entah siapa yang duduk dengannya karena tidak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Ilusi
Fanfiction[Completed] Dia punya banyak mimpi yang ingin diwujudkan sebelum waktunya habis, aku adalah puncak mimpinya yang paling tinggi.