Song To Listen : Kukira Kau Rumah by Amigdala
"aku cuma pengganti"
-SoreKetika jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul empat sore, akhirnya Genta beranjak dari rebahannya kemudian mengambil hoodie hitamnya yang tergantung di kapstok kamarnya dan memakainya. Baru saja ia rebahan selama lima belas menit setelah mengerjakan tugas tugasnya, ia harus kembali ke kampus untuk rapat. Genta sedikitnye menyesali karena mengikuti organisasi yang ternyata sangat banyak menyita waktunya.
Genta keluar dari kamarnya, mendapati Erlan yang masih belum rampung mengerjakan tugasnya dan Naren yang sedang rebahan di karpet. Bersamaan dengan Genta yang mendudukan dirinya di sofa, Rega keluar dai kamarnya. Sudah rapi, seperti hendak pergi.
"latihan Re?" tanya Naren.
"iyalah tinggal tujuh hari lagi," kata Rega.
Ah Genta jadi ingat, malam ini ia akan menonton konser musik dengan Sore di sabuga. Dari kemarin, ia tidak bisa tidur karena jantungnya berdegup kencang. Rasanya, Genta mau waktu cepat cepat melompat ke pukul tujuh malam nanti. Genta menertawai dirinya, ia terlihat seperti anak kecil bukan?
"hayu Lan," ajak Genta.
"ah anjir urang sendirian dong," protes Naren.
"biasanya juga sendirian," kata Rega.
"enggak ah, gamau sendirian, urang mau ke si Laiv aja," kata Naren sambil beranjak dari tidurnya.
"kirain mau apelin Anya," kata Erlan yang tengah sibuk memebreskan tugas tugasnya yang sebenarnya belum selesai.
"weis, nanti dong malming, Anya nya lagi nugas dulu sekarang," kata Naren.
"saya duluan ya? Mas Tama suka marah marah kalo telat," kata Rega kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan ketiga temannya.
"yaudah atuh hayu Gen berangkat," ajak Erlan.
"hati hati euy," kata Naren.
Genta bersama Erlan kemudian beranjak meninggalkan kostan. Biasanya, Erlan akan minta dibonceng Genta, tapi hari ini tidak bisa. Setelah selesai rapat, Genta akan langsung pergi ke sabuga untuk menonton konser dengan Sore. Sepertinya Erlan pun akan pergi dengan Shei, sepertinya.
Sesampainya di kampus, Genta dan Erlan yang datang berbarengan langsung memasuki sekre kebanggan mereka. Genta melihat jam yang melingkar di tangannya, ada lima menit lagi sebelum rapat dimulai. Anak anak lain pun sudah berkumpul, tinggal menunggu Jefri yang sedang mengobrol dengan beberapa katingnya membuka rapat.
Kalau dilihat di jadwal, rapat kali ini akan membahas mengenai masa orientasi mahasiswa baru. Tidak terasa sudah hampir setahun Genta pergi dari ibukota ke pangkuan Bandung, dan selama itu juga Genta tidak pernah pulang. Toh di rumah besar milik keluarga Lazuardi itu, Genta tidak diharapkan, tidak akan ada yang merindukannya kecuali Nal, kucing kesayangan keluarga Lazuardi. Kucing yang selalu jadi pendengar tangis Genta di malam hari walaupun Nal tidak mengerti juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Ilusi
Fanfiction[Completed] Dia punya banyak mimpi yang ingin diwujudkan sebelum waktunya habis, aku adalah puncak mimpinya yang paling tinggi.