Song to Listen : Sunshine by The Panturas
"rindu sama orang yang belum pernah kita temui, somehow exist"
-SoreSore berjalan sambil memegangi ponselnya yang berisi pesan pesan dari Naren yang bertanya mengapa ia bisa sepagi itu bersama Genta. Sore sedikit misuh karenanya, pasalnya Narendra Lingga Adhi, kakak sepupunya yang walaupun seumuran itu overprotektif bukan main. Pernah sekali semasa SMA Sore menyukai kakak kelas, dan kakak kelas itu menyukai Sore juga, kalau saja Naren tidak menghalangi mungkin Sore sudah jadian dengannya, menyebalkan.
Setelah membalas pesan Naren yang kurang begitu penting lagi, Sore memasukkan ponselnya ke saku. Tak terasa ia sudah sampai di tempat kost barunya. Baru saja tangannya menyentuh pagar putih tinggi itu, tapi Sore sudah dikagetkan dengan sesosok yang sangat ia kenal.
Ayahnya, sedang duduk di bangku teras kostnya sambil memainkan ponselnya, tidak menyadari kehadiran Sore yang kini menatapnya kebingungan. Bukannya pria hampir tua yang pakai skinny jeans bolong bolong dan sweater rajut abu abu model oversize ini sedang dalam acara 'pundung'nya?
"punteun," kata Sore. (permisi)
Pria itu mendongak dari ponselnya kemudian memeluk anak semata wayangnya itu dengan erat. Sore sayang ayahnya, tapi setiap ayahnya menunjukkan afeksi di depan umum dengan lingkungan yang belum mengenal mereka, Sore suka sedikit takut. Sore takut disangka melakukan hal yang tidak tidak dengan lawan jenis, padahal pria ini ayahnya. Salahkan wajah dan cara berpakaian ayahnya yang sok muda itu.
"ih ayah ngapain sih, nanti digerebek," protes Sore sambil melepaskan pelukan ayahnya.
Pria itu mencebik, "kamu enggak kangen gitu sama ayah hah?" katanya penuh drama.
Sore memutar matanya malas. Ingatannya berputar pada saat acara kelulusan SMA, dimana ayahnya datang dengan setelan tuxedo hitam dengan motif mawar merah, mana pakai kemeja berkerah rendah pula. Langsung saja banyak rumor yang mengatakan kalau pria yang sebenarnya ayahnya ini adalah pacarnya, bahkan ada yang bilang Sore adalah simpanannya.
"kangen atuh, tapi nanti difitnah lagi hoream," kata Sore lalu duduk di kursi teras kostnya. (kangen dong, tapi nanti difitnah lagi males)
"Re," panggil ayahnya Sore pelan.
"apa?"
"kamu, beli gardenia, apa enggak mau kasih ke Ibu?"
Sore merutuki kebodohannya yang melupakan bahwa sedari tadi ia memegang bunga kesukaan ibunya itu. Sore tahu, segala yang mengingatkan ayahnya pada mendiang ibunya pasti sangat menyakitinya. Mungkin dulu semasa hidup ibunya, ayahnya ini pasti bucin garis keras, mengingat sepeninggal ibunya, ayahnya tidak sama sekali dekat dengan wanita lain, walaupun banyak yang mengantri jadi istrinya.
Bagaimana tidak, Sore sangat mengakui kalau ayahnya ini adalah orang yang hebat. Kalau ditanya siapa ayahnya, Sore akan dengan bangga mengenalkannya sebagai Wage Mahesa, gitaris dari band indie Selaksa Gita yang musiknya familiar di kalangan anak anak muda. Bahkan dulu, setelah tahu kalau Wage adalah ayahnya, banyak yang meminta tanda tangannya lewat Sore, bagaimana gadis itu tidak bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Ilusi
Fanfic[Completed] Dia punya banyak mimpi yang ingin diwujudkan sebelum waktunya habis, aku adalah puncak mimpinya yang paling tinggi.