Berita Buruk

497 93 33
                                    

Song to listen : Teruntuk Jiwa yang Kupuja by Donne Maula dan Sheila Dara Aisha

Song to listen : Teruntuk Jiwa yang Kupuja by Donne Maula dan Sheila Dara Aisha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"buat kamu"
-Rega

Bau bahan kimia menyangat adalah hal yang pertama Rega sadari ketika ia membuka mata. Perlahan, kedua mata itu terbuka, menyesuaikan diri dengan cahaya terang dari atas kepalanya. Dari langit langit putih itu, ia sudah tahu dimana ia berada, tentu saja tempat yang jadi langganannya.

Berat di lengannya membuat ia menoleh ke sebelah kirinya. Senyumnya merekah ketika melihat gadis berambut gulali itu ada di sebelahnya, memeluknya dengan erat. Entah sejak kapan ia tidak sadarkan diri, dan entah sejak kapan juga gadis ini ada di sebelahnya.

Rega melihat ke arah jendela kamar rawatnya, langit di luar sudah memunculkan warna hitam. Apa mungkin, ia terbaring disini seharian. wajahnya memerah ketika mengingat kalau mungkin saja gadis ini sudah memeluknya seharian juga.

Kemarin, keadaan tubuhnya bisa dikata tidak baik, namun ia bersikukuh untuk datang ke konser malam itu. Konser itu sudah ia tunggu sejak lama dan ia sudah berlatih dengan keras untuk itu. Selain itu, Sore juga sudah sangat antusias untuk menontonnya, membuat Rega tak sampai hati jika harus membatalkannya.

Suara pintu kamar rawatnya yang terbuka membuat Rega menoleh, kemudian mengisyaratkan perawat yang baru saja datang ke kamarnya untuk diam dengan menaruh telunjuknya di bibir. Lagi lagi, fokusnya teralih pada Sore, ia tersenyum sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik gadis itu. Rega bahkan tidak menghiraukan perawat yang memasukkan obat ke dalam infusnya.

Jantung Rega berdetak berkali kali lebih cepat ketika gadis itu memeluknya lebih erat, membuat aroma bayi dari gadis itu sampai ke hidungnya, gemas, Rega mengusak rambut gadis itu dengan hidungnya. Hatinya sedari tadi berharap, kalau ia bisa selamanya begini.

"kenapa sakit?" kata Sore dengan mata terpejam.

"udah takdirnya," kata Rega kemudian tertawa.

Sore tidak menjawab, hanya mendekap Rega lebih erat lagi, seakan takut pemuda ini hilang dari dekapnya. Sore ingat kejadian hari itu, kejadian yang sempat membuat lututnya lemas, jantungnya berdegup dan air matanya turun tanpa henti. Hari dimana Rega tiba tiba saja terjatuh dengan banyak darah yang mengalir dari hidungnya.

Tentu saja Sore tahu, siang itu Sore berniat untuk mengunjungi Naren di tempat kostnya karena Bunda Adhi menitipkan beberapa camilan untuk anaknya itu. Sayangnya, ketika ia datang kesana hanya ada Erlan yang tengah mengerjakan tugasnya, jadi ia menunggu Naren disana sambil duduk dengan Erlan.

Lama ia menunggu, tapi ternyata Rega lah yang datang lebih dulu. Waktu itu, Rega tidak sama sekali menoleh ke arahnya, membuat Sore berfikir kalau pemuda itu masih ingin menjaga jarak dengannya. Namun, tiba tiba saja suara keras datang dari kamar Rega, dan ia dapati Rega dengan keadaan yang parah, darah dimana mana dan tersungkur di lantai.

Kulminasi IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang