Dibuat Bingung

416 92 53
                                    

Song to listen : April by Mondo Gascaro

"most memorable moment of my eighteen"-Sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"most memorable moment of my eighteen"
-Sore

Berkali kali Sore memukul mukul pelan tengkuknya untuk menghilangkan rasa pegal yang menyerangnya. Sudah dua jam ia duduk di perpustakaan untuk menyelesaikan tugasnya. Tugas membuat essay dengan tulisan tangan memang meresahkan. Sore berfikir, untuk apa Adam Osborne dan Alan Key merancang teknologi laptop jika tugas tugasnya masih harus ditulis menggunakan pulpen dan tangan.

Selain itu, Sore juga sengaja menyendiri di perpustakaan untuk menghindari kalau kalau Genta datang kembali ke fakultasnya. Emosi Sore masih belum stabil, apalagi kalau mengingat Nia. Jadi, ia memilih untuk sedikit menghindar, sebentar saja lagi sampai emosinya stabil.

Agak jahat memang karena kesannya Sore jadi menggantung Genta sekarang. Namun, daripada menyiksa dirinya di kemudian hari dengan penyesalan, Sore rasa hal ini adalah hal yang paling benar.

Ketika kaleng berwarna ungu berisi kopi rasa moka itu tersimpan di sampingnya, Sore mendongak sejenak. Ia mendapati Rega kini duduk di hadapannya sambil membaca buku dengan serius. Sore menghela nafas, kalau Rega ada di depannya, bisa bisa tugasnya tidak akan selesai. Tentu saja, ia akan lebih memilih memperhatikan wajah tampan itu dengan lamat dibanding tulisan tulisan yang membuatnya pusing.

"makasih Rega, anak baik hehehe" kata Sore sambil tersenyum kemudian membuka kaleng itu dan meminumnya.

"mau sampe kapan disini?" tanya Rega tanpa melepas pandangannya dari buku yang ia baca.

"sampe selesai," kata Sore kemudian melanjutkan tulisannya.

Rega melirik gadis itu sekilas, kemudian tersenyum tipis. Ekspresi serius gadis itu lucu, pipinya benar benar minta ditarik. Melihat kaleng kopi yang terletak di samping gadis itu, Rega dengan cepat memindahkannya. Tentu saja Rega ingat kalau gadis ini adalah manusia yang ceroboh. Bisa nangis darah Sore jika nanti kopi tadi tumpah mengenai tugas yang sudah ia kerjakan sejka ber jam jam yang lalu.

"loh?" kata Sore ketika menyadari kaleng kopinya dipindahkan oleh Rega.

"saya enggak mau ya lihat kamu nangis nangis kalau kopinya tumpah ke tugas kamu," kata Rega.

Aneh, perlakuan Rega barusan sangat sederhana, namun mampu membuat Sore benar benar tersipu. Wajahnya bakan terasa sangat panas sekarang. Hanya karena ingatan Rega mengenai hal kecil, kecerobohannya.

"iya, makasih ya Kanjeng Rega," kata Sore."

"Re,"

"hm,"

"nanti, anter saya latihan ya? Mau ya?"

Lagi lagi, Sore mengalihkan atensinya pada Rega. Berbeda dengan beberapa saat lalu, kali ini Rega berbicara sambil menatapnya. Kalau boleh, Sore mau teriak pada Rega agar tidak menatapnya seperti itu. Sore tidak mau menjadi gila di usia yang masih muda.

Kulminasi IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang